BTPN Gencar Dorong Perluasan Akses Keuangan
A
A
A
YOGYAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) gencar mendorong perluasan akses keuangan melalui BTPN Wow!. BTPN bekerja sama dengan Koran Sindo menggelar diskusi bertema Laku Pandai: Akses Keuangan untuk Semua.
Laku Pandai merupakan program layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akhir Maret 2015.
Hadir sebagai pembicara Kepala Kantor OJK Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Fauzi Nugroho serta Product & Customer Experience Head BTPN Wow! Achmad Nusjirwan Sugondo.
Survei Global Financial Inclusion Index 2014 menunjukkan, hanya 36% jumlah orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di bank. Laku Pandai diharapkan dapat meningkatkan penetrasi perbankan ke masyarakat menengah bawah, namun di saat yang sama akan menurunkan beban operasional bank karena tidak perlu membangun infrastruktur berupa kantor cabang.
Dalam program Laku Pandai, perbankan akan menunjuk agen di berbagai daerah. Dalam menjawab inovasi Laku Pandai, BTPN mengagas BTPN Wow!, layanan perbankan bagi mass market yang memanfaatkan teknologi telepon genggam dan didukung jasa agen sebagai perpanjangan tangan BTPN untuk meningkatkan jangkauan layanan kepada nasabah di seluruh Indonesia.
BTPN Wow! lahir dari proses panjang, yang diawali dengan menjadi bagian dalam uji coba branchless banking yang digagas Bank Indonesia pada 2013. Ini langkah sangat penting, karena dalam proses tersebut BTPN melihat langsung tingginya kebutuhan dan antusiasme masyarakat untuk menabung di bank.
"Laku Pandai merupakan konsep revolusioner yang akan mengubah peta perilaku masyarakat Indonesia dalam berbank. Merupakan suatu kebanggaan bagi BTPN untuk dapat dipercaya menjadi salah satu pionir dalam inisiatif ini. Fokus BTPN dalam menggarap pasar masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku UMKM, kami yakini menjadi salah satu keunggulan BTPN dalam implementasi Laku Pandai," tutur Product & Customer Experience Head BTPN Wow! Achmad Nusjirwan Sugondo, Kamis (13/8/2015).
Menurutnya, dengan hadirnya BTPN Wow! kini masyarakat bisa menikmati berbagai layanan perbankan seperti pembukaan rekening, tarik dan setor uang melalui agen bank dengan biaya yang sangat murah.
Teknologi yang digunakan juga disesuaikan dengan target nasabahnya, yaitu menggunakan USSD atau Unstructured Supplementary Services Data.
Teknologi ini memungkinkan segala jenis telepon genggam berbasis GSM (tidak harus smartphone) untuk bertransaksi, bahkan dengan sinyal minimum.
Dalam kesempatan tersebut Achmad mengatakan, target nasabah BTPN Wow! Adalah masyarakat yang belum pernah memiliki rekening bank, tetapi mereka sudah terbiasa menggunakan telepon seluler serta mengisi pulsa.
Atas dasar itu, bagi mereka bertransaksi menggunakan ponsel bukan hal yang terlalu rumit. Adapun agen dapat berbentuk badan hukum maupun individual, yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu seperti rekam jejak berbisnis, reputasi, lokasi, maupun kemampuan dan pengetahuan dari calon agen.
"Dengan dukungan semua pihak, kami berharap Laku Pandai dan BTPN Wow! dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat, sekaligus mewujudkan keuangan yang inklusif di Indonesia," ujar Achmad.
Laku Pandai merupakan program layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akhir Maret 2015.
Hadir sebagai pembicara Kepala Kantor OJK Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Fauzi Nugroho serta Product & Customer Experience Head BTPN Wow! Achmad Nusjirwan Sugondo.
Survei Global Financial Inclusion Index 2014 menunjukkan, hanya 36% jumlah orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di bank. Laku Pandai diharapkan dapat meningkatkan penetrasi perbankan ke masyarakat menengah bawah, namun di saat yang sama akan menurunkan beban operasional bank karena tidak perlu membangun infrastruktur berupa kantor cabang.
Dalam program Laku Pandai, perbankan akan menunjuk agen di berbagai daerah. Dalam menjawab inovasi Laku Pandai, BTPN mengagas BTPN Wow!, layanan perbankan bagi mass market yang memanfaatkan teknologi telepon genggam dan didukung jasa agen sebagai perpanjangan tangan BTPN untuk meningkatkan jangkauan layanan kepada nasabah di seluruh Indonesia.
BTPN Wow! lahir dari proses panjang, yang diawali dengan menjadi bagian dalam uji coba branchless banking yang digagas Bank Indonesia pada 2013. Ini langkah sangat penting, karena dalam proses tersebut BTPN melihat langsung tingginya kebutuhan dan antusiasme masyarakat untuk menabung di bank.
"Laku Pandai merupakan konsep revolusioner yang akan mengubah peta perilaku masyarakat Indonesia dalam berbank. Merupakan suatu kebanggaan bagi BTPN untuk dapat dipercaya menjadi salah satu pionir dalam inisiatif ini. Fokus BTPN dalam menggarap pasar masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku UMKM, kami yakini menjadi salah satu keunggulan BTPN dalam implementasi Laku Pandai," tutur Product & Customer Experience Head BTPN Wow! Achmad Nusjirwan Sugondo, Kamis (13/8/2015).
Menurutnya, dengan hadirnya BTPN Wow! kini masyarakat bisa menikmati berbagai layanan perbankan seperti pembukaan rekening, tarik dan setor uang melalui agen bank dengan biaya yang sangat murah.
Teknologi yang digunakan juga disesuaikan dengan target nasabahnya, yaitu menggunakan USSD atau Unstructured Supplementary Services Data.
Teknologi ini memungkinkan segala jenis telepon genggam berbasis GSM (tidak harus smartphone) untuk bertransaksi, bahkan dengan sinyal minimum.
Dalam kesempatan tersebut Achmad mengatakan, target nasabah BTPN Wow! Adalah masyarakat yang belum pernah memiliki rekening bank, tetapi mereka sudah terbiasa menggunakan telepon seluler serta mengisi pulsa.
Atas dasar itu, bagi mereka bertransaksi menggunakan ponsel bukan hal yang terlalu rumit. Adapun agen dapat berbentuk badan hukum maupun individual, yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu seperti rekam jejak berbisnis, reputasi, lokasi, maupun kemampuan dan pengetahuan dari calon agen.
"Dengan dukungan semua pihak, kami berharap Laku Pandai dan BTPN Wow! dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat, sekaligus mewujudkan keuangan yang inklusif di Indonesia," ujar Achmad.
(dmd)