Rumah Etnik yang Menarik dan Asri

Rabu, 05 Agustus 2015 - 09:02 WIB
Rumah Etnik yang Menarik...
Rumah Etnik yang Menarik dan Asri
A A A
Meski perkembangan desain hunian belakangan mengarah pada rumah modern dengan gaya minimalis, gaya etnik tetap tak bisa ditinggalkan. Desain bergaya etnik memiliki nuansa khas yang kental dengan kebudayaan tertentu yang akan membuat tempat tinggal tampak cantik dan unik.

Jika rumah dengan gaya modern atau kontemporer cenderung mengalami perubahan setiap tahunnya, rumah dengan gaya etnik justru tak tergantikan. Meski terlihat kuno, di situlah justru letak keindahannya.

Bahkan, sesuatu yang terlihat kuno malah memiliki nilai yang lebih tinggi dan sangat disukai orang-orang penggila seni. Gaya ini didasarkan pada adaptasi unsur tradisional yang berlatar belakang budaya.

Begitu juga dengan etnik Indonesia yang berisi banyak kebudayaan dan kultur sukusuku di Indonesia. Gaya etnik sendiri kerap diaplikasikan pada arsitektur dan interior sebuah rumah, sekaligus untuk melestarikan nilai tradisi suatu daerah tertentu.

Rumah bergaya etnik Indonesia adalah rumah yang mengandung unsur etnik Indonesia. Bisa berupa desain arsitektur atau finishing -nya. Bisa juga berupa benda, furnitur, maupun unsur dekoratif lainnya.

Boleh dibilang unsur-unsur etnik tersebut tadinya berada di rumah-rumah tradisional zaman dahulu yang kemudian menjadi tradisi dan diproduksi dalam jumlah banyak. Di Jawa misalnya, kita mengenal desain rumah dengan gaya joglo. Rumah panggung dari Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

Ada juga rumah gaya Bali, Betawi, Padang serta Batak. Masing-masing bentuk rumah tinggal tersebut berbeda, baik dari segi desain, gaya, maupun ornamen yang melengkapi gaya rumah tersebut.

Menurut arsitek Annahape dari Annahape Studio, mengolah dan menerapkan corak arsitektur tradisional Indonesia, lalu menjadi langgam arsitektur rumah, bukan perkara mudah. Langkah ini tidak bisa instan.

“Kalau kita tak ingin menjadikannya sekadar tempelan,” tuturnya. Adapun yang pertama perlu dilakukan, lanjut dia, ialah mempelajari betul latar belakang tumbuhnya corak-corak arsitektur tradisional tersebut. Kedua, aspek fungsional perlu menjadi panglima penentu atas elemen-elemen arsitektur tradisional yang hendak dijadikan bagian dari arsitektur rumah.

Ketiga, kombinasi antara langgam tradisional dan corak Indonesia kontemporer amat mungkin dilakukan meskipun tingkat kompleksitas dalam perwujudannya boleh jadi lebih tinggi. Keempat, sebagai inspirasi yang tak pernah kering, corak arsitektur tradisional Indonesia perlu diakrabi terus-menerus.

“Misalnya lewat pendokumentasian, baik visual maupun tertulis. Atau cara lain yang mungkin,” sebut Annahape. Dalam menerapkan gaya etnik, tentu saja Anda harus pandai-pandai menempatkan unsur etnik ini dalam rumah sehingga padu dengan dominasi gaya utama rumah tersebut.

Selain itu, sebagai manusia berbudaya, alangkah baiknya mengetahui nilai budaya unsur etnik tersebut sehingga ketika memindahkan elemennya ke dalam rumah, tidak dianggap melanggar tradisi nenek moyang. Karya-karya arsitektur etnik dibuat atas dasar tradisi kelompok masyarakat pembuatnya.

Tradisi itu sangat kental dengan nilai-nilai normatif sejak zaman nenek moyang, serta memiliki sanksi bagi yang melanggar. Selain perilaku dan tindakan, cara mendirikan bangunan juga termasuk dalam aturan-aturan tersebut.

Pembuatnya haruslah orang yang dipilih masyarakatnya karena dinilai pantas, pandai, dan memiliki keahlian. Kepandaiannya termasuk menguasai pengetahuan tentang alam semesta dan perwujudannya di dunia dalam bentuk seni dan teknik bangunan.

Hal ini berbeda dengan konsep gaya rumah modern yang lebih bebas dan tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu yang berlaku di masyarakat setempat. Konsep rumah modern lebih mengarah pada konsep fungsional, yang menempatkan unsur-unsur bagian rumah disesuaikan dengan fungsinya yang ada.

Selain itu, pengaturan ruangan yang ada juga mengikuti selera pemiliknya atau konsep yang sudah ada. Memasukkan tren etnik dalam rumah tinggal bisa juga dilakukan dengan menambah unsur-unsur tradisional ke dalam hunian.

Rendra Hanggara
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0562 seconds (0.1#10.140)