Janji Pembangunan Maritim Dinilai Hanya Pepesan Kosong
A
A
A
JAKARTA - Visi pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) yang salah satunya mengusung Poros Maritim Dunia hanya pepesan kosong. Memasuki satu tahun pertama pemerintahan, belum ada satupun pencapaian yang mengarah pada pembangunan maritim.
Hal tersebut disampaikan Pengamat Maritim Dr Y Paonganan. Dia menilai, konsep maritim pemerintah Jokowi-JK jauh panggang dari api. "Setelah setahun pemerintahan Jokowi-JK belum ada satupun pencapaian dalam membangun maritim Indonesia. Jauh panggang dari api jika ditinjau dari visi maritim yang didengungkan Jokowi-JK saat Pilpres," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Sindonews, Senin (19/10/2015).
Dia menilai konsepsi Poros Maritim dan Tol Laut yang jadi jargon utama dari visi maritim Jokowi-JK seakan hilang ditelan ganasnya gelombang samudera Hindia dan Pasifik. Bahkan, defenisi dari maritim Jokowi saat ini belumlah nampak dalam implementasi maupun kebijakan-kebijakan yang sudah berlangsung setahun, justru malah membingungkan.
"Menteri Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan) hanya sekadar pencitraan menenggelamkan puluhan perahu kayu dengan alasan memberantas illegal fishing. Itu bohong," bebernya.
Justru, lanjut pria yang akrab disapa Ongen ini, kebijakan moratorium perizinan kapal penangkap ikan telah menyebabkan PHK ribuan orang, dan sampai saat ini konsep moratorium itu belum ada ujung pangkalnya.
"Kemiskinan nelayan tradisional semakin meningkat dengan naiknya harga BBM, daya beli nelayan kian terpuruk. Tak sedikit dari mereka alih profesi jadi pemulung dan sebagainya," terangnya.
Bahkan, pergantian Menteri Koordinator bidang Kemaritiman pun belum bertuah. Menurut Ongen, Menko Maritim Rizal Ramli seakan kehilangan intelektualitas. "Kerjanya hanya kepret sana kepret sini tak ada hasil," ucap Direktur Eksekutif Institute Maritime Indonesia (IMI) ini.
Tidak hanya itu, lanjut dia, tata kelola pelabuhan dan pelayaran sebagai ujung tombak ekonomi maritim, masih jauh dari ideal. "Konsepsi maritim Jokowi mirip opera sabun Marimar... lucu tanpa penonton," tandasnya.
Hal tersebut disampaikan Pengamat Maritim Dr Y Paonganan. Dia menilai, konsep maritim pemerintah Jokowi-JK jauh panggang dari api. "Setelah setahun pemerintahan Jokowi-JK belum ada satupun pencapaian dalam membangun maritim Indonesia. Jauh panggang dari api jika ditinjau dari visi maritim yang didengungkan Jokowi-JK saat Pilpres," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Sindonews, Senin (19/10/2015).
Dia menilai konsepsi Poros Maritim dan Tol Laut yang jadi jargon utama dari visi maritim Jokowi-JK seakan hilang ditelan ganasnya gelombang samudera Hindia dan Pasifik. Bahkan, defenisi dari maritim Jokowi saat ini belumlah nampak dalam implementasi maupun kebijakan-kebijakan yang sudah berlangsung setahun, justru malah membingungkan.
"Menteri Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan) hanya sekadar pencitraan menenggelamkan puluhan perahu kayu dengan alasan memberantas illegal fishing. Itu bohong," bebernya.
Justru, lanjut pria yang akrab disapa Ongen ini, kebijakan moratorium perizinan kapal penangkap ikan telah menyebabkan PHK ribuan orang, dan sampai saat ini konsep moratorium itu belum ada ujung pangkalnya.
"Kemiskinan nelayan tradisional semakin meningkat dengan naiknya harga BBM, daya beli nelayan kian terpuruk. Tak sedikit dari mereka alih profesi jadi pemulung dan sebagainya," terangnya.
Bahkan, pergantian Menteri Koordinator bidang Kemaritiman pun belum bertuah. Menurut Ongen, Menko Maritim Rizal Ramli seakan kehilangan intelektualitas. "Kerjanya hanya kepret sana kepret sini tak ada hasil," ucap Direktur Eksekutif Institute Maritime Indonesia (IMI) ini.
Tidak hanya itu, lanjut dia, tata kelola pelabuhan dan pelayaran sebagai ujung tombak ekonomi maritim, masih jauh dari ideal. "Konsepsi maritim Jokowi mirip opera sabun Marimar... lucu tanpa penonton," tandasnya.
(dmd)