RI-Malaysia Promosi Bersama Wisata Syariah

Senin, 26 Oktober 2015 - 14:56 WIB
RI-Malaysia Promosi...
RI-Malaysia Promosi Bersama Wisata Syariah
A A A
BANDUNG - Besarnya potensi wisata syariah atau Islamic tourism mendorong Indonesia dan Malaysia menjajaki kerja sama untuk mempromosikan dua negara sebagai destinasi tunggal (single destination) wisata syariah.

Hal itu mengemuka dalam seminar internasional Joint Seminar on Islamic Tourism dengan tema Enhancing Collaboration Between Indonesia and Malaysia as Muslim Friendly Destinations di Hotel Clarity Bandung, Senin (26/10/2015).

Acara diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI bekerja sama dengan Islamic Tourism Center (ITC) Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia.

Asisten Deputi bidang Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, kerja sama promosi penting dilakukan untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan muslim dunia ke Indonesia maupun Malaysia.

Bentuk kerja sama, misalnya dalam bentuk paket wisata syariah lintas negara, kerja sama penerbangan serta investasi promosi dan destinasi. Kerja sama diharapkan bisa dimulai tahun depan.

"Harapan kita bisa kerja sama promosi bersama untuk mempromosikan Indonesia dan Malaysia sebagai single destination untuk Islamic tourism," ujarnya.

Deputi Menteri Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia Datuk Mas Ermieyati mengatakan, sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Indonesia dan Malaysia harus bisa memetik manfaat dari belanja wisatawan muslim dunia yang mencapai USD1,8 triliun pada 2014 dan diproyeksikan mencapai USD2,6 triliun pada 2020.

"Dengan kerja sama yang baik antara Indonesia dan Malaysia, saya yakin kita akan menjadi yang terdepan dalam merebut pasar wisatawan muslim dunia," ucapnya.

Menurutnya, pemerintah akan bekerjasama dengan industri untuk lebih mempromosikan destinasi wisata syariah melalui paket-paket wisata.

Dirjen ITC Zulkifly Md Said menyambut peluang promosi bersama RI-Malaysia. Menurutnya, promosi harus digencarkan terutama di negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) di luar Asia dan juga di sejumlah negara non-OKI yang penduduk muslimnya cukup banyak, seperti China dan India.

"Potensi lainnya adalah negara-negara pecahan dari Uni Soviet seperti Uzbekistan dan Kazakstan," sebutnya.

Seiring akan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pihaknya juga mendukung usulan pembentukan Komisi on Islamic Tourism di sekretariat ASEAN di Jakarta.

Sementara itu, untuk menarik kunjungan wisatawan muslim dunia, Indonesia telah menyiapkan destinasi unggulan sebagai Moslem Friendly Destination diantaranya Aceh, Sumatera Barat, Pekanbaru, Lampung, Banten, Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Makassar.

Lombok baru-baru ini juga menyabet dua penghargaan dalam ajang World Halal Travel Summit 2015. Penghargaan tersebut adalah sebagai World's Best Halal Honeymoon Destination dan World's Best Halal Tourism Destination.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7177 seconds (0.1#10.140)