Fokus Kembali ke The Fed, Rupiah Dilibas USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan awal pekan ini dilibas dolar Amerika Serikat (USD) setelah fokus kembali beralih ke prospek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed)
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.831/USD, melemah 68 poin dari posisi akhir pekan lalu di level Rp13.763/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.830/USD. Posisi ini terdepresiasi 40 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.790/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg di level Rp13.820/USD. Posisi tersebut memburuk 33 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp13.787/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah juga berada di level Rp13.820/USD. Posisi ini melemah 18 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.802/USD.
Sementara USD menguat tipis terhadap sejumlah mata uang diu dunia pada Selasa karena fokus bergeser kembali ke prospek kenaikan suku bunga oleh The Fed di tengah meredanya kekhawatiran devaluasi yuan pekan lalu bisa memicu perang mata uang global.
Euro terhadap USD melemah ke USD1,1063 dan terakhir diperdagangkan di USD1,1073. USD menguat tipis terhadap yen di 124,43.
"Data Federal Reserve New York tidak positif tapi data tenaga kerja dan harga tetap menjadi kunci menuju kenaikan suku bunga," kata Kepala strategi valuta asing di Barclays Shinichiro Kadota, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (18/8/2015).
Sementara poundsterling tergelincir sedikit ke 1,5578/USD dan dolar Australia turun 0,1% menjadi 0,7365/USD, tapi masih nyaman di atas level terendah enam tahun di 0,7127/USD pada pekan lalu ketika yuan membuat pasar mata uang bergejolak.
Baca:
Rupiah Diproyeksi Belum Merdeka dari Bayangan Koreksi
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.831/USD, melemah 68 poin dari posisi akhir pekan lalu di level Rp13.763/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.830/USD. Posisi ini terdepresiasi 40 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.790/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg di level Rp13.820/USD. Posisi tersebut memburuk 33 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp13.787/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah juga berada di level Rp13.820/USD. Posisi ini melemah 18 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.802/USD.
Sementara USD menguat tipis terhadap sejumlah mata uang diu dunia pada Selasa karena fokus bergeser kembali ke prospek kenaikan suku bunga oleh The Fed di tengah meredanya kekhawatiran devaluasi yuan pekan lalu bisa memicu perang mata uang global.
Euro terhadap USD melemah ke USD1,1063 dan terakhir diperdagangkan di USD1,1073. USD menguat tipis terhadap yen di 124,43.
"Data Federal Reserve New York tidak positif tapi data tenaga kerja dan harga tetap menjadi kunci menuju kenaikan suku bunga," kata Kepala strategi valuta asing di Barclays Shinichiro Kadota, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (18/8/2015).
Sementara poundsterling tergelincir sedikit ke 1,5578/USD dan dolar Australia turun 0,1% menjadi 0,7365/USD, tapi masih nyaman di atas level terendah enam tahun di 0,7127/USD pada pekan lalu ketika yuan membuat pasar mata uang bergejolak.
Baca:
Rupiah Diproyeksi Belum Merdeka dari Bayangan Koreksi
(rna)