CDP Kurangi Waktu Inap Barang di Pelabuhan
A
A
A
JAKARTA - Satuan Tugas Percepatan Dwelling Time yakin Cikarang Dry Port (CDP) dapat mengurangi waktu inap barang di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi 0,5-1 hari. Sistem pengoperasian akan menggunakan kereta barang dari CDP ke Tanjung Priuk.
Kepala Satgas Dwelling Time Agung Koeswandono mengatakan, di CDP akan disiapkan tempat khusus untuk lokasi pemberi pelabelan. Sehingga pelabelan akan dipindah ke CDP.
"Selama ini di Tanjung Priok, akanya dwelling time jadi tinggi. Tempantnya enggak ada, pelabuhan dicampur dengan proses pemeriksaan barang. Sekarang kita pisah kita tarik di CDP," katanya di Jakarta, Senin (26/10/2015).
Dia menjelaskan, Kemendag akan mempunyai tempat tersendiri di CDP, yakni terkait dengan izin edar. Sementara di Tanjung Priok, izin impor dipisahkan. Jika izin impor dan edar dicapur di Tanjung Priok, maka prosesnya akan panjang.
Agung mengatakan, nantinya kegiatan ini akan menggunakan kereta barang yang trayeknya akan jadi di Desember 2015, dan selambatnya Februari 2016.
"Kami berharap Desember ini selambatnya Februari 2016 kereta barang khusus dengan trayek Tanjung Priok-Cikarang Dry Port Bekasi sudah dapat dioperasikan," ujarnya.
Menurutnya, jika KA barang sudah dioperasikan dan diberikan izin langsung masuk ke dermaga, otomatis banyak kontainer yang masuk ke CDP, sehingga dwelling time akan turun lebih signifikan. "Kami yakin, kalau sudah beroperasi, akan turun waktunya 0,5-1 hari," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sepakat mengaktifkan kembali jalur kereta di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Perbedaan pandangan antara Pelindo II dan KAI terkait pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Cikarang Dry Port. KAI menginginkan jalur kereta bisa masuk ke kawasan pelabuhan, sehingga dapat mengangkut kontainer antara 40 Twenty Foot Equivalent Units (TEUs)-60 TEUs sekali angkut.
Sementara, Pelindo II lebih memilih membangun kanal Cikarang-Bekasi Laut sepanjang 40 km. Rencananya, proyek itu akan memakan investasi Rp3,5 triliun. Nantinya, kanal itu akan dapat dilewati dua tongkang dari arah berlawanan dengan kapasitas masing-masing antara 72 TEUs hingga 144 TEUs.
Kepala Satgas Dwelling Time Agung Koeswandono mengatakan, di CDP akan disiapkan tempat khusus untuk lokasi pemberi pelabelan. Sehingga pelabelan akan dipindah ke CDP.
"Selama ini di Tanjung Priok, akanya dwelling time jadi tinggi. Tempantnya enggak ada, pelabuhan dicampur dengan proses pemeriksaan barang. Sekarang kita pisah kita tarik di CDP," katanya di Jakarta, Senin (26/10/2015).
Dia menjelaskan, Kemendag akan mempunyai tempat tersendiri di CDP, yakni terkait dengan izin edar. Sementara di Tanjung Priok, izin impor dipisahkan. Jika izin impor dan edar dicapur di Tanjung Priok, maka prosesnya akan panjang.
Agung mengatakan, nantinya kegiatan ini akan menggunakan kereta barang yang trayeknya akan jadi di Desember 2015, dan selambatnya Februari 2016.
"Kami berharap Desember ini selambatnya Februari 2016 kereta barang khusus dengan trayek Tanjung Priok-Cikarang Dry Port Bekasi sudah dapat dioperasikan," ujarnya.
Menurutnya, jika KA barang sudah dioperasikan dan diberikan izin langsung masuk ke dermaga, otomatis banyak kontainer yang masuk ke CDP, sehingga dwelling time akan turun lebih signifikan. "Kami yakin, kalau sudah beroperasi, akan turun waktunya 0,5-1 hari," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sepakat mengaktifkan kembali jalur kereta di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Perbedaan pandangan antara Pelindo II dan KAI terkait pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Cikarang Dry Port. KAI menginginkan jalur kereta bisa masuk ke kawasan pelabuhan, sehingga dapat mengangkut kontainer antara 40 Twenty Foot Equivalent Units (TEUs)-60 TEUs sekali angkut.
Sementara, Pelindo II lebih memilih membangun kanal Cikarang-Bekasi Laut sepanjang 40 km. Rencananya, proyek itu akan memakan investasi Rp3,5 triliun. Nantinya, kanal itu akan dapat dilewati dua tongkang dari arah berlawanan dengan kapasitas masing-masing antara 72 TEUs hingga 144 TEUs.
(izz)