Melihat Prospek Properti untuk Akhir Tahun

Rabu, 19 Agustus 2015 - 09:39 WIB
Melihat Prospek Properti...
Melihat Prospek Properti untuk Akhir Tahun
A A A
Anda berencana membeli hunian atau investasi dalam jangka waktu dekat? Sebaiknya, lihat terlebih dahulu kondisi properti di Indonesia pada semester kedua 2015 ini.

Menurut JLL Asia Pasifik, perusahaan manajemen investasi, Indonesia punya modal sebagai pasar besar yang akan menstimulasi bisnis perumahan bergerak dinamis. Salah satu potensi besar tersebut adalah jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 250 juta jiwa saat ini dan diperkirakan akan bertambah lebih dari 3 juta per tahun sejak 2015 hingga 2020.

Data dari World Economic Forum menunjukkan, terjadi peningkatan jumlah penduduk kelas menengah yang berpotensi menaikkan investasi di sektor properti. Kelas menengah yang saat ini berjumlah 45 juta diprediksi naik 7 juta per tahun sehingga akan mencapai 80 juta pada 2020. Berbagai potensi yang dimiliki Indonesia seharusnya membuat prospek bisnis properti saat ini semakin bergairah.

Kenyataannya, pergerakan bisnis properti pada triwulan kedua 2015 justru melemah. Awal Juli lalu, tiga konsultan properti, JLL Asia Pasifik, Colliers International Indonesia, dan Cushman & Wakefield, merilis kondisi properti terkini di Jakarta dan beberapa kota lain, seperti Bandung, Surabaya, Denpasar, dan Medan.

Ketiga konsultan properti tersebut memaparkan bahwa bisnis properti di berbagai sektor sedang melesu. Penurunan terlihat dari tingkat penjualan, tingkat pembelian, dan pertumbuhan harga, baik untuk sektor perumahan, apartemen, serta perkantoran. Lantas, apakah ini waktu yang tepat bagi Anda yang ingin memiliki hunian atau berinvestasi? Perlambatan pertumbuhan harga di beberapa wilayah di seluruh Indonesia tidak harus Anda sikapi secara berlebihan.

Lesunya pasar properti bahkan bisa Anda manfaatkan untuk mencari hunian idaman. “Melemahnya pasar properti dapat menahan laju pergerakan kenaikan harga hunian. Ini bisa dimanfaatkan konsumen untuk membeli hunian secara santai dan tidak usah terburu-buru. Di sisi lain, beberapa pengembang biasanya menawarkan berbagai promosi menarik, seperti kemudahan membayar uang muka, cicilan yang tidak memberatkan, bahkan potongan diskon.

Tujuannya, agar hunian yang mereka jual cepat laku,” ungkap Ferry Salanto, Associate Director Reasearch Colliers International Indonesia. Senada dengan Ferry, Arief Rahardjo, Head of Research Cushman & Wakefield, mengungkapkan di balik hal negatif pasti ada sisi positif. “Konsumen harusnya bisa mengambil keuntungan ini,” ucap Arief.

Ada yang menarik, bagi Anda yang berniat mencari hunian seken, biasanya harga hunian jadi lebih murah. “Ketika pasar melemah, ada kecenderungan hunian seken yang mengalami penurunan. Sementara untuk hunian baru, pengembang tidak akan menurunkan harga karena berhubungan dengan reputasi.

Pengembang hanya akan menahan laju harga jualnya,” ucap Ferry. Sementara apartemen dan kondominium masih menarik minat para pembeli, terutama dari kalangan menengah ke bawah. Alasannya, harga tanah perumahan di Jakarta yang sudah sangat tinggi, kembali meroket 300% dalam empat tahun terakhir.

Hal ini membuat para pembeli rumah berpaling untuk memilih apartemen. Fenomena ini dilirik sebagai stimulus yang kuat untuk mendorong pengembang dan investor lokal serta asing untuk membangun apartemen lagi.

Aprilia S Andyna
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8886 seconds (0.1#10.140)