Rupiah Kian Suram Siang Ini
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan siang hari ini kian suram terimbas sentimen dari China.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp14.675/USD. Posisi tersebut tambah parah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.551/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.635/USD. Posisi itu masih lebih buruk dibanding posisi penutupan kemarin di level Rp14.559/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.623/USD, terkoreksi 137 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.486/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp14.715/USD, dengan kisaran harian Rp14.521-Rp14.753/USD. Posisi ini anjlok dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.592/USD.
Sementara USD masih menguat terhadap sejumlah mata uang dunia, meski bukan terhadap yen. Yen menguat dan dolar Australia jatuh setelah aktivitas manufaktur China jatuh ke level terendah sejak 6,5 tahun, mengaburkan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Data suram aktivitas manufaktur China memperkuat kekhawatiran perlambatan tajam perekonomian terbesar kedua di dunia dan mendorong penjualan mata uang komoditas, sementara memberikan dorongan untuk safe haven yen. (Baca: Indeks Manufaktur China Jatuh ke Level Terendah 6,5 Tahun)
Dikutip dari Reuters, dolar Australia yang dipandang sebagai proxy lunak untuk China turun 0,9% menjadi 0,7026/USD, menjauh dari level tertinggi empat pekan di 0,7280/USD pada Jumat.
Terhadap yen, Aussie merosot 1,2% menjadi 84,14. Yen juga menguat terhadap USD sebesar 0,3% menjadi 119,79. Terhadap enam mata uang utama, USD berada di 96,263. Sebelumnya, indeks USD telah menguat ke 96,484, level terkuat sejak 4 September 2015.
Euro naik 0,2% menjadi 1,1137/USD, naik dari level rendah 1,1105/USD pada Rabu, level terendah sejak 4 September 2015. Euro turun sekitar 1,4% sepanjang pekan ini, setelah komentar terbaru dari pejabat Bank Sentral Eropa didukung pandangan bahwa ECB bisa menambah stimulus moneter.
Baca:
USD Makin Perkasa, Rupiah Dibuka Terjengkang
Rupiah Diperkirakan Bakal Kembali Tertekan
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp14.675/USD. Posisi tersebut tambah parah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.551/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.635/USD. Posisi itu masih lebih buruk dibanding posisi penutupan kemarin di level Rp14.559/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.623/USD, terkoreksi 137 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.486/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp14.715/USD, dengan kisaran harian Rp14.521-Rp14.753/USD. Posisi ini anjlok dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.592/USD.
Sementara USD masih menguat terhadap sejumlah mata uang dunia, meski bukan terhadap yen. Yen menguat dan dolar Australia jatuh setelah aktivitas manufaktur China jatuh ke level terendah sejak 6,5 tahun, mengaburkan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Data suram aktivitas manufaktur China memperkuat kekhawatiran perlambatan tajam perekonomian terbesar kedua di dunia dan mendorong penjualan mata uang komoditas, sementara memberikan dorongan untuk safe haven yen. (Baca: Indeks Manufaktur China Jatuh ke Level Terendah 6,5 Tahun)
Dikutip dari Reuters, dolar Australia yang dipandang sebagai proxy lunak untuk China turun 0,9% menjadi 0,7026/USD, menjauh dari level tertinggi empat pekan di 0,7280/USD pada Jumat.
Terhadap yen, Aussie merosot 1,2% menjadi 84,14. Yen juga menguat terhadap USD sebesar 0,3% menjadi 119,79. Terhadap enam mata uang utama, USD berada di 96,263. Sebelumnya, indeks USD telah menguat ke 96,484, level terkuat sejak 4 September 2015.
Euro naik 0,2% menjadi 1,1137/USD, naik dari level rendah 1,1105/USD pada Rabu, level terendah sejak 4 September 2015. Euro turun sekitar 1,4% sepanjang pekan ini, setelah komentar terbaru dari pejabat Bank Sentral Eropa didukung pandangan bahwa ECB bisa menambah stimulus moneter.
Baca:
USD Makin Perkasa, Rupiah Dibuka Terjengkang
Rupiah Diperkirakan Bakal Kembali Tertekan
(rna)