Dua PLTA Tak Operasi, Listrik Jawa-Bali Padam Bergilir
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mengungkapkan, musim kemarau yang berlangsung cukup panjang tahun ini memengaruhi operasi beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Hal ini menyebabkan berkurangnya pasokan listrik dari beberapa pusat pembangkit.
Plt Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto menuturkan, di Jawa Bali yang telah tersambung menjadi satu sistem kelistrikan, pada waktu beban puncak pukul 18.00-22.00 waktu setempat, mengalami kekurangan pasokan atau defisit daya, sehingga terpaksa dilakukan pemadaman di beberapa lokasi secara bergilir maksimal selama tiga jam setiap kali padam supaya tidak terlalu mengganggu aktivitas pelanggan.
"Dua PLTA besar, yaitu PLTA Cirata 1.000 Megawatt (MW) dan PLTA Saguling 700 MW di Jawa Barat tidak bisa beroperasi karena air waduk yang terbatas dan diprioritaskan untuk pengairan. Beberapa PLTA lain juga mengalami hal serupa," katanya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di Jakarta, Jumat (30/10/2015).
Pada saat yang sama, sambung Bambang, sejak 28 Oktober dini hari terjadi gangguan pada main transformer PLTU Paiton unit 7 dan 8 kapasitas 1.200 MW, yang dioperasikan oleh Pailton Energy Company (PEC). Di samping itu, beberapa pembangkit besar seperti PLTU Indramayu, PLTU Suralaya dan PLTU Pelabuhan Ratu.
Akibat dari kondisi ini, dua hari terakhir ini terjadi defisit di Jawa dan Bali sekitar 1.000 MW di saat beban puncak. Beban puncak sistem kelistrikan Jawa Bali sekitar 23.900 MW.
"Ada kemungkinan defisit ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan jika perbaikan beberapa pembangkit yang terganggu mengalami keterlambatan," imbuh dia.
Plt Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto menuturkan, di Jawa Bali yang telah tersambung menjadi satu sistem kelistrikan, pada waktu beban puncak pukul 18.00-22.00 waktu setempat, mengalami kekurangan pasokan atau defisit daya, sehingga terpaksa dilakukan pemadaman di beberapa lokasi secara bergilir maksimal selama tiga jam setiap kali padam supaya tidak terlalu mengganggu aktivitas pelanggan.
"Dua PLTA besar, yaitu PLTA Cirata 1.000 Megawatt (MW) dan PLTA Saguling 700 MW di Jawa Barat tidak bisa beroperasi karena air waduk yang terbatas dan diprioritaskan untuk pengairan. Beberapa PLTA lain juga mengalami hal serupa," katanya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di Jakarta, Jumat (30/10/2015).
Pada saat yang sama, sambung Bambang, sejak 28 Oktober dini hari terjadi gangguan pada main transformer PLTU Paiton unit 7 dan 8 kapasitas 1.200 MW, yang dioperasikan oleh Pailton Energy Company (PEC). Di samping itu, beberapa pembangkit besar seperti PLTU Indramayu, PLTU Suralaya dan PLTU Pelabuhan Ratu.
Akibat dari kondisi ini, dua hari terakhir ini terjadi defisit di Jawa dan Bali sekitar 1.000 MW di saat beban puncak. Beban puncak sistem kelistrikan Jawa Bali sekitar 23.900 MW.
"Ada kemungkinan defisit ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan jika perbaikan beberapa pembangkit yang terganggu mengalami keterlambatan," imbuh dia.
(rna)