Harga Minyak Reli karena Banjir Pasokan Diprediksi Berkurang
A
A
A
TOKYO - Harga Minyak mentah berjangka naik lebih lanjut (reli) di perdagangan Asia pada Rabu setelah banjir pasokan global diprediksi berkurang.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah melonjak lebih dari USD2/barel pada sesi sebelumnya, dengan minyak mentah Brent ditutup di atas USD50/barel untuk kali pertama dalam satu bulan.
Minyak Brent naik 40 sen menjadi USD52,32/barel semalam, setelah naik USD2,67 atau 5,4% pada Selasa. Tapi volume perdagangan rendah, dengan pasar China masih libur nasional hingga Rabu waktu setempat.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 74 sen menjadi USD49,27/barel. Harga minyak Amerika Serikat (AS) ini naik USD2,27 atau 4,9% pada Selasa.
Administrasi Informasi Energi AS mengatakan, permintaan minyak global diperkirakan akan meningkat paling tinggi dalam enam tahun terakhir karena pasokan dari produsen non-OPEC berhenti.
Produksi AS, yang telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir dan menyebabkan penurunan harga minyak sekitar 50% sejak Juni tahun lalu, juga mulai menurun.
Perlambatan produksi AS membuka hati anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang telah mempertahankan produksi tetap stabil, meskipun mempengaruhi pendapatan mereka.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri mengatakan dalam sebuah konferensi industri di London pada Selasa bahwa pasar minyak membaik, menunjukkan OPEC tidak mungkin untuk mengubah strategi membela pangsa pasar.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah melonjak lebih dari USD2/barel pada sesi sebelumnya, dengan minyak mentah Brent ditutup di atas USD50/barel untuk kali pertama dalam satu bulan.
Minyak Brent naik 40 sen menjadi USD52,32/barel semalam, setelah naik USD2,67 atau 5,4% pada Selasa. Tapi volume perdagangan rendah, dengan pasar China masih libur nasional hingga Rabu waktu setempat.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 74 sen menjadi USD49,27/barel. Harga minyak Amerika Serikat (AS) ini naik USD2,27 atau 4,9% pada Selasa.
Administrasi Informasi Energi AS mengatakan, permintaan minyak global diperkirakan akan meningkat paling tinggi dalam enam tahun terakhir karena pasokan dari produsen non-OPEC berhenti.
Produksi AS, yang telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir dan menyebabkan penurunan harga minyak sekitar 50% sejak Juni tahun lalu, juga mulai menurun.
Perlambatan produksi AS membuka hati anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang telah mempertahankan produksi tetap stabil, meskipun mempengaruhi pendapatan mereka.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri mengatakan dalam sebuah konferensi industri di London pada Selasa bahwa pasar minyak membaik, menunjukkan OPEC tidak mungkin untuk mengubah strategi membela pangsa pasar.
(rna)