Menperin: Energi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Aktivitas industri di Tanah Air sejauh ini menyerap hampir setengah energi nasional. Energi juga telah menjadi penggerak kelangsungan industri yang menghasilkan devisa dan lapangan kerja.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menegaskan, posisi sentral energi tersebut mendorong perubahan paradigma.
"Energi jangan lagi dipandang sebagai komoditas semata, energi tidak lagi sesuatu yang diperdagangkan begitu saja melainkan diperlakukan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi," kata Saleh pada Sidang Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ke-15 di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Menurutnya, jika energi sebagai pendorong maka energi merupakan modal pembangunan untuk pengolahan dan meningkatkan nilai tambah. Pendapatan negara pun bergeser dari sebelumnya di hulu dan lantas dituai di hilir.
"Misalnya gas, jika pasokan dan harganya lebih sesuai harapan pelaku bisnis manufaktur, maka produksi akan meningkat, lapangan kerja bertambah dan tentu saja efisiensi yang mendongkrak daya saing. Belum lagi ada pendapatan dari pajak," ujarnya.
Menperin juga mengungkapkan, sektor industri merupakan pengguna energi terbesar, kurang lebih sekitar 42% atau 46,5 MTOE dari total konsumsi energi secara nasional (baik berupa bahan bakar maupun feedstock).
Diperkirakan kebutuhan energi sektor industri pada 2035 sebesar 151 MTOE, dengan bauran energi terbesarnya adalah gas (39%). Sayangnya, ada beberapa kendala di industri untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Terutama, sulitnya memperoleh pasokan energi gas dengan biaya murah dan efisien serta terbatasnya infrastruktur listrik yang dibutuhkan kawasan industri.
Komponen Lokal
Kementerian Perindustrian juga menekankan peningkatan partisipasi komponen produksi lokal (local content) untuk Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
"Salah satu langkahnya yaitu pada proyek transmisi listrik 46 ribu km, komponennya diharapkan berasal dari industri nasional seperti baja pada tower, kabel dan komponen lainnya," tutur Menperin.
Sementara terkait dengan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk produk industri automotif, Saleh Husin mengingatkan penyediaan fasilitas pendukung.
"Yang paling utama yaitu harus didahulukan ketersediaan infrastruktur energi yaitu stasiun pengisian bahan bakar gas atau SPBG. Bukan hanya disediakan di kota besar tetapi merata di seluruh pelosok Tanah Air," ujarnya.
Turut hadir pada Sidang Anggota DEN tersebut Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Sekjen DEN Satry Nugraha dan anggota Dewan Energi Nasional seperti Tumiran, Rinaldy Dalimi dan Sonny Keraf.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menegaskan, posisi sentral energi tersebut mendorong perubahan paradigma.
"Energi jangan lagi dipandang sebagai komoditas semata, energi tidak lagi sesuatu yang diperdagangkan begitu saja melainkan diperlakukan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi," kata Saleh pada Sidang Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ke-15 di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Menurutnya, jika energi sebagai pendorong maka energi merupakan modal pembangunan untuk pengolahan dan meningkatkan nilai tambah. Pendapatan negara pun bergeser dari sebelumnya di hulu dan lantas dituai di hilir.
"Misalnya gas, jika pasokan dan harganya lebih sesuai harapan pelaku bisnis manufaktur, maka produksi akan meningkat, lapangan kerja bertambah dan tentu saja efisiensi yang mendongkrak daya saing. Belum lagi ada pendapatan dari pajak," ujarnya.
Menperin juga mengungkapkan, sektor industri merupakan pengguna energi terbesar, kurang lebih sekitar 42% atau 46,5 MTOE dari total konsumsi energi secara nasional (baik berupa bahan bakar maupun feedstock).
Diperkirakan kebutuhan energi sektor industri pada 2035 sebesar 151 MTOE, dengan bauran energi terbesarnya adalah gas (39%). Sayangnya, ada beberapa kendala di industri untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Terutama, sulitnya memperoleh pasokan energi gas dengan biaya murah dan efisien serta terbatasnya infrastruktur listrik yang dibutuhkan kawasan industri.
Komponen Lokal
Kementerian Perindustrian juga menekankan peningkatan partisipasi komponen produksi lokal (local content) untuk Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
"Salah satu langkahnya yaitu pada proyek transmisi listrik 46 ribu km, komponennya diharapkan berasal dari industri nasional seperti baja pada tower, kabel dan komponen lainnya," tutur Menperin.
Sementara terkait dengan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk produk industri automotif, Saleh Husin mengingatkan penyediaan fasilitas pendukung.
"Yang paling utama yaitu harus didahulukan ketersediaan infrastruktur energi yaitu stasiun pengisian bahan bakar gas atau SPBG. Bukan hanya disediakan di kota besar tetapi merata di seluruh pelosok Tanah Air," ujarnya.
Turut hadir pada Sidang Anggota DEN tersebut Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Sekjen DEN Satry Nugraha dan anggota Dewan Energi Nasional seperti Tumiran, Rinaldy Dalimi dan Sonny Keraf.
(izz)