Ekonomi Lesu, Pengusaha Minta Pemerintah Tak Saling Tuding
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah tidak saling tuding dan menyalahkan atas lesunya kondisi ekonomi dan rupiah yang terus melorot.
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang meyakini pemerintah mampu mengatasi pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini. Namun, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menyamakan persepsi.
"Karena kami dari kalangan dunia usaha, terus terang saja melihat yang terjadi saat ini adalah saling menyalahkan. DPR ngomong seperti ini, pengamat ngomong seperti ini, pemerintah ngomong seperti ini," ujarnya kepada Sindonews.
Menurutnya, baik pemerintah, parlemen maupun pengusaha harus menghilangkan ego sektoral mereka masing-masing dan menyatukan persepsi agar kondisi ekonomi Indonesia kembali stabil.
"Bagaimana betul-betul kita mampu membuat kondisi ekonomi kita ini kembali dipercaya pasar, dan tren rupiah kita semakin menguat," imbuhnya.
Sebab, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini membuat kondisi ekonomi di Tanah Air semakin tidak kondusif. Pengusaha pun menjadi gelisah jika kondisi perekonomian Indonesia tidak menunjukkan perbaikan.
"Yang kami harapkan, bagaimana pemerintah mampu mengambil langkah taktis dan strategis untuk mengatasi berbagai kondisi ekonomi kita, terutama melihat kondisi rupiah yang semakin anjlok," tandasnya.
Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan sore kemarin nilai tukar rupiah terhadap USD masih bertengger di level Rp14.000 per USD. Kendati posisi tersebut sedikit membaik dibanding penutupan perdagangan sebelumnya.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI akhir pekan berada pada level Rp14.011 per USD, menguat 117 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.128 per USD.
Baca juga:
Jaga Rupiah, BI Ubah Batas Maksimum Pembelian Valas
Indef: Sebelum Rupiah Melorot UMKM Sudah Terkapar
Indef: Tidak Ada Dewa Penyelamat seperti Krisis 1998
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang meyakini pemerintah mampu mengatasi pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini. Namun, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menyamakan persepsi.
"Karena kami dari kalangan dunia usaha, terus terang saja melihat yang terjadi saat ini adalah saling menyalahkan. DPR ngomong seperti ini, pengamat ngomong seperti ini, pemerintah ngomong seperti ini," ujarnya kepada Sindonews.
Menurutnya, baik pemerintah, parlemen maupun pengusaha harus menghilangkan ego sektoral mereka masing-masing dan menyatukan persepsi agar kondisi ekonomi Indonesia kembali stabil.
"Bagaimana betul-betul kita mampu membuat kondisi ekonomi kita ini kembali dipercaya pasar, dan tren rupiah kita semakin menguat," imbuhnya.
Sebab, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini membuat kondisi ekonomi di Tanah Air semakin tidak kondusif. Pengusaha pun menjadi gelisah jika kondisi perekonomian Indonesia tidak menunjukkan perbaikan.
"Yang kami harapkan, bagaimana pemerintah mampu mengambil langkah taktis dan strategis untuk mengatasi berbagai kondisi ekonomi kita, terutama melihat kondisi rupiah yang semakin anjlok," tandasnya.
Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan sore kemarin nilai tukar rupiah terhadap USD masih bertengger di level Rp14.000 per USD. Kendati posisi tersebut sedikit membaik dibanding penutupan perdagangan sebelumnya.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI akhir pekan berada pada level Rp14.011 per USD, menguat 117 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.128 per USD.
Baca juga:
Jaga Rupiah, BI Ubah Batas Maksimum Pembelian Valas
Indef: Sebelum Rupiah Melorot UMKM Sudah Terkapar
Indef: Tidak Ada Dewa Penyelamat seperti Krisis 1998
(dmd)