Dua Bank BUMN Ekspansi Bisnis ke Korsel
A
A
A
SEOUL - Dua Bank BUMN melakukan ekspansi bisnis ke Korea Selatan.PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BTN) memberikan fasilitas pelayanan kredit perumahan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sedangkan PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) membuka kantor cabang di Seoul, Korea Selatan.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan, pemberian bantuan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) didasari motivasi TKI yang bekerja untuk memiliki rumah sendiri.
“Pemerintah memiliki program yang namanya Sejuta Rumah, di mana bank yang ditunjuk untuk menjadi implementator program Sejuta Rumah itu BTN. Karena itu, kami menggandeng BTN untuk menyukseskan pelayanan kredit perumahan kepada TKI,” ujar Nusron di Kedutaan Besar RI, Seoul, Korea Selatan, akhir pekan lalu. Dalam acara tersebut Dirut BTN Maryono menyerahkan secara simbolis izin persetujuan prinsip kredit nonsubsidi kepada dua orang perwakilan TKI yang bekerja di Seoul.
Penyerahan izin persetujuan prinsip kredit tersebut disaksikan langsung oleh Wapres Jusuf Kalla (JK). Seoul menjadi pilot project BTN untuk mengucurkan KPR tahap pertama bagi para TKI untuk program 5.000 rumah hingga akhir tahun ini. Setelah Seoul, lanjut Nusron, secara berturut-turut BTN akan memberikan fasilitas KPR kepada TKI yang bekerja di Hong Kong, Taiwan, Jepang, dan Singapura.
Dengan program ini diharapkan, TKI dapat mewujudkan rumah idaman dari hasil kerja kerasnya di negara tetangga. Pada kesempatan sama, Dirut BTN Maryono mengatakan, ada beberapa persyaratan untuk para TKI itu mendapatkan fasilitas KPR, yakni WNI dan terdaftar sebagai TKI yang diperkuat dengan kontrak kerja sebagai TKI dan keterangan penghasilan.
“Mereka dapat memperoleh pinjaman KPR maksimum Rp250 juta dengan angsuran maksimum 40% dari penghasilan setelah dikurangi kewajiban atau utang,” katanya. Maryono menambahkan, jangka waktu maksimum adalah 5 tahun dengan Uang Muka KPR 10% dan suku bunga fixed rate selama 5 tahun.
“Ini akan menjadi awal yang baik dan kebutuhan mereka untuk tinggal di rumah sendiri bukanlah mimpi, karena itu dapat terpenuhi dengan program pemerintah tersebut,” ujarnya. Dia menambahkan, untuk menyukseskan program KPR bagi para TKI ini, Bank BTN akan menarik para TKI di Seoul sebagai agen pemasaran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah BTN melakukan sosialisasi KPR untuk para TKI. “Hal itu karena kita tidak bisa bertemu calon pembeli satu persatu.
Agen marketing itu dipakai untuk para TKI yang ingin membeli rumah di Indonesia dan juga kita gunakan untuk melakukan penagihan apabila mereka lupa mentransfer dan sebagainya,” jelasnya.
Adapun, dua orang TKI penerima izin prinsip pemberian kredit KPR/KPA adalah Rosiana Safitri yang memilih Chandstone Apartemen Cikarang dan Susanto Martin yang memilih rumah di Grand Cikarang City. Sedangkan, dua TKI yang ditetapkan sebagai agen marketing berbasis komunitas dalam program Sejuta Rumah adalah Bonar Pasaribu (Persatuan Gereja Indonesia di Korea) dan Alex Syaekhoni (Pengurus Cabang Istimewa NU di Korea).
BNI Buka Cabang di Seoul
Sementara, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) membuka cabang di Seoul dalam rangka memperluas jaringan bisnis bank milik pemerintah ini di Korea Selatan. Wakil Presiden Jusuf Kalla menandatangani prasasti sebagai tanda kehadiran BNI di Korea. Seremoni tersebut merupakan bagian dari persiapan BNI untuk mendapatkan main licence dari Financial Supervisory Commission (FSC) agar dapat beroperasi di Seoul. Saat ini BNI sudah mengantongi preliminary licence yang dapat digunakan untuk mempersiapkan infrastruktur dan sumber dayanya.
Penandatanganan Prasasti Gedung Kantor BNI Seoul ini dilaksanakan bersamaan dengan acara business gathering yang diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kedutaan Besar RI untuk Republik Korea di Seoul. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menjelaskan, OJK meminta agar BNI bisa membuka desk Korea untuk memfasilitasi hubungan ekonomi Indonesia dengan Korea. Banyak sekali potensi investasi di Indonesia yang dapat difasilitasi.
“Korea memang melihat Indonesia sebagai rekan bisnis yang penting bagi mereka. Untuk itu kami juga mendorong agar pengusaha Indonesia masuk ke Korea. Karena perbankan akan efektif berbisnis apabila sektor riilnya juga maju,” ujarnya. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, misi utama BNI dalam memperluas jaringan ke Korea tersebut adalah ingin berperan aktif dalam memperlancar interaksi keuangan antar entitas bisnis di Korea Selatan yang memiliki bisnis di Indonesia dan sebaliknya.
Berbagai layanan yang siap diberikan oleh BNI melalui kantor cabang luar negeri keenam ini adalah trade finance, remitansi, offshore loan, conventional funding, hingga treasury business .
