Festival Mutiara Targetkan Transaksi Rp25 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Pameran tahunan Festival Mutiara Indonesia atau Indonesia Pearl Festival (IPF) 2015 menargetkan transaksi senilai Rp20-25 miliar.
Lelang mutiara juga akan dilakukan perdana di IPF ke-5 ini. Direktur Pengembangan Produk Nonkonsumsi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Maman Hermawan mengatakan, selain transaksi perdagangan riil saat pameran, biasanya vendor mutiara dan pembeli juga melakukan kontrak-kontrak penjualan.
”Jadi, nilai transaksinya bisa lebih besar dari target, bisa mencapai Rp30 miliar,” ujarnya di Jakarta akhir pekan lalu. PenyelenggaraanIPF2015di Grand Indonesia Jakarta pada 14-18Oktobermerupakanhasil kerja sama KKP dengan Asosiasi Budi Daya Mutiara Indonesia (Asbumi) dan Yayasan Mutiara Laut Indonesia (YMLI). Ajang kelima kalinya ini mengambil tema ”Discover The Exotic East Indonesia” dengan mengangkat Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu daerah penghasil mutiara laut selatan atau South Sea Pearl (SSP).
”IPF ini dalam rangka mempromosikan dan penguatan branding mutiara Indonesia sekaligus mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan mutu mutiara Indonesia,” ujarnya. Maman mengungkapkan, Indonesia merupakan penghasil mutiara terbesar di dunia untuk jenis SSP yaitu 43% dari produksi dunia, disusul Australia sebanyak 38%.
Ketua Bidang Standar Mutu Asbumi Nellia Suhaimi mengatakan, harga mutiara di dunia yang sempat turun saat ini sudah membaik dengan kisaran harga lelang USD23 per gram. Perbaikan ini antara lain didorong meningkatnya permintaan pasar China dan Amerika. Nellia membenarkan bahwa mutiara Indonesia lebih banyak dihargai di luar negeri dibanding dalam negeri sendiri.
Inda susanti
Lelang mutiara juga akan dilakukan perdana di IPF ke-5 ini. Direktur Pengembangan Produk Nonkonsumsi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Maman Hermawan mengatakan, selain transaksi perdagangan riil saat pameran, biasanya vendor mutiara dan pembeli juga melakukan kontrak-kontrak penjualan.
”Jadi, nilai transaksinya bisa lebih besar dari target, bisa mencapai Rp30 miliar,” ujarnya di Jakarta akhir pekan lalu. PenyelenggaraanIPF2015di Grand Indonesia Jakarta pada 14-18Oktobermerupakanhasil kerja sama KKP dengan Asosiasi Budi Daya Mutiara Indonesia (Asbumi) dan Yayasan Mutiara Laut Indonesia (YMLI). Ajang kelima kalinya ini mengambil tema ”Discover The Exotic East Indonesia” dengan mengangkat Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu daerah penghasil mutiara laut selatan atau South Sea Pearl (SSP).
”IPF ini dalam rangka mempromosikan dan penguatan branding mutiara Indonesia sekaligus mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan mutu mutiara Indonesia,” ujarnya. Maman mengungkapkan, Indonesia merupakan penghasil mutiara terbesar di dunia untuk jenis SSP yaitu 43% dari produksi dunia, disusul Australia sebanyak 38%.
Ketua Bidang Standar Mutu Asbumi Nellia Suhaimi mengatakan, harga mutiara di dunia yang sempat turun saat ini sudah membaik dengan kisaran harga lelang USD23 per gram. Perbaikan ini antara lain didorong meningkatnya permintaan pasar China dan Amerika. Nellia membenarkan bahwa mutiara Indonesia lebih banyak dihargai di luar negeri dibanding dalam negeri sendiri.
Inda susanti
(ars)