Rupiah Dekati Rp14.000/USD Dihantam Data Ekonomi China
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup dekati level Rp14.000/dolar Amerika Serikat (USD) dihantam data ekonomi terbaru China, yang menambah kekhawatiran terhadap perekonomian dunia.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.955/USD. Posisi ini anjlok 202 poin dibanding dengan penutupan sebelumnya di level Rp13.753/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp13.943/USD, dengan kisaran harian Rp13.720-Rp14.007/USD. Posisi ini merosot 222 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.721/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada pada level Rp13.941/USD. Posisi tersebut memburuk 56 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp13.885/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.893/USD, melemah 55 poin dari posisi sebelumnya di level Rp13.838/USD.
Sementara USD mencapai level terendah hampir delapan pekan terhadap sejumlah mata uang utama dunia pada hari ini setelah data ekonomi China lebih buruk, ditambah keraguan bahwa Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) akan menaikkan suku bunga bulan depan.
Data terbaru China menunjukkan, aktivitas manufaktur menyusut dengan laju tercepat dalam 6,5 tahun pada Agustus, menyebabkan investor semakin khawatir bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut akan turun tajam dan memberi imbas pada pertumbuhan ekonomi global.
Dikutip dari Reuters, euro yang saat ini sering digunakan sebagai investasi mata uang dalam kondisi berisiko mencapai level tertinggi dua bulan menjadi 1,1295/USD. Sementara indeks USD jatuh ke 95,4, terlemah sejak 30 Juni 2015.
Kepala Perdagangan di Nordea Bank Jesper Bargmann mengatakan, euro kemungkinan akan tetap menguat terhadap USD jika pasar saham global melemah.
Sementara terhadap yen, yang juga digunakan sebagai mata uang safe haven, USD jatuh ke level terlemah enam pekan di 122,81/USD.
Baca:
Rupiah Bertahan di Wilayah Negatif Siang Ini
Rupiah Nyungsep ke Rp13.900/USD Dipicu Sentimen China
Manufaktur China Susut dengan Laju Tercepat 6,5 Tahun
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.955/USD. Posisi ini anjlok 202 poin dibanding dengan penutupan sebelumnya di level Rp13.753/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp13.943/USD, dengan kisaran harian Rp13.720-Rp14.007/USD. Posisi ini merosot 222 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.721/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada pada level Rp13.941/USD. Posisi tersebut memburuk 56 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp13.885/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.893/USD, melemah 55 poin dari posisi sebelumnya di level Rp13.838/USD.
Sementara USD mencapai level terendah hampir delapan pekan terhadap sejumlah mata uang utama dunia pada hari ini setelah data ekonomi China lebih buruk, ditambah keraguan bahwa Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) akan menaikkan suku bunga bulan depan.
Data terbaru China menunjukkan, aktivitas manufaktur menyusut dengan laju tercepat dalam 6,5 tahun pada Agustus, menyebabkan investor semakin khawatir bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut akan turun tajam dan memberi imbas pada pertumbuhan ekonomi global.
Dikutip dari Reuters, euro yang saat ini sering digunakan sebagai investasi mata uang dalam kondisi berisiko mencapai level tertinggi dua bulan menjadi 1,1295/USD. Sementara indeks USD jatuh ke 95,4, terlemah sejak 30 Juni 2015.
Kepala Perdagangan di Nordea Bank Jesper Bargmann mengatakan, euro kemungkinan akan tetap menguat terhadap USD jika pasar saham global melemah.
Sementara terhadap yen, yang juga digunakan sebagai mata uang safe haven, USD jatuh ke level terlemah enam pekan di 122,81/USD.
Baca:
Rupiah Bertahan di Wilayah Negatif Siang Ini
Rupiah Nyungsep ke Rp13.900/USD Dipicu Sentimen China
Manufaktur China Susut dengan Laju Tercepat 6,5 Tahun
(rna)