Dampak El Nino, Produksi Pangan Terancam

Jum'at, 07 Agustus 2015 - 10:13 WIB
Dampak El Nino, Produksi Pangan Terancam
Dampak El Nino, Produksi Pangan Terancam
A A A
JAKARTA - Kekeringan akibat dampak El Nino yang diprediksi terjadi Agustus- Desember diprediksi bakal memengaruhi stok dan produksi pangan nasional. El Nino diperkirakan menyebabkan paceklik hingga awal tahun depan.

Deputi Bidang Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Adi Lumaksono mengatakan, dampak El Nino jika terus terasa hingga Oktober, akan berpengaruh terhadap produksi padi pada 2016. Demi mencegah krisis beras di musim paceklik pada awal tahun 2016, Adi meminta Bulog memperkuat stok.

Idealnya, kata dia, di akhir tahun Bulog memiliki stok antara 2 juta hingga 2,5 juta ton beras. ”Cadangan harus diperkuat di akhir tahun ini. Sekarang ini yang ada di Bulog cadangan 1,5 juta ton, dan nanti di akhir tahun cadangan harus 2-2,5 juta ton untuk antisipasi (paceklik) pada awal tahun berikutnya,” kata Adi seusai rapat koordinasi (rakor) membahas dampak El Nino di Jakarta kemarin.

Terkait dengan itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan dana cadangan sebesar Rp3,5 triliun untuk pemenuhan beras bagi masyarakat. Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan, dana ini rencananya untuk penambahan cadangan beras pemerintah (CBP). Namun, persetujuan dana itu masih harus menunggu izin presiden.

”Kita punya dana cadangan Rp1,5 triliun untuk CBP dan Rp2 triliun untuk cadangan stabilisasi harga. Tapi, belum diputuskan karena mau dibawa ke presiden dan arahan menko (menteri koordinator bidang perekonomian),” kata Askolani. Implementasi dan regulasi soal dana tersebut akan diputuskan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil akan menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang akan melanjutkan ke menteri keuangan.

Sejauh ini kesiapan dana Rp1,5 triliun sudah diurus semua dokumennya, sehingga tinggal melakukan finalisasi. ”Secepatnya, kami usahakan pada minggu pertama Agustus, anggaran cadangan ini bisa selesai dan siap digunakan,” ucapnya. Menurut Askolani, dana dana itu akan dipakai untuk mengantisipasi keamanan stok beras di Bulog. Ia menjelaskan bahwa fokus dana di periode pertama hanya untuk stok beras.

Jika memang masih dirasa kurang, maka dana periode kedua dapat dialokasikan juga untuk kebutuhan yang sama. Di sisi lain, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa persiapan dana cadangan memang dirasa perlu karena sudah ada prediksi wilayah paling parah yang akan dilanda kekeringan. ”Kita perlu waspada dengan beberapa daerah di Pulau Jawa dan juga di wilayah Timur seperti Bojonegoro, Indramayu, Demak, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan,” ujarnya.

Selain antisipasi dari segi dana, Kementan mengklaim telah menyiapkan strategi lainnya. Menurut dia, pihaknya sudah membangun irigasi tersier 1,3 juta hektare, lalu membangun 1.000 waduk, dan memberikan bantuan pengiriman pompa air sebanyak 21.000 unit ke berbagai daerah. Tidak hanya itu, ada pula target pembuatan 1.000 sumur dangkal di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang pembangunannya sudah terealisasi mencapai 330 unit.

Terkait opsi impor beras dalam rangka antisipasi skenario terburuk dampak El Nino, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan bahwa keputusan mengenai hal itu masih harus menunggu data terkini di lapangan. ”Impor adalah keputusan presiden setelah melihat data-data nanti,” tegasnya.

Rabia edra almira
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6445 seconds (0.1#10.140)