Permintaan Diproyeksi Tetap Kuat, Harga Minyak Naik Tipis
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia naik tipis pada awal perdagangan di Asia hari ini karena permintaan diproyeksi tetap kuat, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi di Asia serta serangan udara Rusia dan Barat di Suriah yang memberi kekhawatiran pasar.
Para pedagang mengatakan bahwa premi risiko politik telah kembali memasuki pasar minyak, di mana Rusia dan Amerika Serikat melakukan kampanye pemboman tanpa koordinasi, memicu kekhawatiran bentrokan tidak disengaja.
"Pasar AS juga melihat dampak badai pertama menuju Amerika dan kami telah melihat beberapa pembelian spekulatif WTI untuk mempersiapkan hal itu berdampak ke produksi di Teluk (Meksiko) produksi," kata salah satu broker, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/10/2015).
US National Hurricane Center mengatakan, badai Joaquin yang kuat di Atlantik pada Rabu dan bisa menjadi badai besar, meskipun beberapa prediksi tidak setuju apakah itu akan mendarat di Amerika Serikat.
Minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di USD45,64/barel, naik 55 sen dari penutupan terakhir. Sementara minyak mentah berjangka Brent berada di USD48,71/barel, naik 34 sen.
Menurut perkiraan nasional yang diserahkan kepada Joint minyak Data Initiative (JODI), permintaan minyak dunia melonjak pada enam bulan pertama 2015 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014. Itu imbas darianjloknya separuh harga minyak mentah dan penurunan yang signifikan dalam harga bahan bakar di sebagian besar negara-negara konsumen.
JODI melaporkan, konsumsi rata-rata 71,4 juta barel per hari (bph) dalam enam bulan pertama 2015, naik dari 69,1 juta bph pada periode tahun sebelumnya, meningkat 2,3 juta bph atau 3,3%.
Namun kekhawatiran mengenai pertumbuhan konsumsidi tengah melambatnya ekonomi utama di Asia telah memberikan kontribusi terhadap penurunan harga hampir seperempat di Brent dan WTI sejak Juni lalu.
Para pedagang mengatakan bahwa premi risiko politik telah kembali memasuki pasar minyak, di mana Rusia dan Amerika Serikat melakukan kampanye pemboman tanpa koordinasi, memicu kekhawatiran bentrokan tidak disengaja.
"Pasar AS juga melihat dampak badai pertama menuju Amerika dan kami telah melihat beberapa pembelian spekulatif WTI untuk mempersiapkan hal itu berdampak ke produksi di Teluk (Meksiko) produksi," kata salah satu broker, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/10/2015).
US National Hurricane Center mengatakan, badai Joaquin yang kuat di Atlantik pada Rabu dan bisa menjadi badai besar, meskipun beberapa prediksi tidak setuju apakah itu akan mendarat di Amerika Serikat.
Minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di USD45,64/barel, naik 55 sen dari penutupan terakhir. Sementara minyak mentah berjangka Brent berada di USD48,71/barel, naik 34 sen.
Menurut perkiraan nasional yang diserahkan kepada Joint minyak Data Initiative (JODI), permintaan minyak dunia melonjak pada enam bulan pertama 2015 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014. Itu imbas darianjloknya separuh harga minyak mentah dan penurunan yang signifikan dalam harga bahan bakar di sebagian besar negara-negara konsumen.
JODI melaporkan, konsumsi rata-rata 71,4 juta barel per hari (bph) dalam enam bulan pertama 2015, naik dari 69,1 juta bph pada periode tahun sebelumnya, meningkat 2,3 juta bph atau 3,3%.
Namun kekhawatiran mengenai pertumbuhan konsumsidi tengah melambatnya ekonomi utama di Asia telah memberikan kontribusi terhadap penurunan harga hampir seperempat di Brent dan WTI sejak Juni lalu.
(rna)