Gerakan Ekonomi Perempuan Tekan Ancaman PHK
A
A
A
DEPOK - Nilai tukar rupiah yang semakin melemah, membuat sebagian besar industri mengancam akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Jika PHK besar-besaran terjadi, maka akan berdampak besar pada stabilitas ekonomi nasional, dan berimbas pada ketahanan ekonomi keluarga.
"Ibu-ibu muda untuk turut serta dalam memperkuat ketahanan ekonomi keluarga melalui wirausaha. Bila ketahanan ekonomi keluarga sudah kuat, maka dengan mudah akan menopang stabilitas ekonomi nasional," jelas tokoh perempuan muda NU Margaret Aliyatul Maimunah di Depok, Selasa (15/9/2015).
Wakil Koordinator bidang Ekonomi Pimpinan Pusat Fatayat NU ini mengatakan, gerakan pemberdayaan ekonomi mandiri bagi ibu-ibu muda pedesaan maupun perkotaan di pelosok tanah air akan menjadi kekuatan ekonomi secara nasional.
Pasalnya, selama ini masih banyak yang belum tersentuh khususnya di daerah. Padahal, tiap daerah punya potensi lokal yang bisa dikembangkan dan menjadi sumber ekonomi.
"Penguatan ekonomi perempuan merupakan suatu keharusan, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas, perempuan-perempuan di daerah harus memanfaatkan dan mengelola potensi sumber daya di daerahnya secara kreatif dan produktif," ujarnya.
Aktivis perempuan yang juga founder dan CEO perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata ini mengatakan, penguasaan IT di era sekarang ini mutlak diperlukan. Karena itu, kelompok perempuan muda ini harus juga melek IT.
"Untuk itu pemanfaatan teknologi baik melalui sosial media maupun yang lain sangat penting. Kami bersama pemerintah melakukan pendampingan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan. Sebab, dengan terbukanya lapangan pekerjaan maka tidak perlu lagi banyak TKW berangkat ke luar negeri untuk mencari pekerjaan," tandas Margaret.
"Ibu-ibu muda untuk turut serta dalam memperkuat ketahanan ekonomi keluarga melalui wirausaha. Bila ketahanan ekonomi keluarga sudah kuat, maka dengan mudah akan menopang stabilitas ekonomi nasional," jelas tokoh perempuan muda NU Margaret Aliyatul Maimunah di Depok, Selasa (15/9/2015).
Wakil Koordinator bidang Ekonomi Pimpinan Pusat Fatayat NU ini mengatakan, gerakan pemberdayaan ekonomi mandiri bagi ibu-ibu muda pedesaan maupun perkotaan di pelosok tanah air akan menjadi kekuatan ekonomi secara nasional.
Pasalnya, selama ini masih banyak yang belum tersentuh khususnya di daerah. Padahal, tiap daerah punya potensi lokal yang bisa dikembangkan dan menjadi sumber ekonomi.
"Penguatan ekonomi perempuan merupakan suatu keharusan, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas, perempuan-perempuan di daerah harus memanfaatkan dan mengelola potensi sumber daya di daerahnya secara kreatif dan produktif," ujarnya.
Aktivis perempuan yang juga founder dan CEO perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata ini mengatakan, penguasaan IT di era sekarang ini mutlak diperlukan. Karena itu, kelompok perempuan muda ini harus juga melek IT.
"Untuk itu pemanfaatan teknologi baik melalui sosial media maupun yang lain sangat penting. Kami bersama pemerintah melakukan pendampingan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan. Sebab, dengan terbukanya lapangan pekerjaan maka tidak perlu lagi banyak TKW berangkat ke luar negeri untuk mencari pekerjaan," tandas Margaret.
(izz)