Menko Darmin Ungkap Industri Sawit Malaysia Lebih Unggul
Menko Darmin Ungkap Industri Sawit Malaysia Lebih Unggul
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui, saat ini industri sawit di Malaysia lebih unggul dari Indonesia. Padahal, di Indonesia tanahnya menghasilkan semua produk yang memegang peranan penting dunia.
Bahkan, beberapa komoditi ternama di Indonesia menjadi favorit negara tanah Eropa dan Amerika. "Saya ingat waktu sidang pleno ISEI dua tahun lalu kebetulan yang di Jambi. Jambi itu penghasil kayu manis 70% di Indonesia. Tujuh hingga 10% ada di sekitar Madagascar. Saya melihat daerah yang pernah diperebutkan bangsa di dunia," kata dia di kantornya, Selasa (18/8/2015).
Darmin mengatakan, sebetulnya Indonesia memang kaya rempah dan komoditi lain, namun tidak pandai untuk mengurusinya.
"Sebetulnya produk yang memegang peranan penting dunia ini kita punya. Tapi kita kurang mengurusinya," tambah dia.
Salah satu contoh keterlambatan pengurusan produk hasil Indonesia, lanjut dia, yaitu dalam penanaman kelapa sawit. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia kalah saing dari Malaysia.
"Malaysia pada waktu itu dengan kita bersama-sama sebagai penghasil karet utama. Tapi dia lebih dulu menanam kelapa sawit," katanya.
Darmin menganggap hal tersebut membuat Malaysia lebih unggul dalam sektor kelapa sawit. Padahal, perkebunan menjadi salah satu sumber penerimaan negara yang cukup potensial.
"Di dalam tesis yang saya buat, saya ingat betul, kalau masuknya pendapatan untuk Indonesia itu betul-betul dari perkebunan," pungkas dia.
Bahkan, beberapa komoditi ternama di Indonesia menjadi favorit negara tanah Eropa dan Amerika. "Saya ingat waktu sidang pleno ISEI dua tahun lalu kebetulan yang di Jambi. Jambi itu penghasil kayu manis 70% di Indonesia. Tujuh hingga 10% ada di sekitar Madagascar. Saya melihat daerah yang pernah diperebutkan bangsa di dunia," kata dia di kantornya, Selasa (18/8/2015).
Darmin mengatakan, sebetulnya Indonesia memang kaya rempah dan komoditi lain, namun tidak pandai untuk mengurusinya.
"Sebetulnya produk yang memegang peranan penting dunia ini kita punya. Tapi kita kurang mengurusinya," tambah dia.
Salah satu contoh keterlambatan pengurusan produk hasil Indonesia, lanjut dia, yaitu dalam penanaman kelapa sawit. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia kalah saing dari Malaysia.
"Malaysia pada waktu itu dengan kita bersama-sama sebagai penghasil karet utama. Tapi dia lebih dulu menanam kelapa sawit," katanya.
Darmin menganggap hal tersebut membuat Malaysia lebih unggul dalam sektor kelapa sawit. Padahal, perkebunan menjadi salah satu sumber penerimaan negara yang cukup potensial.
"Di dalam tesis yang saya buat, saya ingat betul, kalau masuknya pendapatan untuk Indonesia itu betul-betul dari perkebunan," pungkas dia.
(izz)
Explore More