Pertamina Bingung Bangun Kilang karena Rugi Terus
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) bingung untuk membangun kilang yang nilai investasinya mencapai miliaran dolar Amerika Serikat (USD). Pasalnya, hingga saat ini perusahaan rugi terus menjual premium di bawah harga keekonomian.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menyampaikan, perusahaan yang baik selalu menumpuk keuntungan untuk melakukan ekspansi. Sementara Pertamina justru mencatat kerugian mencapai Rp12,5 triliun sepanjang tahun ini.
"Bagaimana bisa bangun kilang kalau rugi terus? Sementara satu kilang USD20 miliar," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/8/2015).
Namun, pria yang akrab disapa Abe ini mengatakan bahwa masyarakat tetap menuntut Pertamina membangun kilang di tengah kondisi keuangan yang sulit.
"Kita rugi Rp80 miliar/hari, keuangan Pertamina susah. Masyarakat tuntut punya kilang hebat seperti Singapura yang sehari punya 1,3 juta barel produksi," jelas dia.
Di tempat yang sama, pengamat energi Marwan Batubara menuntut pemerintah mengambil kebijakan soal harga bahan bakar minyak (BBM) secara komprehensif dan konsisten.
"Saya juga sering menyampaikan aspek politik dikurangi. Kemudian transparansi dijalankan. Selanjutnya pilih sistem subsidi paling tepat yang langsung tepat sasaran," pungkasnya.
Baca:
Pertamina Jual Premium Rugi Rp80 Miliar/Hari
Pertamina Tunda Pangkas Harga Premium Akibat USD Perkasa
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menyampaikan, perusahaan yang baik selalu menumpuk keuntungan untuk melakukan ekspansi. Sementara Pertamina justru mencatat kerugian mencapai Rp12,5 triliun sepanjang tahun ini.
"Bagaimana bisa bangun kilang kalau rugi terus? Sementara satu kilang USD20 miliar," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/8/2015).
Namun, pria yang akrab disapa Abe ini mengatakan bahwa masyarakat tetap menuntut Pertamina membangun kilang di tengah kondisi keuangan yang sulit.
"Kita rugi Rp80 miliar/hari, keuangan Pertamina susah. Masyarakat tuntut punya kilang hebat seperti Singapura yang sehari punya 1,3 juta barel produksi," jelas dia.
Di tempat yang sama, pengamat energi Marwan Batubara menuntut pemerintah mengambil kebijakan soal harga bahan bakar minyak (BBM) secara komprehensif dan konsisten.
"Saya juga sering menyampaikan aspek politik dikurangi. Kemudian transparansi dijalankan. Selanjutnya pilih sistem subsidi paling tepat yang langsung tepat sasaran," pungkasnya.
Baca:
Pertamina Jual Premium Rugi Rp80 Miliar/Hari
Pertamina Tunda Pangkas Harga Premium Akibat USD Perkasa
(rna)