Rupiah Dinilai Dibiarkan Melemah Sejak 2008
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Indef Enny Sri Hartati menilai rupiah dibiarkan semakin melemah sejak 2008.
"Pemerintah tidak aware sejak krisis 2008 ketika rupiah melampaui batas psikologis pasar di atas Rp8.000/USD. Saat itu, harusnya ada tindakan (dari pemerintah)," kata dia di Jakarta, Senin (24/8/2015)
Enny menjelaskan, jika pemerintah peduli terhadap krisis yang terjadi pada 2008, yang membuat rupiah melewati Rp8.000/USD maka posisi rupiah bisa terjaga dan tidak terus melemah hingga saat ini.
"Ketika itu pemerintah tidak peka atas batas psikologis yang terjadi," ujarnya.
Dia menjelaskan, ketika terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah dan tidak segera mendapat respon kebijakan maka peluang rupiah terkoreksi terus terbuka.
Seharusnya, dia menuturkan, jika rupiah sudah melampaui batas psikologis pasar, pemerintah melakukan tindakan nyata untuk menghadang pelemahan rupiah lebih lanjut.
"Kalau misalnya sudah Rp10.000/USD, seharusnya semakin mendorong fokus industri impor dan hilirisasi. Ketergantungan impor dan komoditas, ketika mengalami depresiasi nilai tukar, itu jadi momok menakutkan," pungkasnya.
Baca:
Rupiah Siang Ini Masih Mengkhawatirkan
Rupiah Dibuka Tembus Rp14.000/USD
"Pemerintah tidak aware sejak krisis 2008 ketika rupiah melampaui batas psikologis pasar di atas Rp8.000/USD. Saat itu, harusnya ada tindakan (dari pemerintah)," kata dia di Jakarta, Senin (24/8/2015)
Enny menjelaskan, jika pemerintah peduli terhadap krisis yang terjadi pada 2008, yang membuat rupiah melewati Rp8.000/USD maka posisi rupiah bisa terjaga dan tidak terus melemah hingga saat ini.
"Ketika itu pemerintah tidak peka atas batas psikologis yang terjadi," ujarnya.
Dia menjelaskan, ketika terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah dan tidak segera mendapat respon kebijakan maka peluang rupiah terkoreksi terus terbuka.
Seharusnya, dia menuturkan, jika rupiah sudah melampaui batas psikologis pasar, pemerintah melakukan tindakan nyata untuk menghadang pelemahan rupiah lebih lanjut.
"Kalau misalnya sudah Rp10.000/USD, seharusnya semakin mendorong fokus industri impor dan hilirisasi. Ketergantungan impor dan komoditas, ketika mengalami depresiasi nilai tukar, itu jadi momok menakutkan," pungkasnya.
Baca:
Rupiah Siang Ini Masih Mengkhawatirkan
Rupiah Dibuka Tembus Rp14.000/USD
(rna)