Rupiah Ditutup Ceria Mengakhiri Pekan

Jum'at, 09 Oktober 2015 - 16:42 WIB
Rupiah Ditutup Ceria...
Rupiah Ditutup Ceria Mengakhiri Pekan
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup ceria, sejalan dengan positifnya mata uang terkait komoditas.

Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp13.412/USD. Posisi tersebut membaik 475 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.887/USD. ((Baca: Rupiah Menuju Kenaikan Mingguan Terbaik Lebih dari Satu Dekade)

Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.521/USD, membaik sebesar 288 poin dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.809/US.

Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.562/USD, dengan kisaran harian Rp13.255-Rp13.892/USD. Posisi itu terapresiasi hingga 388 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.950/USD.

Sementara mata uang yang terkait dengan pertumbuhan dan komoditas, seperti dolar Australia naik pada Jumat dan menuju level tinggi di akhir pekan ini, di tengah yen sebagai safe haven yang berada di bawah tekanan.

Dikutip dari Reuters, indeks USD menuju koreksi minggu kedua setelah risalah pertemuan September Federal Reserve memperkuat ekspektasi investor bahwa bank sentral AS kemungkinan baru akan menaikkan suku bunga pada 2016.

Dolar Australia mencapai level tertinggi enam pekan dan ditetapkan untuk kinerja terbaik mingguan sejak akhir 2011, sementara harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam tiga bulan.

Dolar Australia naik terhadap USD menjadi 0,7300, tertinggi sejak 24 Agustus dan naik 3,4% sepanjang pekan ini. Dolar Kanada diperdagangkan di dekat level tertinggi sejak Agustus, sementara dolar Selandia Baru naik 0,5% pada hari ini.

Dengan investor membeli mata uang berisiko, yen berada di bawah tekanan. USD naik 0,2% terhadap yen di 120,11, sementara euro naik 0,5%. Euro juga menguat terhadap USD, diperdagangkan di atas 1,13/USD, dengan perkiraan kenaikan suku bunga oleh The Fed pada pertengahan 2016.

Risalah Fed September dirilis pada hari Kamis mengungkapkan bank sentral sangat hati-hati melakukan pengetatan moneter karena pembuat kebijakan ingin memastikan bahwa perlambatan ekonomi global bukanlah ancaman bagi pemulihan ekonomi AS.

Baca:

USD Tertekan The Fed, Rupiah Kembali Injak Gas

Mantap! Rupiah dan IHSG Siang Ini Makin Perkasa
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0703 seconds (0.1#10.140)