Usia Produktif Tak Tertangani Kiamat Besar bagi Negeri Ini
A
A
A
DEPOK - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengemukakan, Indonesia mendapatkan berkah sekaligus tantangan memiliki demografi penduduk usia produktif yang sangat besar. Jika gagal menanganinya negeri ini bisa mengalami "kiamat besar".
Menurutnya, jika generasi muda tidak memiliki daya saing, trend global angka pengangguran yang dialami anak muda menjadi ancaman.
“Dari segi pendidikan harus terus didorong, akomodir peningkatan kompetensi. Ini butuh bantuan dan dukungan semua pihak genjot SDM kita berdaya saing. Tren global menunjukkan unemployment tinggi di dunia ini jadi tantangan anak muda menghadapi bonus demografi 2030,” ujar Hanif saat membuka Bursa Kerja di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Kamis (17/9/2015).
Dia menyebutkan di masa itu anak-anak usia 15 tahun ke bawah dan 60 tahun ke atas mengecil. Sehingga 70% usia 15-60 tahun justru yang paling besar.
“Ini peluang, windows of opportunity berdaya saing, kalau terlena enggak kegenjot ini bisa jadi kiamat sugro atau kiamat kecil di dunia. Tapi, bagi Indonesia ini kiamat besar jika SDM tak tertangani baik,” ungkapnya.
Dia meminta agar Indonesia tidak menjadi bangsa kuli yang abai terhadap kompetensi. Apalagi angka wirausahawan masih cenderung kecil dibanding negara lain yakni hanya 1,65%.
“Jika peduli maka kita bisa kuasai dunia. Dinamika bagi pemerintah untuk tingkatkan karakter, soft skill, kecepatan, dan memiliki sertifikasi profesi berdaya saing. Sudah saatnya menggeser kemajuan dari modal dasar sumber daya alam dengan mengembangkan SDM. Jika berbasis sumber daya alam berarti kita kolonialis sejati,” tandasnya.
Baca juga:
Rupiah Tersungkur, Jumlah PHK Terus Bertambah
Ekonomi Loyo, PHK Pekerja Logistik Bisa Capai 4.000 Orang
Menurutnya, jika generasi muda tidak memiliki daya saing, trend global angka pengangguran yang dialami anak muda menjadi ancaman.
“Dari segi pendidikan harus terus didorong, akomodir peningkatan kompetensi. Ini butuh bantuan dan dukungan semua pihak genjot SDM kita berdaya saing. Tren global menunjukkan unemployment tinggi di dunia ini jadi tantangan anak muda menghadapi bonus demografi 2030,” ujar Hanif saat membuka Bursa Kerja di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Kamis (17/9/2015).
Dia menyebutkan di masa itu anak-anak usia 15 tahun ke bawah dan 60 tahun ke atas mengecil. Sehingga 70% usia 15-60 tahun justru yang paling besar.
“Ini peluang, windows of opportunity berdaya saing, kalau terlena enggak kegenjot ini bisa jadi kiamat sugro atau kiamat kecil di dunia. Tapi, bagi Indonesia ini kiamat besar jika SDM tak tertangani baik,” ungkapnya.
Dia meminta agar Indonesia tidak menjadi bangsa kuli yang abai terhadap kompetensi. Apalagi angka wirausahawan masih cenderung kecil dibanding negara lain yakni hanya 1,65%.
“Jika peduli maka kita bisa kuasai dunia. Dinamika bagi pemerintah untuk tingkatkan karakter, soft skill, kecepatan, dan memiliki sertifikasi profesi berdaya saing. Sudah saatnya menggeser kemajuan dari modal dasar sumber daya alam dengan mengembangkan SDM. Jika berbasis sumber daya alam berarti kita kolonialis sejati,” tandasnya.
Baca juga:
Rupiah Tersungkur, Jumlah PHK Terus Bertambah
Ekonomi Loyo, PHK Pekerja Logistik Bisa Capai 4.000 Orang
(dmd)