Makin Nyaman Tinggal di Apartemen

Rabu, 02 September 2015 - 09:06 WIB
Makin Nyaman Tinggal di Apartemen
Makin Nyaman Tinggal di Apartemen
A A A
Setelah apartemen tersebar di berbagai penjuru kota, rumah bukan lagi satu-satunya pilihan untuk tempat tinggal. Jenis hunian vertikal tersebut semakin diminati dan diburu oleh para keluarga muda.

Sudah banyak orang jatuh hati hingga memilih apartemen dan menghuninya beserta seluruh keluarga tercinta. Lamanya bukan hanya satu sampai dua tahun, ada yang mencapai belasan tahun. Endhy salah satunya. Dia sudah tinggal selama tujuh tahun di sebuah apartemen di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Tekad dan nyali besarlah yang membuat ayah satu putri itu mau tinggal di gedung nan jangkung tersebut. Lokasi, akses jalan, fasilitas lengkap, jaminan keamanan, serta biaya operasional yang terjangkau membuat Endhy dan keluarga memutuskan tinggal di sana. Setelah menikah, Endhy langsung memboyong istrinya ke unit apartemen itu.

Awal menghuni, dia senang dengan suasana apartemen. Suasananya nyaman, area parkir nan lapang, serta punya akses yang leluasa ke berbagai pusat bisnis. “Saat itu apartemen masih kosong, belum banyak yang menghuni. Menyenangkan sekali,” kata Endhy, yang saat pertama kali menginjak area apartemen sempat mengalami keraguan.

Sebagian orang memang kerap merasa waswas saat pertama kali tinggal di gedung tinggi. Ketakutan yang mengemuka biasanya soal bagaimana seandainya lift macet, tangga darurat sempit, mati lampu, kebakaran, hingga seberapa kuat bangunan menahan gempa. Menurut Davy Sukamata, sebagai pakar konstruksi gedung, hal tersebut wajar dipertimbangkan oleh para penghuni apartemen.

“Itulah mengapa perlakuan struktur, mechanical electrical(ME), dan komponen bahan perlu dilakukan pendekatan khusus,” katanya. Membangun gedung bertingkat tinggi, kata Davy, tidak bisa sembarangan. Apalagi kalau kapasitas penghuninya cukup banyak. “Kalau gedung dirancang dengan baik, kita bisa mengurangi rasa waswas itu,” tambah Davy.

Developer yang kompeten bakal memperhatikan kelayakan apartemen. Hal teknis tata bangunan seperti kendala struktur dan konstruksi menjadi prinsip baku. Elemen utama lain mencakup ME, termasuk sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran, juga komponen bahan yang bermutu baik.

Tidak bisa dikurangi, apalagi diganti atau diturunkan spesifikasi bahan yang memang sudah semestinya. Kesehatan fisik gedung akan berdampak pada kenyamanan penghuni. Sadar atau tidak sadar, populasi penghuni jelas akan memberi dampak pada rencana gedung yang akan dibangun. Mulai dari penentuan layout denah per unit, akses menuju lift, dan tangga darurat.

Juga letak sarana kebakaran yang mudah dijangkau petugas pemadam. Adapun yang merepotkan, jika standar kelayakan gedung tidak terpenuhi, saat populasi penghuni membesar akan memberi dampak pada kenyamanan penghuni. Bahkan, tidak menutup kemungkinan membuat penghuni cemas jika terjadi sesuatu, misalnya kebakaran gedung. Rasa waswas juga pernah dirasakan Endhy.

Setelah tahun kedua, saat populasi penghuni bertambah, rasa nyaman Endhy mulai terusik. Kalau dulu dia masih bisa leluasa bergerak ke sana-sini, kini tidak lagi seperti itu. Jalan koridor sudah cukup padat, lahan parkir berkurang lantaran kendaraan yang membludak.

“Syukur, pengelola apartemen kooperatif. Mereka mendengarkan keluhan penghuni dan kami sama-sama memecahkan permasalahan itu. Kami sepakat membuat suasana tetap nyaman seperti kali pertama kami menetap di sana,” pungkas Endhy.

Aprilia S Andyna
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7560 seconds (0.1#10.140)