Laba Bersih BNI Syariah Tumbuh 50,33%
A
A
A
JAKARTA - BNI Syariah hingga enam bulan pertama tahun ini mencatat laba bersih Rp99,94 miliar atau meningkat 50,33% dibanding periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp66,48 miliar.
Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan, kinerja keuangan yang tumbuh terlihat dari total aset naik,19% dari sebelumnya Rp17,35 triliun di 2014 menjadi Rp20,85 triliun hingga Juni 2015. ”Pertumbuhan ini didorong antara lain pembiayaan yang naik sebesar 25,24% menjadi Rp16,74 triliun. Periode sebelumnya pembiayaan hanya mencapai Rp13,37 triliun. Sedangkan, dana masyarakat (DPK) tumbuh sebesar 28,22% menjadi Rp17,32 triliun,” ujar Dinno dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Dia mengungkapkan, pembiayaan perseroan sebagian besar ditopang pembiayaan cabang reguler meliputi pembiayaan konsumtif 53,17%. Kemudian, diikuti oleh pembiayaan produktif UKM 22,07%, selanjutnya disusul oleh pembiayaan komersial 16,15%, pembiayaan mikro 6,3% dan pembiayaan kartu Hasanah Card 2,29%. ”Pembiayaan konsumtif didominasi oleh pembiayaan Griya iB Hasanah yaitu dengan komposisi 84,07%,” jelasnya. Namun, pertumbuhan pembiayaan tetap dilakukan dengan hati-hati agar kualitas pembiayaan dapat tetap terjaga dengan baik.
Pembiayaan pada sektor griya sebagai sektor yang mendorong pertumbuhan pembiayaan tetap dilakukan dominan pada segmen first home buyer dan dengan range harga rumah berkisar Rp200 juta hingga Rp500 juta.
Hafid fuad
Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan, kinerja keuangan yang tumbuh terlihat dari total aset naik,19% dari sebelumnya Rp17,35 triliun di 2014 menjadi Rp20,85 triliun hingga Juni 2015. ”Pertumbuhan ini didorong antara lain pembiayaan yang naik sebesar 25,24% menjadi Rp16,74 triliun. Periode sebelumnya pembiayaan hanya mencapai Rp13,37 triliun. Sedangkan, dana masyarakat (DPK) tumbuh sebesar 28,22% menjadi Rp17,32 triliun,” ujar Dinno dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Dia mengungkapkan, pembiayaan perseroan sebagian besar ditopang pembiayaan cabang reguler meliputi pembiayaan konsumtif 53,17%. Kemudian, diikuti oleh pembiayaan produktif UKM 22,07%, selanjutnya disusul oleh pembiayaan komersial 16,15%, pembiayaan mikro 6,3% dan pembiayaan kartu Hasanah Card 2,29%. ”Pembiayaan konsumtif didominasi oleh pembiayaan Griya iB Hasanah yaitu dengan komposisi 84,07%,” jelasnya. Namun, pertumbuhan pembiayaan tetap dilakukan dengan hati-hati agar kualitas pembiayaan dapat tetap terjaga dengan baik.
Pembiayaan pada sektor griya sebagai sektor yang mendorong pertumbuhan pembiayaan tetap dilakukan dominan pada segmen first home buyer dan dengan range harga rumah berkisar Rp200 juta hingga Rp500 juta.
Hafid fuad
(ars)