Peternak Desak Penertiban Aturan Perunggasan
A
A
A
BOGOR - Pasar unggas jenis ayam di Indonesia cukup prospektif dan menjanjikan. Sayang, bisnis perunggasan di Indonesia hingga saat ini nyaris tidak ada aturan sama sekali.
Oleh para pemodal besar, Indonesia dianggap sebagai surga dalam meraup keuntungan. Padahal, dahulu di era Presiden Soeharto, 90% pasar unggas di Indonesia dikuasai peternak kecil. ”Setelah itu, hingga saat ini pangsa pasar unggas malah dikuasai para peternak besar berbentuk PT. Sedangkan peternak kecil hanya menguasai 20% saja,” kata Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Herry Dermawan di IPB International Convention Center (IICC), Baranangsiang, Kota Bogor, kemarin.
Dalam musyawarah nasional (Munas) ke-III Gopan yang digelar sejak Rabu (30/9) hingga kemarin ini, selain mengagendakan pemilihan pengurus baru, juga membahas sejumlah persoalan unggas di Indonesia salah satunya terkait monopoli pasar unggas yang dilakukan peternak besar.
"Karena sebagian besar peserta Munas Gopan menyoroti semakin tidak terkendalinya kondisi pasar yang kini dikuasai pemodal besar. Dikarenakan tidak ada regulasi yang mengatur perunggasan, akibatnya peternak kecil menjerit kalah bersaing,” ungkapnya.
Herry yang baru terpilih sebagai ketua umum dalam Munas ke-III di Bogor ini menjelaskan, dalam waktu dekat bakal mengembalikan kejayaan para peternak kecil seperti saat era Orde Baru. ”Ya target saya dalam memimpin Gopan, dari 20% pasar unggas yang dikuasai naik menjadi 60%,” ujarnya.
Salah satu caranya mendesak pemerintah membuat regulasi pasar unggas di Indonesia. Anggota DPRD Jawa Barat ini menuturkan, draf usulan regulasi sudah diusulkan dan kabarnya masih dalam pembahasan di DPR. ”Maka dari itu, dalam Munas kali ini ada beberapa butir yang dijadikan rekomendasi untuk pemerintah. Salah satunya mendesak pemerintah mengendalikan pasar unggas yang dikuasai pemodal besar,” ungkapnya.
Ketua Panitia Munas ke-III Gopan Setya Winarno mengungkapkan yang hadir di IICC Bogor ini hampir seluruh perwakilan organisai peternak ayam. ”Dari 27 provinsi, ada 18 kepengurusan se-Indonesia yang hadir. Mereka sebagian besar peternak kecil. Meski berlangsung tegang, pemilihan semalam menghasilkan keputusan yang demokratis. Dari tiga calon yang bersaing di Munas III ini, akhirnya terpilih Hery Dermawan,” ungkapnya.
Menurutnya, Munas kali ini mengambil tema mengenai revitalisasi perunggasan nasional dan membangun perunggasan berkeadilan yang menyejahterakan peternakan. "Karena kondisi pasar unggas saat ini sangat memprihatinkan, para peternak unggas kecil selama 20 tahun lebih trainers terus,” ujarnya.
Oleh para pemodal besar, Indonesia dianggap sebagai surga dalam meraup keuntungan. Padahal, dahulu di era Presiden Soeharto, 90% pasar unggas di Indonesia dikuasai peternak kecil. ”Setelah itu, hingga saat ini pangsa pasar unggas malah dikuasai para peternak besar berbentuk PT. Sedangkan peternak kecil hanya menguasai 20% saja,” kata Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Herry Dermawan di IPB International Convention Center (IICC), Baranangsiang, Kota Bogor, kemarin.
Dalam musyawarah nasional (Munas) ke-III Gopan yang digelar sejak Rabu (30/9) hingga kemarin ini, selain mengagendakan pemilihan pengurus baru, juga membahas sejumlah persoalan unggas di Indonesia salah satunya terkait monopoli pasar unggas yang dilakukan peternak besar.
"Karena sebagian besar peserta Munas Gopan menyoroti semakin tidak terkendalinya kondisi pasar yang kini dikuasai pemodal besar. Dikarenakan tidak ada regulasi yang mengatur perunggasan, akibatnya peternak kecil menjerit kalah bersaing,” ungkapnya.
Herry yang baru terpilih sebagai ketua umum dalam Munas ke-III di Bogor ini menjelaskan, dalam waktu dekat bakal mengembalikan kejayaan para peternak kecil seperti saat era Orde Baru. ”Ya target saya dalam memimpin Gopan, dari 20% pasar unggas yang dikuasai naik menjadi 60%,” ujarnya.
Salah satu caranya mendesak pemerintah membuat regulasi pasar unggas di Indonesia. Anggota DPRD Jawa Barat ini menuturkan, draf usulan regulasi sudah diusulkan dan kabarnya masih dalam pembahasan di DPR. ”Maka dari itu, dalam Munas kali ini ada beberapa butir yang dijadikan rekomendasi untuk pemerintah. Salah satunya mendesak pemerintah mengendalikan pasar unggas yang dikuasai pemodal besar,” ungkapnya.
Ketua Panitia Munas ke-III Gopan Setya Winarno mengungkapkan yang hadir di IICC Bogor ini hampir seluruh perwakilan organisai peternak ayam. ”Dari 27 provinsi, ada 18 kepengurusan se-Indonesia yang hadir. Mereka sebagian besar peternak kecil. Meski berlangsung tegang, pemilihan semalam menghasilkan keputusan yang demokratis. Dari tiga calon yang bersaing di Munas III ini, akhirnya terpilih Hery Dermawan,” ungkapnya.
Menurutnya, Munas kali ini mengambil tema mengenai revitalisasi perunggasan nasional dan membangun perunggasan berkeadilan yang menyejahterakan peternakan. "Karena kondisi pasar unggas saat ini sangat memprihatinkan, para peternak unggas kecil selama 20 tahun lebih trainers terus,” ujarnya.
(dmd)