The Fed Tahan Suku Bunga, BI Nilai Ekonomi Dunia Buruk
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai penundaan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS The Fed merupakan gambaran kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik dari yang diperkirakan atau cenderung lebih buruk dari pertumbuhan ekonomi dunia tahun lalu.
Hal ini terlihat dari harga komoditas yang diperkirakan masih akan jatuh sampai minus 15%. "Nah kondisi itu langsung direspons pasar bahwa memang betul kondisi ekonomi dunia tidak sebaik yang diperkirakan, artinya masih cenderung buruk ekonomi dunia," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (18/9/2015).
Jadi, lanjut dia, kondisi dari dunia khususnya Amerika Serikat, akan berdampak kepada pasar dengan respons yang berbeda. Contohnya, ada yang menunjukkan penguatan karena merasa bahwa ekonomi AS dan currency AS tidak jadi menguat seperti yang diperkirakan. (Baca: Pemerintah RI Sarankan The Fed Naikkan Suku Bunga).
Namun, untuk negara berkembangan tetap ada tekanan, sehingga itu berdampak kepada Indonesia. Dia mengungkapkan, selama ini banyak yang beranggapan jika AS menunda kenaikan suku bunga akan bermanfaat kepada ekonomi negara berkembang.
Kenyataanya, lanjut dia, ekonomi negara berkembang justru melihat bahwa harga komoditas masih akan turun dan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat. (Baca: The Fed Kembali Tunda Naikkan Suku Bunga).
Meski demikian, secara umum Indonesia masih memiliki fundamental baik. Di mana inflasi terus terkendali. Dia juga meyaikini inflasi di akhir 2015 akan menuju target 4% plus minus 1%.
"Sedangkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan menuju kondisi lebih sehat, meskipun masih defisit," tukas Agus.
Baca Juga:
The Fed Diperkirakan Naikkan Suku Bunga pada Desember
Kata Menkeu Bambang The Fed Tunda Naikkan Suku Bunga
Menkeu: Jika Suku Bunga The Fed Naik, Bagus bagi RI
Hal ini terlihat dari harga komoditas yang diperkirakan masih akan jatuh sampai minus 15%. "Nah kondisi itu langsung direspons pasar bahwa memang betul kondisi ekonomi dunia tidak sebaik yang diperkirakan, artinya masih cenderung buruk ekonomi dunia," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (18/9/2015).
Jadi, lanjut dia, kondisi dari dunia khususnya Amerika Serikat, akan berdampak kepada pasar dengan respons yang berbeda. Contohnya, ada yang menunjukkan penguatan karena merasa bahwa ekonomi AS dan currency AS tidak jadi menguat seperti yang diperkirakan. (Baca: Pemerintah RI Sarankan The Fed Naikkan Suku Bunga).
Namun, untuk negara berkembangan tetap ada tekanan, sehingga itu berdampak kepada Indonesia. Dia mengungkapkan, selama ini banyak yang beranggapan jika AS menunda kenaikan suku bunga akan bermanfaat kepada ekonomi negara berkembang.
Kenyataanya, lanjut dia, ekonomi negara berkembang justru melihat bahwa harga komoditas masih akan turun dan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat. (Baca: The Fed Kembali Tunda Naikkan Suku Bunga).
Meski demikian, secara umum Indonesia masih memiliki fundamental baik. Di mana inflasi terus terkendali. Dia juga meyaikini inflasi di akhir 2015 akan menuju target 4% plus minus 1%.
"Sedangkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan menuju kondisi lebih sehat, meskipun masih defisit," tukas Agus.
Baca Juga:
The Fed Diperkirakan Naikkan Suku Bunga pada Desember
Kata Menkeu Bambang The Fed Tunda Naikkan Suku Bunga
Menkeu: Jika Suku Bunga The Fed Naik, Bagus bagi RI
(izz)