Ekonomi Loyo, Pemerintah Jangan Lagi Cari Kambing Hitam
A
A
A
JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) diminta tidak lagi mencari kambing hitam atas pelemahan ekonomi dan tidak berdayanya mata uang rupiah terhadap dolar AS (USD). Tindakan menyalahkan pemerintahan sebelumnya secara terbuka dinilai tidak elok.
"Jangan sibuk menyiapkan daftar nama siapa saja yang akan disalah-salahkan. Ini sekaligus membuka kepada publik bahwa pemerintahan Jokowi tidak mampu mengatasinya," ujar politisi Partai Demokrat Jemmy Setiawan dalam keterangan tertulis, Kamis (27/8/2015).
Dia menyadari, ekonomi global memang sedang tidak menentu. USD terus meroket, akhirnya berefek pada naiknya harga-harga barang kebutuhan masyarakat. Atas kondisi ini pemerintahan Jokowi-JK tidak sepatutnya menyalahkan pemerintahan sebelumnya. (Baca: HT: Rupiah Terus Melemah Kesenjangan Meningkat)
"Presiden Jokowi sebaiknya bersedia sedikit menundukkan egonya. Sadar bahwa penyelamatan ini harus dilakukan bersama-sama. Tumbuhkan kesadaran kolektif semua pihak, bahwa yang tengah terjadi bukan persoalan pemerintah saja, tapi juga persoalan semua elemen," tuturnya. (Baca: SBY Minta Jokowi Belajar dari Krisis 2008)
Presiden bisa memulainya dengan menemui dan mengumpulkan tokoh bangsa yang punya kapasitas untuk membantu menyelesaikan persoalan ekonomi. Presiden harus mengenyampingkan perbedaan dan secara tegas menginstruksikan kepada jajarannya untuk bicara dengan langgam yang sama.
Dia mengingatkan, tindakan melempar kesalahan kepada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ataupun pemerintahan jauh sebelumnya, alih-alih menuai pujian justru membuat simpati rakyat berkurang. (Baca: SBY Sarankan Bentuk Manajemen Krisis)
Menurut Jemmy, bangsa yang besar adalah yang berhasil keluar dari cobaan-cobaan berat. "Stop saling serang dan saling menyalahkan. Mulailah merangkul semua pihak untuk kepentingan bangsa. Berbeda dalam pemikiran bukan berati tidak cinta Indonesia. Rangkul dengan tak pandang bulu dari latar belakang manapun figur-figur terbaik," tandasnya.
Baca juga:
Solusi HT Atasi Pelemahan Ekonomi
Jangan Remehkan Kondisi Ekonomi
HT: Kebijakan Penghambat Investasi Harus Direvisi
China Kolaps Seret Seperempat Negara di Dunia
Ekonomi Melemah, Bos IMF Akan Datangi Indonesia
USD Mahal, Wisata ke Luar Negeri Merosot Hampir 50%
"Jangan sibuk menyiapkan daftar nama siapa saja yang akan disalah-salahkan. Ini sekaligus membuka kepada publik bahwa pemerintahan Jokowi tidak mampu mengatasinya," ujar politisi Partai Demokrat Jemmy Setiawan dalam keterangan tertulis, Kamis (27/8/2015).
Dia menyadari, ekonomi global memang sedang tidak menentu. USD terus meroket, akhirnya berefek pada naiknya harga-harga barang kebutuhan masyarakat. Atas kondisi ini pemerintahan Jokowi-JK tidak sepatutnya menyalahkan pemerintahan sebelumnya. (Baca: HT: Rupiah Terus Melemah Kesenjangan Meningkat)
"Presiden Jokowi sebaiknya bersedia sedikit menundukkan egonya. Sadar bahwa penyelamatan ini harus dilakukan bersama-sama. Tumbuhkan kesadaran kolektif semua pihak, bahwa yang tengah terjadi bukan persoalan pemerintah saja, tapi juga persoalan semua elemen," tuturnya. (Baca: SBY Minta Jokowi Belajar dari Krisis 2008)
Presiden bisa memulainya dengan menemui dan mengumpulkan tokoh bangsa yang punya kapasitas untuk membantu menyelesaikan persoalan ekonomi. Presiden harus mengenyampingkan perbedaan dan secara tegas menginstruksikan kepada jajarannya untuk bicara dengan langgam yang sama.
Dia mengingatkan, tindakan melempar kesalahan kepada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ataupun pemerintahan jauh sebelumnya, alih-alih menuai pujian justru membuat simpati rakyat berkurang. (Baca: SBY Sarankan Bentuk Manajemen Krisis)
Menurut Jemmy, bangsa yang besar adalah yang berhasil keluar dari cobaan-cobaan berat. "Stop saling serang dan saling menyalahkan. Mulailah merangkul semua pihak untuk kepentingan bangsa. Berbeda dalam pemikiran bukan berati tidak cinta Indonesia. Rangkul dengan tak pandang bulu dari latar belakang manapun figur-figur terbaik," tandasnya.
Baca juga:
Solusi HT Atasi Pelemahan Ekonomi
Jangan Remehkan Kondisi Ekonomi
HT: Kebijakan Penghambat Investasi Harus Direvisi
China Kolaps Seret Seperempat Negara di Dunia
Ekonomi Melemah, Bos IMF Akan Datangi Indonesia
USD Mahal, Wisata ke Luar Negeri Merosot Hampir 50%
(dmd)