BRI Optimistis Kredit Tetap Tumbuh
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) meyakini melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak berdampak pada portofolio kredit perseroan.
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengatakan, perseroan sebelumnya melakukan tes kekuatan nasabah (stressed test ) untuk melihat sebagaimana pengaruh terhadap gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dari hasil tes tersebut, nasabah BRI dinilai masih dalam level aman.
”Yang terpenting adalah kondisi internal dari perbankan, tidak hanya dolar AS, tapi juga seluruh mata uang termasuk euro dan yuan. Melalui stressed test bisa terlihat apakah nasabah kuat menghadapi fluktuasi. Hasilnya, nasabah kami masih dalam level aman,” kata Asmawi seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, kemarin.
Lebih jauh dia menjelaskan, sebagian besar kreditur BRI merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang pinjaman menggunakan mata uang rupiah. Dengan demikian, portofolio kredit perusahaan masih terjaga dan tidak berdampak dengan fluktuasi nilai mata uang rupiah. ”Kreditur kami hampir seluruhnya merupakan unit usaha kecil dan UMKM, mereka tidak mengajukan pinjaman dalam bentuk dolar AS ataupun mata uang asing lainnya, jadi portofolio kredit kita masih tetap terjaga,” paparnya.
Dalam mengadakan stressed test terhadap nasabahnya, menurut Asmawi, BRI juga turut menanyakan dampak pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap mitra dagang kreditur. Dari hasil tes tersebut, kreditur BRI yang melakukan impor jumlahnya juga tidak terlalu besar sehingga dampaknya masih belum mengkhawatirkan.
”Kami juga menanyakan bagaimana kaitan bisnis nasabah terhadap harga komoditas, yang melemah. Selain itu, juga kebijakan pemerintah dari dalam dan luar negeri. Hasilnya tidak ada yang mengkhawatirkan,” jelas Asmawi.
Di tempat yang sama, Wakil Direktur Utama Bank BRI Sunarso menambahkan, portofolio sektor mikro perseroan tidak ada yang melakukan ekspor dan tidak ada yang melakukan pinjaman dengan mata uang dolar AS. Dengan demikian, perseroan tetap optimistis portofolio kredit akan tetap tumbuh di atas industri.
”Nasabah BRI masih di usaha mikro dan mereka tidak melakukan ekspor atau pinjaman dolar AS, sinyalnya portofolio cukup besar dan mikro tumbuh 15% atau di atas pertumbuhan industri,” harap dia. Ke depan perseroan juga masih akan tetap fokus pada kreditur UMKM. Pelaku usaha kecil dan menengah dari segi aset dinilai lebih produktif, tapi di sisi lain lebih baik dari segi liabilitas.
Dalam RUPSLB tersebut, BRI sepakat mengubah susunan Dewan Direksi Perseroan. Rapat tersebut dihadiri pemegang saham yang mewakili 83,05% dari jumlah saham yang dikeluarkan. Para pemegang saham BRI menyetujui pemberhentian Djarot Kusumayakti sebagai direktur usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BRI sejak 8 Juni 2015.
Sebelumnya, awal Juni2015, PemerintahRI melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menetapkan Djarot Kusumayakti sebagai direktur utama Bulog. Para pemegang saham juga menyetujui Kuswiyoto menjadi direktur BRI yang sebelumnya menjabat sebagai pemimpin wilayah BRI Jakarta I.
Pengangkatan berlaku setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test ) serta memenuhi peraturan perundangundangan yang berlaku.
Heru febrianto
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengatakan, perseroan sebelumnya melakukan tes kekuatan nasabah (stressed test ) untuk melihat sebagaimana pengaruh terhadap gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dari hasil tes tersebut, nasabah BRI dinilai masih dalam level aman.
”Yang terpenting adalah kondisi internal dari perbankan, tidak hanya dolar AS, tapi juga seluruh mata uang termasuk euro dan yuan. Melalui stressed test bisa terlihat apakah nasabah kuat menghadapi fluktuasi. Hasilnya, nasabah kami masih dalam level aman,” kata Asmawi seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, kemarin.
Lebih jauh dia menjelaskan, sebagian besar kreditur BRI merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang pinjaman menggunakan mata uang rupiah. Dengan demikian, portofolio kredit perusahaan masih terjaga dan tidak berdampak dengan fluktuasi nilai mata uang rupiah. ”Kreditur kami hampir seluruhnya merupakan unit usaha kecil dan UMKM, mereka tidak mengajukan pinjaman dalam bentuk dolar AS ataupun mata uang asing lainnya, jadi portofolio kredit kita masih tetap terjaga,” paparnya.
Dalam mengadakan stressed test terhadap nasabahnya, menurut Asmawi, BRI juga turut menanyakan dampak pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap mitra dagang kreditur. Dari hasil tes tersebut, kreditur BRI yang melakukan impor jumlahnya juga tidak terlalu besar sehingga dampaknya masih belum mengkhawatirkan.
”Kami juga menanyakan bagaimana kaitan bisnis nasabah terhadap harga komoditas, yang melemah. Selain itu, juga kebijakan pemerintah dari dalam dan luar negeri. Hasilnya tidak ada yang mengkhawatirkan,” jelas Asmawi.
Di tempat yang sama, Wakil Direktur Utama Bank BRI Sunarso menambahkan, portofolio sektor mikro perseroan tidak ada yang melakukan ekspor dan tidak ada yang melakukan pinjaman dengan mata uang dolar AS. Dengan demikian, perseroan tetap optimistis portofolio kredit akan tetap tumbuh di atas industri.
”Nasabah BRI masih di usaha mikro dan mereka tidak melakukan ekspor atau pinjaman dolar AS, sinyalnya portofolio cukup besar dan mikro tumbuh 15% atau di atas pertumbuhan industri,” harap dia. Ke depan perseroan juga masih akan tetap fokus pada kreditur UMKM. Pelaku usaha kecil dan menengah dari segi aset dinilai lebih produktif, tapi di sisi lain lebih baik dari segi liabilitas.
Dalam RUPSLB tersebut, BRI sepakat mengubah susunan Dewan Direksi Perseroan. Rapat tersebut dihadiri pemegang saham yang mewakili 83,05% dari jumlah saham yang dikeluarkan. Para pemegang saham BRI menyetujui pemberhentian Djarot Kusumayakti sebagai direktur usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BRI sejak 8 Juni 2015.
Sebelumnya, awal Juni2015, PemerintahRI melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menetapkan Djarot Kusumayakti sebagai direktur utama Bulog. Para pemegang saham juga menyetujui Kuswiyoto menjadi direktur BRI yang sebelumnya menjabat sebagai pemimpin wilayah BRI Jakarta I.
Pengangkatan berlaku setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test ) serta memenuhi peraturan perundangundangan yang berlaku.
Heru febrianto
(bbg)