Produsen Tahu Tempe Perlu Revitalisasi Mesin

Selasa, 01 September 2015 - 11:13 WIB
Produsen Tahu Tempe Perlu Revitalisasi Mesin
Produsen Tahu Tempe Perlu Revitalisasi Mesin
A A A
JAKARTA - Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) meminta bantuan peralatan permesinan untuk produksi tahu tempe. Revitalisasi mesin dibutuhkan agar hasil produksi lebih higienis.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, perbaikan mesin berkenaan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sehingga harus profesional. ”Melalui Dirjen IKM dan Dirjen Agro akan memberikan bantuan, di mana akan diseleksi lebih dulu lokasinya. Maka, akan dibuat pilot project, lokasi-lokasi mana yang akan dibuat sebagai industri pembuatan tempe atau tahu percontohan,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Aip menjelaskan, impor kedelai dari data di Kementerian Perdagangan sekitar 2 juta ton per tahun sedangkan kedelai lokal hanya 500.000 ton. Adapun, kebutuhan kedelai Indonesia saat ini 2,5 juta ton. ”Kebutuhansatubulan150.000ton. Jadi, 1,8 juta ton per tahun. Kalau 1 kg kedelai impor itu bisa mencapai 1,8 kg tempe. Sementara, 1 kg kedelai lokal bisa 1,5- 1,6 kg tempe.

Kira-kira mengembangnya seperti itu,” jelasnya. Aip menuturkan, nilai tukar rupiah akan terus melemah, sehingga solusi terbaik adalah menggunakan kedelai lokal. Meski begitu, harga kedelai lokal cukup mahal sehingga tidak bisa bersaing. ”Kita ini sudah kecil, disuruh beli mahal kan repot,” imbuhnya.

Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Euis Saedah menginginkan penjualan tempe yang higienis dalam menghadapi MEA. ”Dalam rangka MEA, kita jual yang baik, jangan bikin risih. Tidak hanya restrukturisasi mesin, tetapi juga kerja sama dengan daerah,” ujarnya. Euis menambahkan, dalam pilot project nantinya akan dibuat desain satu daerah wisata.

Oktiani endarwati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2684 seconds (0.1#10.140)