Pertamina Hanya Minta Penurunan Harga Solar, Tidak Premium

Selasa, 06 Oktober 2015 - 15:46 WIB
Pertamina Hanya Minta...
Pertamina Hanya Minta Penurunan Harga Solar, Tidak Premium
A A A
LAMPUNG - PT Pertamina (Persero) telah merampungkan kajian kemungkinan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam stimulus paket kebijakan ekonomi III guna meredam perlambatan ekonomi.

SVP Marketing dan Distribusi Pertamina Muhammad Iskandar mengatakan, hasil kajian kemungkinan penurunan harga bensin premium dan solar tersebut telah di serahkan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution kemudian disampaikan kepada presiden.

Hasilnya, Pertamina tetap berharap tidak ada penurunan harga bensin premium, melainkan hanya solar yang diusulkan turun.

"Pertimbangan kami selain premium mengalami kerugian. Solar adalah sebagai langkah tepat untuk mendorong stimulus paket kebijakan III, bukan premium karena premium dikonsumsi pribadi, sedangkan solar digunakan untuk transportasi dan industri," tutur dia di sela uji perdana pertalite di SPBU Antasari, Bandar Lampung, Selasa (6/10/2015).

Menurut dia, Pertamina sebagai perusahaan BUMN hanya melaksanakan kajian evaluasi harga BBM sesuai arahan dari pemerintah. Selanjutnya, keputusan akhir sepenuhnya diserahkan kepada presiden.

"Kami hanya melaksanakan perintah untuk mengevaluasi harga. Keputusan final berada di tangan pemerintah. Dan kami akan mematuhi apa yang telah menjadi keputusan pemerintah," ungkapnya.

Dia mengatakan, secara nasional pola konsumsi premium sebesar 91% digunakan untuk keperluan pribadi, sedangkan sebesar 9% untuk transportasi. Hal itu berbanding terbalik dengan pola konsumsi solar, yang 90% untuk keperluan transportasi dan industri, sisanya 10% untuk keperluan pribadi.

"Dengan demikian, Pertamina melakukan kajian jika stimulus paket kebijakan dapat di dorong melalui penurunan harga solar, tidak melibatkan premium," jelasnya.

Pihaknya justru khawatir, tatkala harga premium turun maka tidak akan efisien lantaran sebagian besar konsumsi digunakan untuk keperluan pribadi.

"Berbeda dengan solar, kalau solar digunakan untuk keperluan dan aktivitas umum," ujar dia.

Tidak hanya itu, penurunan harga minyak mentah bukan berarti sebagai dalih menurunkan harga jual bensin premium. Pasalnya, untuk harga produk premium di pasar global tidak mengalami penurunan.

"Publikasi harga ada dua minyak mentah dan produk premium. Produk premium selama ini tidak ada penurunan walaupun minyak mentah turun. Masa kita disuruh jual minyak mentah di pom bensin," ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Himpunan Swasta Nasional Migas Lampung Toto Herwantoko mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kebijakan harga jual BBM kepada pemerintah.

"Kebijakan BBM kami hanya ikut saja. Kalau premium mau turun, ya kami ikut. Kalau mau naik, ya kami ikut. Naik atau tidak, tidak masalah bagi kami," ujar dia.

Meski begitu, Toto mengkhawatirkan keberada Pertamina yang rugi menjual premium di bawah harga keekonomian hingga mencapai Rp15,2 triliun.

Selain itu, disparitas harga jual antara premium dengan varian baru pertalite semakin lebar ketika harga premium harus dipaksakan untuk turun, padahal kehadiran pertalite salah satunya menutup kerugian Pertamina.

Baca:

Lho! Jokowi Sangkal Minta Turunkan Harga BBM Premium

Inkonsistensi Pemerintah soal Harga BBM Bikin Pertamina Rugi Besar
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8245 seconds (0.1#10.140)