BI: Penguatan Rupiah Didorong Kondisi Domestik
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengemukakan penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir tidak hanya disebabkan faktor ekternal tapi juga ada faktor fundamental dari dalam negeri.
Hal ini terlihat dari financial market investor (investor pasar keuangan) yang sudah semakin yakin terhadap pemerintah Indonesia dalam melakukan reformasi struktural dengan serius. (Baca: Rupiah Ditutup Ceria Mengakhiri Pekan)
"Kita tadinya selalu mengatakan investor asing menyebut pemerintah tidak pernah serius melakukan reform struktural. Tapi adanya paket kebijakan itu diregulasi untuk mendorong investor masuk, kemudian pemerintah juga men-adress dilakukannya debirokratisasi dan deregulasi dalam rangka mendorong investasi, dan devisa," ujar Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara di Gedung BI Jakarta, Jumat (9/10/2015).
Selain itu, adanya kebijakan BI yang prudent di monetary policy dan menambah suplai valuta asing (valas) di pasar spot & forward, serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga meng-adress finansial inclusion dengan mengeluarkan paket kebijakan seperti asuransi petani dan lainnya, membuat finansial market percaya kepada Indonesia.
Apalagi, lanjut dia, kondisi makro yang percaya terhadap performa yang dilakukan pemerintahan Indonesia juga turut membantu rupiah kembali menembus angka Rp13.000-an.
"Sejak tiga hari lalu penguatan rupiah signifikan. Karena banyak yang cutloss, pasalnya ada yang ragu rupiah bakal tembus Rp13.800. Itu menembus Rp13.800 jangan ragu, untuk ke Rp13.500 juga jangan ragu," jelas Mirza.
Menurutnya, nilai tukar rupiah masih kompetitif untuk mendorong ekspor manufaktur dan untuk pengendalian inflasi. Sebab, kenaikan harga barang impor akan tertahan dengan adanya penguatan kurs nilai tukar.
Ke depan, BI akan tetap menjaga kehati-hatian di bidang moneter serta volatilias pada penguatan rupiah juga harus dijaga. "Kita lihat nanti recovery ini semoga terus berlanjut, tapi kita harus tetap lihat faktor eksternal dari Amerika, dan yang lainnya," tandas Mirza.
Baca juga:
Darmin Sempat Waswas Rupiah di Level Rp13.800/USD
Gubernur BI Akan Diminta Hitung Fundamental Rupiah
Hal ini terlihat dari financial market investor (investor pasar keuangan) yang sudah semakin yakin terhadap pemerintah Indonesia dalam melakukan reformasi struktural dengan serius. (Baca: Rupiah Ditutup Ceria Mengakhiri Pekan)
"Kita tadinya selalu mengatakan investor asing menyebut pemerintah tidak pernah serius melakukan reform struktural. Tapi adanya paket kebijakan itu diregulasi untuk mendorong investor masuk, kemudian pemerintah juga men-adress dilakukannya debirokratisasi dan deregulasi dalam rangka mendorong investasi, dan devisa," ujar Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara di Gedung BI Jakarta, Jumat (9/10/2015).
Selain itu, adanya kebijakan BI yang prudent di monetary policy dan menambah suplai valuta asing (valas) di pasar spot & forward, serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga meng-adress finansial inclusion dengan mengeluarkan paket kebijakan seperti asuransi petani dan lainnya, membuat finansial market percaya kepada Indonesia.
Apalagi, lanjut dia, kondisi makro yang percaya terhadap performa yang dilakukan pemerintahan Indonesia juga turut membantu rupiah kembali menembus angka Rp13.000-an.
"Sejak tiga hari lalu penguatan rupiah signifikan. Karena banyak yang cutloss, pasalnya ada yang ragu rupiah bakal tembus Rp13.800. Itu menembus Rp13.800 jangan ragu, untuk ke Rp13.500 juga jangan ragu," jelas Mirza.
Menurutnya, nilai tukar rupiah masih kompetitif untuk mendorong ekspor manufaktur dan untuk pengendalian inflasi. Sebab, kenaikan harga barang impor akan tertahan dengan adanya penguatan kurs nilai tukar.
Ke depan, BI akan tetap menjaga kehati-hatian di bidang moneter serta volatilias pada penguatan rupiah juga harus dijaga. "Kita lihat nanti recovery ini semoga terus berlanjut, tapi kita harus tetap lihat faktor eksternal dari Amerika, dan yang lainnya," tandas Mirza.
Baca juga:
Darmin Sempat Waswas Rupiah di Level Rp13.800/USD
Gubernur BI Akan Diminta Hitung Fundamental Rupiah
(dmd)