Saham Emiten BUMN Rontok, IPO Dikhawatirkan Tak Laku
A
A
A
JAKARTA - Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengkhawatirkan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan BUMN tidak laku akibat harga saham emiten BUMN saat ini rontok.
Dia menjelaskan, saham perusahaan plat merah terus merosot seiring belum adanya upaya kebijakan dari Kementrian BUMN. Kurangnya stimulus dari pemerintah akan mengganggu harga emiten tersebut.
"Belum lihat upaya Kementerian BUMN, saham BUMN jatuh terus 30%-60%, mengganggu saham-saham BUMN," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (10/9/2015).
Hal ini, menurut dia, menyebabkan investor menjadi khawatir untuk membeli saham BUMN yang akan IPO karena sama saja seperti perusahaan biasa.
"Yang saya takuti, beli saham BUMN seperti membeli saham perusahaan biasa. Kalau saya katakan (BUMN) kita lagi krisis," jelas Haryajid.
Dia menambahkan, saat ini BUMN sudah tidak lagi menjadi lokomotif bagi saham lainnya. Langkah menangani lesunya pasar modal di Tanah Air seperti melakukan buyback juga tidak efektif.
"Saham BUMN sekarat, GIAA, PTBA, PGAS, ANTM turun semua. Biasanya jadi lokomotif bagi saham lain, ini tidak ada," pungkasnya.
Pukul 15.00 WIB, terpantau saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) koreksi 10 poin ke Rp483; PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anjlok 225 poin menjadi Rp5.575 dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) susut 35 poin menjadi Rp2.725.
Dia menjelaskan, saham perusahaan plat merah terus merosot seiring belum adanya upaya kebijakan dari Kementrian BUMN. Kurangnya stimulus dari pemerintah akan mengganggu harga emiten tersebut.
"Belum lihat upaya Kementerian BUMN, saham BUMN jatuh terus 30%-60%, mengganggu saham-saham BUMN," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (10/9/2015).
Hal ini, menurut dia, menyebabkan investor menjadi khawatir untuk membeli saham BUMN yang akan IPO karena sama saja seperti perusahaan biasa.
"Yang saya takuti, beli saham BUMN seperti membeli saham perusahaan biasa. Kalau saya katakan (BUMN) kita lagi krisis," jelas Haryajid.
Dia menambahkan, saat ini BUMN sudah tidak lagi menjadi lokomotif bagi saham lainnya. Langkah menangani lesunya pasar modal di Tanah Air seperti melakukan buyback juga tidak efektif.
"Saham BUMN sekarat, GIAA, PTBA, PGAS, ANTM turun semua. Biasanya jadi lokomotif bagi saham lain, ini tidak ada," pungkasnya.
Pukul 15.00 WIB, terpantau saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) koreksi 10 poin ke Rp483; PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anjlok 225 poin menjadi Rp5.575 dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) susut 35 poin menjadi Rp2.725.
(rna)