Ceruk Pasar Bakal Menciut, BTPN Tinggalkan Segmen Pensiunan?
loading...
A
A
A
BANDUNG - Bank Tabungan Pensiunan Nasional atau BTPN adalah bank yang punya sejarah erat dengan pensiunan. Bank ini awalnya menggarap para pensiunan sebagai bisnis inti.
Belakangan, seiring berjalannya waktu dan melakukan pengembangan, bisnis BTPN semakin beragam. Bank ini mulai menggarap segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), korporasi, hingga energi bersih.
Pengsa pasar pensiunan BTPN memang semakin tergerus. Sebelum merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Januari 2019, pangsa pasar pensiunan bank ini mencapai 85%. Setelah merger, pangsa pasar itu hanya tinggal 17%.
"Ada penurunan persentase dan outstandingnya. Bukan karena pengalihan bisnis, tapi juga karena persaingan," kata Hanoch Munandar, Direktur Utama BTPN di Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/11/2023).
Selain dihadapkan dengan para pemain baru yang menyasar pensiunan, BTPN juga harus menerima fakta semakin ciutnya ceruk pasar. Pasalnya, ke depan jumlah pensiunan terutama dari kalangan aparatur sipil negara (ASN) semakin kecil.
Pemerintah lebih banyak merekrut ASN dengan skema pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK, bukan pegawai negeri sipil (PNS). Tahun ini saja, dari 1,03 juta ASN yang direkrut, pemerintah hanya mengalokasikan sebesar 20 % untuk PNS .
Tahun lalu, dari jumlah rekrutmen ASN sebanyak 1.086128 formasi, sebanyak 1.035.811 formasi merupakan PPPK. Sekitar 50 ribu saja yang dipilih menjadi PNS.
Skema PPPK membuat jumlah PNS semakin berkurang. Pembeda utama PNS dan PPPK adalah pegawai PPPK tak akan dapat uang pensiun jika kontrak kerja berakhir atau masuk masa purnabakti.
Jika jumlah pensiunan semakin mengecil, maka persaingan akan semakin sengit di saat ceruk pasar kian kontet. Meski demikian BTPN tak meninggalkan kalangan pensiunan. Mereka terus berupaya menggarap segmen itu dengan berbagai strategi.
Baca Juga
Belakangan, seiring berjalannya waktu dan melakukan pengembangan, bisnis BTPN semakin beragam. Bank ini mulai menggarap segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), korporasi, hingga energi bersih.
Pengsa pasar pensiunan BTPN memang semakin tergerus. Sebelum merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Januari 2019, pangsa pasar pensiunan bank ini mencapai 85%. Setelah merger, pangsa pasar itu hanya tinggal 17%.
"Ada penurunan persentase dan outstandingnya. Bukan karena pengalihan bisnis, tapi juga karena persaingan," kata Hanoch Munandar, Direktur Utama BTPN di Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/11/2023).
Selain dihadapkan dengan para pemain baru yang menyasar pensiunan, BTPN juga harus menerima fakta semakin ciutnya ceruk pasar. Pasalnya, ke depan jumlah pensiunan terutama dari kalangan aparatur sipil negara (ASN) semakin kecil.
Pemerintah lebih banyak merekrut ASN dengan skema pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK, bukan pegawai negeri sipil (PNS). Tahun ini saja, dari 1,03 juta ASN yang direkrut, pemerintah hanya mengalokasikan sebesar 20 % untuk PNS .
Tahun lalu, dari jumlah rekrutmen ASN sebanyak 1.086128 formasi, sebanyak 1.035.811 formasi merupakan PPPK. Sekitar 50 ribu saja yang dipilih menjadi PNS.
Skema PPPK membuat jumlah PNS semakin berkurang. Pembeda utama PNS dan PPPK adalah pegawai PPPK tak akan dapat uang pensiun jika kontrak kerja berakhir atau masuk masa purnabakti.
Jika jumlah pensiunan semakin mengecil, maka persaingan akan semakin sengit di saat ceruk pasar kian kontet. Meski demikian BTPN tak meninggalkan kalangan pensiunan. Mereka terus berupaya menggarap segmen itu dengan berbagai strategi.