Ekonomi Lesu, Ini Tips Budi Isman untuk Pelaku Usaha
A
A
A
CEO Smartpreneur Pro Indonesia Budi Isman mengingatkan kepada pelaku usaha domestik untuk beralih menggunakan bahan baku dari dalam negeri lantaran lesunya rupiah, ekonomi dan prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
The Fed memang masih menahan menaikkan suku bunga (Fed rate) pada bulan ini lantaran kondisi ekonomi di dalam negeri dan global yang belum mendukung. Namun, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) itu diperkirakan akan mengerek suku bunganya pada Desember tahun ini.
"Kalau suku bunga naik, kesedot lagi USD ke AS, kemudian USD langka dan naik lagi. Kalau buat UMKM dalam negeri tidak terlalu banyak berdampak langsung. Tapi yang produknya impor ini yang terkena. Maka itu, mereka harus memikirkan komoditi dalam negeri yang bisa diolah," kata dia di Gedung Sindo, Jakarta, Sabtu (19/9/2015).
Menurut dia, saat ini menjadi kesempatan bagi pengusaha importir atau yang masih menggunakan bahan baku dari luar negeri untuk menggunakan barang substitusi lokal.
Jika penggunaan barang dalam negeri ditingkatkan, kata Budi, akan memberi manfaat, terutama membantu industri domestik bertumbuh, sehingga ketergantungan terhadap USD menurun dan daya tahan domestik menguat.
Apalagi, dia menambahkan, hampir 80% bisnis usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) tetap tumbuh, meski sekitar 6%-25% dalam kondisi ekonomi saat ini karena mengandalkan barang atau bahan baku dalam negeri.
"Paling banyak tumbiuh di UMKM makanan minuman kelas menengah ke bawah. Yang kelas atas, yang banyak kena dampak itu, terutama restoran dan kafe. Jadi pengaruh itu ada, tapi lebih ke perusahaan besar, sehingga harus mulai memikirikan barang subtitusi. Kedua, kolaborasi dan ketiga harus efisien dan berhemat," tutur dia.
Menurut dia, itu untu mengajarkan masyarakat untuk tidak boros. Pasalnya, dalam kondisi ekonomi saat ini, ada kemungkinan restoran dan kafe akan menaikkan harga makanan dan minumannya.
"Ini jadi peluang untuk yang kecil-kecil ini (UMKM). Kalau dulu orang beli fast food di restoran, sekarang mereka akan tinggalkan itu dan memilih yang lain, fast food ala Indonesia atau makanan warteg. Itu malah jadi solusi," pungkasnya.
The Fed memang masih menahan menaikkan suku bunga (Fed rate) pada bulan ini lantaran kondisi ekonomi di dalam negeri dan global yang belum mendukung. Namun, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) itu diperkirakan akan mengerek suku bunganya pada Desember tahun ini.
"Kalau suku bunga naik, kesedot lagi USD ke AS, kemudian USD langka dan naik lagi. Kalau buat UMKM dalam negeri tidak terlalu banyak berdampak langsung. Tapi yang produknya impor ini yang terkena. Maka itu, mereka harus memikirkan komoditi dalam negeri yang bisa diolah," kata dia di Gedung Sindo, Jakarta, Sabtu (19/9/2015).
Menurut dia, saat ini menjadi kesempatan bagi pengusaha importir atau yang masih menggunakan bahan baku dari luar negeri untuk menggunakan barang substitusi lokal.
Jika penggunaan barang dalam negeri ditingkatkan, kata Budi, akan memberi manfaat, terutama membantu industri domestik bertumbuh, sehingga ketergantungan terhadap USD menurun dan daya tahan domestik menguat.
Apalagi, dia menambahkan, hampir 80% bisnis usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) tetap tumbuh, meski sekitar 6%-25% dalam kondisi ekonomi saat ini karena mengandalkan barang atau bahan baku dalam negeri.
"Paling banyak tumbiuh di UMKM makanan minuman kelas menengah ke bawah. Yang kelas atas, yang banyak kena dampak itu, terutama restoran dan kafe. Jadi pengaruh itu ada, tapi lebih ke perusahaan besar, sehingga harus mulai memikirikan barang subtitusi. Kedua, kolaborasi dan ketiga harus efisien dan berhemat," tutur dia.
Menurut dia, itu untu mengajarkan masyarakat untuk tidak boros. Pasalnya, dalam kondisi ekonomi saat ini, ada kemungkinan restoran dan kafe akan menaikkan harga makanan dan minumannya.
"Ini jadi peluang untuk yang kecil-kecil ini (UMKM). Kalau dulu orang beli fast food di restoran, sekarang mereka akan tinggalkan itu dan memilih yang lain, fast food ala Indonesia atau makanan warteg. Itu malah jadi solusi," pungkasnya.
(rna)