Berdayakan Masyarakat Melalui Desa Binaan

Kamis, 17 September 2015 - 09:56 WIB
Berdayakan Masyarakat...
Berdayakan Masyarakat Melalui Desa Binaan
A A A
Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Deklarasi Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) bertekad untuk memenuhi komitmen pencapaian target MDGs pada tahun 2015.

Terdapat delapan target MDGs, empat di antaranya adalah bidang pendidikan, bidang kesehatan, penanggulangan kemiskinan dan kelestarian lingkungan hidup. Corporate Social Responsibility (CSR) Manager Pertamina Agus Mashud, mengatakan, bisnis Pertamina yang begitu besar dan kompleks di penjuru negeri ini. Membuat perseroan mempunyai tanggung jawab sosial untuk peduli terhadap negeri ini.

”Selain itu komitmen perusahaan juga untuk senantiasa peduli dan berkembang dan bertanggung jawab secara sosial bersama sama masyarakat sekitar dalam lingkungan usaha yang harmoni,” terang dia saat dihubungi. Itulah sebabnya, Pertamina tidak sedikit mengeluarkan dana untuk mengembangkan program CSR dalam berbagai program. Nilai yang dipersiapkan ditentukan melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham PT Pertamina.

Dia menjelaskan, program yang dikembangkan adalah memiliki beberapa criteria. Diantaranya, berkelanjutan, saling memberi manfaat, pengembangan energi hijau dan selaras dengan proper / lingkungan hidup. Serta memprioritaskan wilayah terdekat dan atau terkena dampak operasi perusahaan juga mengadakan sosialisasi dan publikasi yang efektif. Setiap program dalam perencanaan ditetapkan ukuran dan capaian tingkat keberhasilannya.

Kemudian selama pelaksanaan dan pengembangan program, dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menentukan pencapaian tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Hal itu dilakukan karena Pertamina ingin program CSR yang dikembangkan mampu mendukung operasi bisnis perusahaan. Dengan menjadi tetangga yang baik bagi komunitas sekitar melalui program CSR yang efektif dan mampu meleverage citra perusahaan menjadi semakin baik.

Desa Binaan

Salah satu program yang sedang dikembangkan Pertamina adalah Desa Binaan. Ada beberapa desa binaan yang sedang digarap Pertamina. Di Jawa Barat ada Desa Balongan, Majakerta dan Karangsong; di DIY Desa Kedungsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo; di Jawa Tengah salah satunya Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

”Pertamina diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pencapaian MDGs ini. Melalui implementasi program-program kerja CSR, khususnya program pemberdayaan masyarakat desa di Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Pertamina berusaha menciptakan keseimbangan lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat di wilayah operasi perusahaan,” papar Agus.

Kawasan Karanganyar adalah daerah yang kering dan susah air. Padahal, banyak masyarakat di wilayah sekitar yang berprofesi sebagai petani tegalan. Kondisi ini membuat hasil panen para petani di sana tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan ekonomi. Bekerjasama dengan Pemerintah Desa Karanganyar dan Obor Tani, Pertamina melaksanakan program Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) di daerah tersebut dengan komoditas durian montong.

Melalui program ini diharapkan para petani mampu menggarap tanahnya dengan tanaman produktif sehingga mampu memberikan nilai tambah. Program ini dimulai sejak 2010 secara terpadu dengan memberikan sumber air, bibit, sarana produksi, infrastruktur, teknologi budidaya pertanian terkini dan pendampingan hingga panen. Dua orang kader Obor Tani ditempatkan untuk tinggal di Desa Karanganyar selama 3,5 tahun.

Petamina telah mengucurkan dana total sebesar Rp1,1 miliar selama 3,5 tahun untuk pembangunan fisik dan pemberdayaan. Secara keseleruhan, dana tersebut untuk pemetakan lahan seluas 2.800 petak, penanaman 2.800 pohon durian montong, pembangunan wisma training center, pembangunan instalasi listrik untuk waduk tadah hujan dan wisma, pemipaan irigasi sepanjang 1 kilometer, serta pemeliharaan tanaman dan saparodi.

Kebun buah unggulan terletak di sekitar waduk. Lahannya dikelola oleh 121 kepala keluarga (KK) peserta program, masing-masing seluas 1.000 meter persegi dan dapat ditanami kurang lebih 30 pohon durian. Para petani juga memanfaatkan lahan mereka dengan menanam pohon lainnya seperti cabe dan jagung agar memiliki penghasilan tambahan. Kini para petani di Karanganyar telah merasakan manisnya panen durian montong yang diberdayakan di wilayah mereka.

Pada April 2015 lalu, sekitar 120 petani yang tergabung dalam SPT Karanganyar binaan Pertamina menuai panen buah khas Negeri Gajah Putih tersebut. Panen perdana durian montong ini menjadi bukti Pertamina peduli khususnya bagi petani yang berada di daerah sekitar operasi. Bantuan berupa pohon durian mampu dimanfaatkan petani untuk menciptakan panen yang bernilai ekonomis tinggi.

Setelah panen pertama, para petani pun dipersilakan untuk mengelola lahan durian yang ada secara mandiri dan berkelanjutan. Salah satu petani durian yang tergabung dalam SPT Karanganyar, Suryanto, mengaku sangat terbantu atas program Pertamina yang dilaksanakan di daerahnya. Selama ini, menurut dia, para petani hanya mampu menanam jagung, ketela pohon, kacang tanah, dan jenis kacang-kacangan untuk sayur.

Kini, setelah ada bantuan bibit pohon durian, petani menjadi lebih terbantu secara finansial. Nilai ekonomis yang diberikan durian montong memang signifikan. Apabila dulu sekali panen dari lahan tegalan hanya bernilai Rp3.000 per kilogram, durian montong bisa bernilai hingga Rp35.000 per kilogram setiap kali panen. Menurut Suryanto, harga jual yang jauh lebih tinggi telah menumbuhkan semangat baru di kalangan para petani di daerah Karanganyar.

”Saat ini, petani memiliki harapan meraih kesejahteraan yang lebih baik karena hasil panen yang dihasilkan bernilai ekonomis tinggi,” tuturnya. Para petani pun memiliki keterampilan baru yaitu pengelolaan pascapanen, granding, packing dan pemasaran.

Hermansah
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0807 seconds (0.1#10.140)