Purbaya: Faktor Domestik Sebabkan Rupiah Melemah
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Purbaya Yudhie Sadewa menilai kondisi global bukanlah faktor yang menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah hingga menembus Rp14.445/USD.
Menurutnya, faktor domestik seperti melambatnya pertumbuhan serta tidak adanya sinyal-sinyal perbaikan signifikan kinerja bidang ekonomi merupakan faktor utama makin melemahnya rupiah.
Walaupun, lanjut dia, pemerintah dan berbagai pihak berharap ada perbaikan di triwulan II, namun jika tidak dibarengi implementasi kebijakan yang telah dibicarakan sebelumnya, penguatan rupiah menjadi sulit dilakukan.
Purbaya yang juga mantan Staf Kepresidenan menegaskan, perbaikan kinerja ekonomi bukan pada paket kebijakan, melainkan bagaimana pemerintah mampu memecahkan segala permasalahan dan hambatan yang selama ini mengganggu mesin ekonomi.
"Paket kebijakan itu harusnya bisa memberi stimulus ke perekonomian, selama ini berat sebelah, fiskal mendorong-dorong, moneternya enggan membantu," kata Purbaya, Rabu(16/9/2015).
Sementara, mengenai berbagai pernyataan kontraproduktif dari dalam kabinet maupun legislatif yang sedikit berpengaruh terhadap naik turunnya rupiah, hal tersebut tidak berpengaruh signifikan.
Fokus utama pemerintah adalah perbaikan ekonomi sehingga, memberikan rasa nyaman baik bagi pelaku pasar modal maupun keuangan.
"Di era Pak SBY juga ada ribut-ribut kok!, saran saya fokus saja di perbaikan ekonomi, nanti kalau ekonomi membaik, soal ribut-ribut dianggap sebagai hiburan," pungkas Purbaya.
Baca Juga:
Analis Prediksi Rupiah Bisa Tembus Rp16.800/USD
Rupiah Makin Terseok-seok Siang Ini
Rupiah Kian Jeblok, UU JPSK Minta Segera Diselesaikan
Menurutnya, faktor domestik seperti melambatnya pertumbuhan serta tidak adanya sinyal-sinyal perbaikan signifikan kinerja bidang ekonomi merupakan faktor utama makin melemahnya rupiah.
Walaupun, lanjut dia, pemerintah dan berbagai pihak berharap ada perbaikan di triwulan II, namun jika tidak dibarengi implementasi kebijakan yang telah dibicarakan sebelumnya, penguatan rupiah menjadi sulit dilakukan.
Purbaya yang juga mantan Staf Kepresidenan menegaskan, perbaikan kinerja ekonomi bukan pada paket kebijakan, melainkan bagaimana pemerintah mampu memecahkan segala permasalahan dan hambatan yang selama ini mengganggu mesin ekonomi.
"Paket kebijakan itu harusnya bisa memberi stimulus ke perekonomian, selama ini berat sebelah, fiskal mendorong-dorong, moneternya enggan membantu," kata Purbaya, Rabu(16/9/2015).
Sementara, mengenai berbagai pernyataan kontraproduktif dari dalam kabinet maupun legislatif yang sedikit berpengaruh terhadap naik turunnya rupiah, hal tersebut tidak berpengaruh signifikan.
Fokus utama pemerintah adalah perbaikan ekonomi sehingga, memberikan rasa nyaman baik bagi pelaku pasar modal maupun keuangan.
"Di era Pak SBY juga ada ribut-ribut kok!, saran saya fokus saja di perbaikan ekonomi, nanti kalau ekonomi membaik, soal ribut-ribut dianggap sebagai hiburan," pungkas Purbaya.
Baca Juga:
Analis Prediksi Rupiah Bisa Tembus Rp16.800/USD
Rupiah Makin Terseok-seok Siang Ini
Rupiah Kian Jeblok, UU JPSK Minta Segera Diselesaikan
(izz)