“Model bisnis yang akan dikembangkan BNI dengan Cabang terbarunya ini akan semakin menajamkan hubungan kerja sama dengan beberapa bank regional asal Korea yang selama ini sudah dilakukan yaitu dengan Nonghyup Bank, Kookmin Bank, dan Kexim Bank,” paparnya. ? rarasati syarief
Laporan Wartawan Koran Sindo
Rarasati Syarief
SEOUL
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan, pemberian bantuan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) didasari motivasi TKI yang bekerja untuk memiliki rumah sendiri.
“Pemerintah memiliki program yang namanya Sejuta Rumah, di mana bank yang ditunjuk untuk menjadi implementator program Sejuta Rumah itu BTN. Karena itu, kami menggandeng BTN untuk menyukseskan pelayanan kredit perumahan kepada TKI,” ujar Nusron di Kedutaan Besar RI, Seoul, Korea Selatan, akhir pekan lalu. Dalam acara tersebut Dirut BTN Maryono menyerahkan secara simbolis izin persetujuan prinsip kredit nonsubsidi kepada dua orang perwakilan TKI yang bekerja di Seoul.
Penyerahan izin persetujuan prinsip kredit tersebut disaksikan langsung oleh Wapres Jusuf Kalla (JK). Seoul menjadi pilot project BTN untuk mengucurkan KPR tahap pertama bagi para TKI untuk program 5.000 rumah hingga akhir tahun ini. Setelah Seoul, lanjut Nusron, secara berturut-turut BTN akan memberikan fasilitas KPR kepada TKI yang bekerja di Hong Kong, Taiwan, Jepang, dan Singapura.
Dengan program ini diharapkan, TKI dapat mewujudkan rumah idaman dari hasil kerja kerasnya di negara tetangga. Pada kesempatan sama, Dirut BTN Maryono mengatakan, ada beberapa persyaratan untuk para TKI itu mendapatkan fasilitas KPR, yakni WNI dan terdaftar sebagai TKI yang diperkuat dengan kontrak kerja sebagai TKI dan keterangan penghasilan.
“Mereka dapat memperoleh pinjaman KPR maksimum Rp250 juta dengan angsuran maksimum 40% dari penghasilan setelah dikurangi kewajiban atau utang,” katanya. Maryono menambahkan, jangka waktu maksimum adalah 5 tahun dengan Uang Muka KPR 10% dan suku bunga fixed rate selama 5 tahun.
“Ini akan menjadi awal yang baik dan kebutuhan mereka untuk tinggal di rumah sendiri bukanlah mimpi, karena itu dapat terpenuhi dengan program pemerintah tersebut,” ujarnya. Dia menambahkan, untuk menyukseskan program KPR bagi para TKI ini, Bank BTN akan menarik para TKI di Seoul sebagai agen pemasaran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah BTN melakukan sosialisasi KPR untuk para TKI. “Hal itu karena kita tidak bisa bertemu calon pembeli satu persatu.
Agen marketing itu dipakai untuk para TKI yang ingin membeli rumah di Indonesia dan juga kita gunakan untuk melakukan penagihan apabila mereka lupa mentransfer dan sebagainya,” jelasnya.
Adapun, dua orang TKI penerima izin prinsip pemberian kredit KPR/KPA adalah Rosiana Safitri yang memilih Chandstone Apartemen Cikarang dan Susanto Martin yang memilih rumah di Grand Cikarang City. Sedangkan, dua TKI yang ditetapkan sebagai agen marketing berbasis komunitas dalam program Sejuta Rumah adalah Bonar Pasaribu (Persatuan Gereja Indonesia di Korea) dan Alex Syaekhoni (Pengurus Cabang Istimewa NU di Korea).
BNI Buka Cabang di Seoul
Sementara, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) membuka cabang di Seoul dalam rangka memperluas jaringan bisnis bank milik pemerintah ini di Korea Selatan. Wakil Presiden Jusuf Kalla menandatangani prasasti sebagai tanda kehadiran BNI di Korea. Seremoni tersebut merupakan bagian dari persiapan BNI untuk mendapatkan main licence dari Financial Supervisory Commission (FSC) agar dapat beroperasi di Seoul. Saat ini BNI sudah mengantongi preliminary licence yang dapat digunakan untuk mempersiapkan infrastruktur dan sumber dayanya.
Penandatanganan Prasasti Gedung Kantor BNI Seoul ini dilaksanakan bersamaan dengan acara business gathering yang diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kedutaan Besar RI untuk Republik Korea di Seoul. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menjelaskan, OJK meminta agar BNI bisa membuka desk Korea untuk memfasilitasi hubungan ekonomi Indonesia dengan Korea. Banyak sekali potensi investasi di Indonesia yang dapat difasilitasi.
“Korea memang melihat Indonesia sebagai rekan bisnis yang penting bagi mereka. Untuk itu kami juga mendorong agar pengusaha Indonesia masuk ke Korea. Karena perbankan akan efektif berbisnis apabila sektor riilnya juga maju,” ujarnya. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, misi utama BNI dalam memperluas jaringan ke Korea tersebut adalah ingin berperan aktif dalam memperlancar interaksi keuangan antar entitas bisnis di Korea Selatan yang memiliki bisnis di Indonesia dan sebaliknya.
Berbagai layanan yang siap diberikan oleh BNI melalui kantor cabang luar negeri keenam ini adalah trade finance, remitansi, offshore loan, conventional funding, hingga treasury business .
“Model bisnis yang akan dikembangkan BNI dengan Cabang terbarunya ini akan semakin menajamkan hubungan kerja sama dengan beberapa bank regional asal Korea yang selama ini sudah dilakukan yaitu dengan Nonghyup Bank, Kookmin Bank, dan Kexim Bank,” paparnya. ? rarasati syarief
Laporan Wartawan Koran Sindo
Rarasati Syarief
SEOUL
(ars)