BLU CPO Fund Teken Kontrak Kembangkan Industri Sawit
A
A
A
JAKARTA - Badan Layanan Umum (BLU) yang mengelola dana kelapa sawit (CPO Fund) hari ini di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta melakukan kontrak kerja sama untuk pengembangan sawit berkelanjutan dan launching biodiesel 15%.
Menurutnya, pelaksanaan kontrak tersebut akan berjalan efektif mulai 17 Agustus 2015. Direktur Utama (Dirut) Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPS) Bayu Krisnamurthi mengatakan, pengelolaan ini sudah dimulai sejak 16 Juli 2015 dengan pemberlakukan pungutan.
"Ini berlaku untuk pungutan sebesar USD50 per ton untuk produk CPO murni, dan USD30 untuk produk olahannya. Dari ekspor produk olahan ini mendominasi 75% dari ekspor," kata Bayu di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/7/2015).
Meski demikian, pihaknya akan melakukan tiga bentuk kerja sama yang akan berlaku mulai 17 Agustus 2015. Kontrak kerja sama tersebut terdiri dari kerja sama dengan perbankan milik negara, riset perkebunan, dan produsen biodiesel.
Perbankan milik negara tersebut akan mmbantu mencoba mewujudkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
"BLU dengan perbankan nasional akan mencoba mewujudkan sawit Indonesia berkelanjutan. Perbankan akan bantu sawit Indonesia untuk mengambil pungutan. Pada waktunya akan menyalurkan kredit dan bentuk dukungan lain pada petani," kata dia.
Lembaga keuangan tersebut, lanjut dia, yaitu Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BNI. Kemudian, kerja sama kedua akan dilakukan bersama dengan lembaga penelitian yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara yang akan melaksanakan penelitian dan pengembangan sawit.
Untuk kerja sama ketiga, akan ada kontrak penjualan dengan beberapa produsen bio diesel dengan PT Pertamina dan PT AKR Corporindo.
"Untuk jumlah biodiesel mulai hari ini hingga Oktober 339 ribu kiloliter (KL). Akan dalam proses pembahasan kontrak baru 426 ribu KL. Dapat diserap hingga akhir tahun 765 ribu KL untuk PS," ungkap dia .
Adapun kontrak kerja sama yang dilaksanakan yaitu:
1. Pertamina dengan Wilmar Bio Energi Indoensia
2. Pertamina dengan Wilmar Nabati
3. Pertamina dengan Eterindo Wahanatama
4. Pertamina dengan Musim Mas
5. Pertamina dengan Pelita Agung
6. Pertamina dengan Darmex
7. AKR dengan Wilmar Bio Energi Indonesia
Menurutnya, pelaksanaan kontrak tersebut akan berjalan efektif mulai 17 Agustus 2015. Direktur Utama (Dirut) Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPS) Bayu Krisnamurthi mengatakan, pengelolaan ini sudah dimulai sejak 16 Juli 2015 dengan pemberlakukan pungutan.
"Ini berlaku untuk pungutan sebesar USD50 per ton untuk produk CPO murni, dan USD30 untuk produk olahannya. Dari ekspor produk olahan ini mendominasi 75% dari ekspor," kata Bayu di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/7/2015).
Meski demikian, pihaknya akan melakukan tiga bentuk kerja sama yang akan berlaku mulai 17 Agustus 2015. Kontrak kerja sama tersebut terdiri dari kerja sama dengan perbankan milik negara, riset perkebunan, dan produsen biodiesel.
Perbankan milik negara tersebut akan mmbantu mencoba mewujudkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
"BLU dengan perbankan nasional akan mencoba mewujudkan sawit Indonesia berkelanjutan. Perbankan akan bantu sawit Indonesia untuk mengambil pungutan. Pada waktunya akan menyalurkan kredit dan bentuk dukungan lain pada petani," kata dia.
Lembaga keuangan tersebut, lanjut dia, yaitu Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BNI. Kemudian, kerja sama kedua akan dilakukan bersama dengan lembaga penelitian yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara yang akan melaksanakan penelitian dan pengembangan sawit.
Untuk kerja sama ketiga, akan ada kontrak penjualan dengan beberapa produsen bio diesel dengan PT Pertamina dan PT AKR Corporindo.
"Untuk jumlah biodiesel mulai hari ini hingga Oktober 339 ribu kiloliter (KL). Akan dalam proses pembahasan kontrak baru 426 ribu KL. Dapat diserap hingga akhir tahun 765 ribu KL untuk PS," ungkap dia .
Adapun kontrak kerja sama yang dilaksanakan yaitu:
1. Pertamina dengan Wilmar Bio Energi Indoensia
2. Pertamina dengan Wilmar Nabati
3. Pertamina dengan Eterindo Wahanatama
4. Pertamina dengan Musim Mas
5. Pertamina dengan Pelita Agung
6. Pertamina dengan Darmex
7. AKR dengan Wilmar Bio Energi Indonesia
(izz)