Cadangan Devisa Susut, Rupiah Ditutup Kehabisan Tenaga
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini berakhir kehabisan tenaga setelah Bank Indonesia merilis cadangan devisa menyusut pada bulan lalu untuk menjaga rupiah dan bayar utang.
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.950/USD, dengan kisaran harian Rp13.695-Rp14.031/USD. Posisi itu memburuk 187 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.763/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp13.887/USD. Posisi tersebut terkoreksi 66 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.821/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp13.864/USD. Posisi itu terdepresiasi 66 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.798/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.809/USD, membaik sebesar 256 poin dibanding posisi sebelumnya di level Rp14.065/US.
Riset dan analis Divisi Treasuri BNI Trian Fatria mengatakan bahwa melemahnya rupiah terimbas sentimen dari dalam negeri, yakni menurunnya cadangan devisa. (Baca: Cadangan Devisa RI September Turun untuk Stabilkan Rupiah)
"Menurunnya cadangan devisa Indonesia pada September menjadi USD101,7 miliar dibanding bulan sebelumnya USD105,35 miliar memberi imbas negatif terhadap laju rupiah," ujarnya, Kamis (8/10/2015)
Sementara USD melemah terhadap euro di 1,13 untuk kali pertama dalam sepekan ini pada hari Kamis karena berhati-hati terhadap hasil pertemuan Federal Reserve, yang bisa mengirimkan pada prospek suku bunga dan pertumbuhan.
Kehati-hatian atas risalah pertemuan September juga mendorong USD melemah 0,33% terhadap yen dan 0,7% terhadap franc Swiss, yang fokus pada publikasi oleh Bank Sentral Eropa dan Bank of England.
"Ada sedikit kehati-hatian menjelang pertemuan Fed," kata Kepala Strategi Valuta Asing Eropa di Morgan Stanley Ian Stannard, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (8/10/2015).
Menurut dia, ini menjadi faktor yang memiliki risiko besar bagi pasar dan dapat menyebabkan jeda, tapi setelah itu diperkirakan akan berpotensi untuk bangkit kembali.
"Kami relatif positif pada beberapa mata uang negara berkembang dan terkait komoditas dalam waktu dekat," imbuh dia.
USD melemah 0,2% terhadap yen menjadi 119,78, menjauh dari level tinggi pekan ini di 120,57. Sementara euro naik 0,5% terhadap USD menjadi 1,1290. Terhadap sejumlah mata uang utama, USD diperdagangkan pada 95,461, berada pada kisaran Oktober di 95,218-96,490.
Baca:
Rupiah Siang Ini Lemas, IHSG Masih Semangat
Tiga Hari Ngebut, Rupiah Akhirnya Ngerem
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.950/USD, dengan kisaran harian Rp13.695-Rp14.031/USD. Posisi itu memburuk 187 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.763/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp13.887/USD. Posisi tersebut terkoreksi 66 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.821/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp13.864/USD. Posisi itu terdepresiasi 66 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.798/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.809/USD, membaik sebesar 256 poin dibanding posisi sebelumnya di level Rp14.065/US.
Riset dan analis Divisi Treasuri BNI Trian Fatria mengatakan bahwa melemahnya rupiah terimbas sentimen dari dalam negeri, yakni menurunnya cadangan devisa. (Baca: Cadangan Devisa RI September Turun untuk Stabilkan Rupiah)
"Menurunnya cadangan devisa Indonesia pada September menjadi USD101,7 miliar dibanding bulan sebelumnya USD105,35 miliar memberi imbas negatif terhadap laju rupiah," ujarnya, Kamis (8/10/2015)
Sementara USD melemah terhadap euro di 1,13 untuk kali pertama dalam sepekan ini pada hari Kamis karena berhati-hati terhadap hasil pertemuan Federal Reserve, yang bisa mengirimkan pada prospek suku bunga dan pertumbuhan.
Kehati-hatian atas risalah pertemuan September juga mendorong USD melemah 0,33% terhadap yen dan 0,7% terhadap franc Swiss, yang fokus pada publikasi oleh Bank Sentral Eropa dan Bank of England.
"Ada sedikit kehati-hatian menjelang pertemuan Fed," kata Kepala Strategi Valuta Asing Eropa di Morgan Stanley Ian Stannard, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (8/10/2015).
Menurut dia, ini menjadi faktor yang memiliki risiko besar bagi pasar dan dapat menyebabkan jeda, tapi setelah itu diperkirakan akan berpotensi untuk bangkit kembali.
"Kami relatif positif pada beberapa mata uang negara berkembang dan terkait komoditas dalam waktu dekat," imbuh dia.
USD melemah 0,2% terhadap yen menjadi 119,78, menjauh dari level tinggi pekan ini di 120,57. Sementara euro naik 0,5% terhadap USD menjadi 1,1290. Terhadap sejumlah mata uang utama, USD diperdagangkan pada 95,461, berada pada kisaran Oktober di 95,218-96,490.
Baca:
Rupiah Siang Ini Lemas, IHSG Masih Semangat
Tiga Hari Ngebut, Rupiah Akhirnya Ngerem
(rna)