Bank Dunia Akui Sulit Prediksi Kekuatan Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) mengaku kesulitan untuk memprediksi kekuatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bisa bertahan berapa lama. Pasalnya, hampir semua mata uang di dunia saat ini melemah terhadap USD.
Kepala Ekonom World Bank untuk Indonesia, Ndiame Diop mengatakan, penguatan mata uang Garuda bisa terjadi jika didukung kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan stabilisasi ekonomi.
"Kita sulit prediksi berapa lama rupiah akan menguat. Sulit untuk memastikan," kata Diop di Jakarta, Senin (5/10/2015).
Dia menuturkan, hampir semua mata uang seluruh dunia melemah terhadap USD. Mata uang Negara Paman Sam tersebut secara umum telah menguat sejak 2014 dan memperpanjang relinya hingga saat ini. (Baca: Rupiah Diprediksi Bergejolak Jelang Rapat The Fed)
"Yang penting untuk saat ini, bagaimana dapat melakukan stabilisasi ekonomi dan kebijakan yang mendorong pertumbuhan," jelasnya.
Saat ini, Diop menyatakan, Bank Indonesia (BI) sudah melakukan tugas dengan baik untuk menjaga permintaan dan persediaan valuta asing (valas) melalui kebijakan yang mendorong transaksi forward jual valas.
"Yang sudah BI lakukan, intervensi ini dapat menolong rurpiah, sehingga forward market akan meningkat, itu bagus kok," kata Diop.
Baca:
Rupiah Dibuka Berjaya Pascarilis Data Pekerjaan AS
Kesalahan BI Ini Dianggap Buat Rupiah Terjun Bebas
Kepala Ekonom World Bank untuk Indonesia, Ndiame Diop mengatakan, penguatan mata uang Garuda bisa terjadi jika didukung kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan stabilisasi ekonomi.
"Kita sulit prediksi berapa lama rupiah akan menguat. Sulit untuk memastikan," kata Diop di Jakarta, Senin (5/10/2015).
Dia menuturkan, hampir semua mata uang seluruh dunia melemah terhadap USD. Mata uang Negara Paman Sam tersebut secara umum telah menguat sejak 2014 dan memperpanjang relinya hingga saat ini. (Baca: Rupiah Diprediksi Bergejolak Jelang Rapat The Fed)
"Yang penting untuk saat ini, bagaimana dapat melakukan stabilisasi ekonomi dan kebijakan yang mendorong pertumbuhan," jelasnya.
Saat ini, Diop menyatakan, Bank Indonesia (BI) sudah melakukan tugas dengan baik untuk menjaga permintaan dan persediaan valuta asing (valas) melalui kebijakan yang mendorong transaksi forward jual valas.
"Yang sudah BI lakukan, intervensi ini dapat menolong rurpiah, sehingga forward market akan meningkat, itu bagus kok," kata Diop.
Baca:
Rupiah Dibuka Berjaya Pascarilis Data Pekerjaan AS
Kesalahan BI Ini Dianggap Buat Rupiah Terjun Bebas
(rna)