Bulog Cari Pinjaman Rp750 Miliar untuk Impor Sapi
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) akan mencari pinjaman sekitar Rp750 miliar untuk melakukan impor sapi sebanyak 50.000 ekor. Impor akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti menuturkan, total dana yang dibutuhkan untuk importasi sapi tersebut tidak akan diperolehnya dari dana pemerintah. Pihaknya akan mencari sumber dana sendiri melalui pinjaman.
"Hitungan kasarnya Rp750 miliar. Tapi detailnya itu harus clear. Sementara saya tidak ingin membebani pemerintah dengan duit lagi. Biarlah saya cari uang di luar, cari uang komersial. Itu hitungannya sepanjang turn over-nya cepat, saya kira beban bunga untuk kita tidak terlalu besar," katanya di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/8/2015) malam.
Djarot mengungkapkan, Bulog akan melakukan penjajakan dengan Australia dan New Zealand terkait rencana importasi sapi tersebut. Saat ini, Indonesia masih belum memiliki pilihan negara lain untuk impor sapi selain kedua negara tersebut.
"Oh, belum lah (penjajakan baru dengan negara lain), wong pemerintah belum keluarkan izin itu dan itu memang untuk jangka pendek," imbuh dia.
Mantan Direktur BRI ini menambahkan, stok daging sapi di gudang saat ini sekitar 90 ton, sementara stok sapi secara equivalent tonase-nya sekitar 100 ton.
"Stok daging sapi ada dua jenis. Satu daging segar dan satu frozen yang sudah ada di gudang kurang lebih 90 ton dan yang masih dalam bentuk sapi berdiri, equivalent tonase-nya kurang lebih 100 ton," ungkapnya.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti menuturkan, total dana yang dibutuhkan untuk importasi sapi tersebut tidak akan diperolehnya dari dana pemerintah. Pihaknya akan mencari sumber dana sendiri melalui pinjaman.
"Hitungan kasarnya Rp750 miliar. Tapi detailnya itu harus clear. Sementara saya tidak ingin membebani pemerintah dengan duit lagi. Biarlah saya cari uang di luar, cari uang komersial. Itu hitungannya sepanjang turn over-nya cepat, saya kira beban bunga untuk kita tidak terlalu besar," katanya di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/8/2015) malam.
Djarot mengungkapkan, Bulog akan melakukan penjajakan dengan Australia dan New Zealand terkait rencana importasi sapi tersebut. Saat ini, Indonesia masih belum memiliki pilihan negara lain untuk impor sapi selain kedua negara tersebut.
"Oh, belum lah (penjajakan baru dengan negara lain), wong pemerintah belum keluarkan izin itu dan itu memang untuk jangka pendek," imbuh dia.
Mantan Direktur BRI ini menambahkan, stok daging sapi di gudang saat ini sekitar 90 ton, sementara stok sapi secara equivalent tonase-nya sekitar 100 ton.
"Stok daging sapi ada dua jenis. Satu daging segar dan satu frozen yang sudah ada di gudang kurang lebih 90 ton dan yang masih dalam bentuk sapi berdiri, equivalent tonase-nya kurang lebih 100 ton," ungkapnya.
(rna)