Industri Semen Didorong Perkuat Distribusi
A
A
A
JAKARTA - Industri semen menjadi salah satu penunjang utama pembangunan infrastruktur di Indonesia. Selain berkontribusi memasok kebutuhan konstruksi, industri semen berperan penting dalam mengakselerasi pengembangan industri lainnya.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, khusus untuk Indonesia timur, perusahaan produsen semen didorong membuka dan memperkuat jalur distribusi agar pembangunan di kawasan itu semakin cepat berwujud.
”Pembangunan fasilitas penunjang industri semen di luar Jawa sangat membantu mengurangi biaya logistik, yang pada akhirnya akan mendukung ketersediaan semen secara merata, khususnya di wilayah Indonesia Timur,” ujarnya dalam keterangan tertulis kemarin. Pemerintah mengakui, industri semen nasional pada 2015 ini mengalami kondisi sulit, mengingat adanya penurunan permintaan hingga bulan Juni 2015 sebesar 3,3%.
Meski begitu, industri semen dalam negeri diharapkan tetap optimistis. Dia meyakini, seiring laju pertumbuhan ekonomi yang akan membaik, permintaan pun akan meningkat. ”Merujuk laju pertumbuhan permintaan semen yang ratarata 9,1% per tahun dalam lima tahun terakhir, maka kita yakin kondisi di masa depan akan cerahdenganlajupertumbuhan yang cukup baik,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), kapasitas produksi semen pada 2015 sebesar 82,45 juta ton. Capaian itu naik signifikan sebesar 24,54% dibanding 2014 lalu yang kapasitasnya sebanyak 66,20 juta ton. ”Penguatan distribusi itu juga untuk mengimbangi laju kapasitas produksi itu. Jadi, jangan sampai distribusi semen kedodoran ketika permintaan kembali naik, karena kita optimistis perekonomian akan tumbuh lebih baik dan pembangunan infrastruktur terus dipacu,” ungkap Saleh.
Sementara, Holcim Indonesia menanamkan investasi sebesar USD870 juta atau lebih dari Rp11triliununtukmembangun pabrik berjumlah dua unit, Tuban 1 dan Tuban 2, dengan luas lahan mencapai 78 hektare. Saleh mengungkapkan, ekspansi Holcim turut menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah di Tuban dan Jawa Timur, mengingat sampai semester I/2015 Holcim menggenggam pangsa pasar 14%.
Saleh meminta, dalam aktivitas produksi Holcim ada penyerapan tenaga kerja lokal, keterlibatan komunitas lokal, dan selalu mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri dalam setiap pengadaan barang dan jasa di lingkungan perusahaan. Presiden Komisaris Holcim Indonesia Kuntoro Mangkusu brotomengatakan, pabrikberkapasitas 3,4 juta ton per tahun ini melengkapi fasilitas produksi yang telah lebih dulu beroperasi yaitu di Narogong, Jawa Barat, dan Cilacap, Jawa Tengah.
Selain itu, perusahaan memiliki grinding plant di Ciwandan Banten. ”Dengan beroperasinya Tuban Plant, maka kapasitas produksi mendekati 13 juta ton,” ujarnya.
Oktiani endarwati
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, khusus untuk Indonesia timur, perusahaan produsen semen didorong membuka dan memperkuat jalur distribusi agar pembangunan di kawasan itu semakin cepat berwujud.
”Pembangunan fasilitas penunjang industri semen di luar Jawa sangat membantu mengurangi biaya logistik, yang pada akhirnya akan mendukung ketersediaan semen secara merata, khususnya di wilayah Indonesia Timur,” ujarnya dalam keterangan tertulis kemarin. Pemerintah mengakui, industri semen nasional pada 2015 ini mengalami kondisi sulit, mengingat adanya penurunan permintaan hingga bulan Juni 2015 sebesar 3,3%.
Meski begitu, industri semen dalam negeri diharapkan tetap optimistis. Dia meyakini, seiring laju pertumbuhan ekonomi yang akan membaik, permintaan pun akan meningkat. ”Merujuk laju pertumbuhan permintaan semen yang ratarata 9,1% per tahun dalam lima tahun terakhir, maka kita yakin kondisi di masa depan akan cerahdenganlajupertumbuhan yang cukup baik,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), kapasitas produksi semen pada 2015 sebesar 82,45 juta ton. Capaian itu naik signifikan sebesar 24,54% dibanding 2014 lalu yang kapasitasnya sebanyak 66,20 juta ton. ”Penguatan distribusi itu juga untuk mengimbangi laju kapasitas produksi itu. Jadi, jangan sampai distribusi semen kedodoran ketika permintaan kembali naik, karena kita optimistis perekonomian akan tumbuh lebih baik dan pembangunan infrastruktur terus dipacu,” ungkap Saleh.
Sementara, Holcim Indonesia menanamkan investasi sebesar USD870 juta atau lebih dari Rp11triliununtukmembangun pabrik berjumlah dua unit, Tuban 1 dan Tuban 2, dengan luas lahan mencapai 78 hektare. Saleh mengungkapkan, ekspansi Holcim turut menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah di Tuban dan Jawa Timur, mengingat sampai semester I/2015 Holcim menggenggam pangsa pasar 14%.
Saleh meminta, dalam aktivitas produksi Holcim ada penyerapan tenaga kerja lokal, keterlibatan komunitas lokal, dan selalu mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri dalam setiap pengadaan barang dan jasa di lingkungan perusahaan. Presiden Komisaris Holcim Indonesia Kuntoro Mangkusu brotomengatakan, pabrikberkapasitas 3,4 juta ton per tahun ini melengkapi fasilitas produksi yang telah lebih dulu beroperasi yaitu di Narogong, Jawa Barat, dan Cilacap, Jawa Tengah.
Selain itu, perusahaan memiliki grinding plant di Ciwandan Banten. ”Dengan beroperasinya Tuban Plant, maka kapasitas produksi mendekati 13 juta ton,” ujarnya.
Oktiani endarwati
(ars)