BI: El Nino Pengaruhi Inflasi Sejak Lama
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyampaikan, fenomena El Nino berkepanjangan di Tanah Air mengakibatkan inflasi.
Menurut dia, El Nino sudah berdampak ke inflasi sejak lama, tepatnya sejak tahun 1997 silam, yang memengaruhi ketersediaan pangan nasional.
"Risiko El Nino cukup besar terhadap ketersediaan pangan, yang (akhirnya) berdampak ke inflasi," ujarnya di Jakarta, Selasa (4/8/2015).
Mantan bos Bank Mandiri ini menjelaskan bahwa dampak risiko El Nino ke inflasi sudah diperkirakan sejak awal tahun ini dan bank sentral telah melakukan koordinasi mengenai dampaknya bagi perekonomian.
"Sudah ikuti dari awal tahun risiko El Nino. BI memperhatikan dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah," jelas Agus.
Dia menambahkan, akibat dari El Nino adalah pasar secara strategis di Indonesia akan menjadi berkurang. Kendati demikian, BI optimistis, inflasi masih terjaga hingga akhir tahun.
"Inflasi masih bisa dijaga 4 plus minus 1%," pungkasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli sebesar 0,93%, atau sama dengan periode Juli tahun sebelumnya. Sementara inflasi kalendaer sebesar 1,90%, inflasi tahunan 7,26%, inflasi komponen inti Juli 0,34% dan inflasi inti tahun ke tahun 4,86%.
Menurut dia, El Nino sudah berdampak ke inflasi sejak lama, tepatnya sejak tahun 1997 silam, yang memengaruhi ketersediaan pangan nasional.
"Risiko El Nino cukup besar terhadap ketersediaan pangan, yang (akhirnya) berdampak ke inflasi," ujarnya di Jakarta, Selasa (4/8/2015).
Mantan bos Bank Mandiri ini menjelaskan bahwa dampak risiko El Nino ke inflasi sudah diperkirakan sejak awal tahun ini dan bank sentral telah melakukan koordinasi mengenai dampaknya bagi perekonomian.
"Sudah ikuti dari awal tahun risiko El Nino. BI memperhatikan dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah," jelas Agus.
Dia menambahkan, akibat dari El Nino adalah pasar secara strategis di Indonesia akan menjadi berkurang. Kendati demikian, BI optimistis, inflasi masih terjaga hingga akhir tahun.
"Inflasi masih bisa dijaga 4 plus minus 1%," pungkasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli sebesar 0,93%, atau sama dengan periode Juli tahun sebelumnya. Sementara inflasi kalendaer sebesar 1,90%, inflasi tahunan 7,26%, inflasi komponen inti Juli 0,34% dan inflasi inti tahun ke tahun 4,86%.
(rna)