Stok Melemah, Harga Minyak Dunia Stabil
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia stabil pada Kamis pagi, didukung oleh melemahnya stok minyak Amerika Serikat (AS) dan prospek permintaan, namun di tengah kekhawatiran atas ekonomi China yang terus membebani.
Minyak mentah AS susut 1,7 juta barel pada pekan lalu, setidaknya membantu menghentikan penurunan harga yang telah berlangsung sejak Mei. Minyak AS dan Brent telah kehilangan lebih dari seperempat dari nilainya.
Pernyataan dari Badan Energi Internasional (IEA) pada Rabu mengenai pandangan bahwa harga minyak akan menguat juga mendukung kenaikan harga.
Minyak mentah AS diperdagangkan USD43,27/barel pada pukul 08.37 WIB, turun 3 sen dari penutupan hari sebelumnya. Sementara minyak Brent naik 5 sen menjadi USD49,71/barel.
"Harga pulih semalam setelah turun, didukung oleh pengumuman IEA dan melemahnya USD," kata ANZ Bank, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (13/8/2015).
IEA menyatakan, pertumbuhan permintaan minyak global pada 2015 akan menjadi terkuat dalam lima tahun terakhir, meskipun akan membuat banjir pasokan global akan berlangsung hingga tahun depan.
Namun para analis mengatakan, ada beberapa keraguan mengenai perkiraan permintaan yang bullish, terutama di Asia, di mana ekonomi China menunjukkan tanda-tanda meningkatnya pelemahan, dengan devaluasi mata uang yuan berpotensi mengurangi permintaan impor bahan bakar.
Permintaan minyak China turun pada Juli dari bulan sebelumnya di tengah penurunan berkelanjutan dalam penjualan kendaraan di negara itu, yang bisa mematikan pertumbuhan lebih lanjut pada paruh kedua 2015.
China mengonsumsi minyak sekitar 10,12 juta barel per hari (bph) pada Juli, turun lebih dari 4% dari Juni, meskipun konsumsi naik dari 9,72 juta bph tahun lalu.
Sementara penjualan mobil China turun 7,1% pada Juli dari tahun sebelumnya, penurunan bulanan berturut-turut dan terbesar sejak Februari 2013.
Minyak mentah AS susut 1,7 juta barel pada pekan lalu, setidaknya membantu menghentikan penurunan harga yang telah berlangsung sejak Mei. Minyak AS dan Brent telah kehilangan lebih dari seperempat dari nilainya.
Pernyataan dari Badan Energi Internasional (IEA) pada Rabu mengenai pandangan bahwa harga minyak akan menguat juga mendukung kenaikan harga.
Minyak mentah AS diperdagangkan USD43,27/barel pada pukul 08.37 WIB, turun 3 sen dari penutupan hari sebelumnya. Sementara minyak Brent naik 5 sen menjadi USD49,71/barel.
"Harga pulih semalam setelah turun, didukung oleh pengumuman IEA dan melemahnya USD," kata ANZ Bank, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (13/8/2015).
IEA menyatakan, pertumbuhan permintaan minyak global pada 2015 akan menjadi terkuat dalam lima tahun terakhir, meskipun akan membuat banjir pasokan global akan berlangsung hingga tahun depan.
Namun para analis mengatakan, ada beberapa keraguan mengenai perkiraan permintaan yang bullish, terutama di Asia, di mana ekonomi China menunjukkan tanda-tanda meningkatnya pelemahan, dengan devaluasi mata uang yuan berpotensi mengurangi permintaan impor bahan bakar.
Permintaan minyak China turun pada Juli dari bulan sebelumnya di tengah penurunan berkelanjutan dalam penjualan kendaraan di negara itu, yang bisa mematikan pertumbuhan lebih lanjut pada paruh kedua 2015.
China mengonsumsi minyak sekitar 10,12 juta barel per hari (bph) pada Juli, turun lebih dari 4% dari Juni, meskipun konsumsi naik dari 9,72 juta bph tahun lalu.
Sementara penjualan mobil China turun 7,1% pada Juli dari tahun sebelumnya, penurunan bulanan berturut-turut dan terbesar sejak Februari 2013.
(rna)