Perlawanan Terhadap Terorisme Akan Jadi Agenda Utama G-20

Sabtu, 14 November 2015 - 20:30 WIB
Perlawanan Terhadap Terorisme Akan Jadi Agenda Utama G-20
Perlawanan Terhadap Terorisme Akan Jadi Agenda Utama G-20
A A A
HONG KONG - Serangan di Paris yang menewaskan sekitar 120 orang dalam aksi pertumpahan darah terburuk oleh teroris di Eropa lebih dari satu dekade terakhir akan meningkatkan perlawanan untuk memerangi kelompok militan seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan menjadi puncak agenda di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Turki akhir pekan ini.

Nick O'Brien, profesor konter terorisme di Charles Sturt University mengatakan, serangan bom, senjata serbu berkekuatan tinggi dan penyanderaan di tempat yang berbeda akan memperluas pembahasan mengenai terorisme pada pertemuan tersebut.

"Setelah serangan seperti ini, saya perkirakan fokus untuk menjaga keamanan lebih sulit, bagaimana bekerja sama, baik berkomunikasi. Jika kita memiliki seseorang yang kita curigai di negara kita, kita akan memberitahu dan apa yang akan kita lakukan?" ujarnya, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (14/11/2015).

Para pemimpin dunia yang menuju Turki sudah berbicara tentang meningkatkan dukung melawan terorisme. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mendesak masyarakat internasional untuk berperang melawan terorisme. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, pembahasan mengenai masalah terorisme di Turki menjadi lebih relevan dan mendesak daripada sebelumnya.

Sementara pelaku pembantaian pada Jumat waktu setempat belum teridentifikasi, serangan telah meningkatkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS) bahwa ISIS memperluas kapasitasnya untuk menyerang di luar basisnya di Timur Tengah.

Seorang pejabat konter terorisme AS menyatakan, jika Negara Islam terbukti telah melakukan serangan di Paris dan penyebab jatuhnya sebuah pesawat Rusia di atas Mesir dua pekan lalu, maka akan memberi sinyal bahwa ISIS telah berkembang menjadi sebuah kekuatan yang lebih terorganisir dengan baik, yang dapat melakukan serangan mematikan di luar Timur Tengah.

"Terorisme adalah tier satu ancaman keamanan nasional ke Eropa. Secara alami akan menjadi agenda utama pada puncak pertemuan KTT," kata Kepala Pusat Internasional Kekerasan Politik dan Riset Terorisme Singapura Rohan Gunaratna.

Pembantaian di Paris terjadi akibat meningkatnya kecemasan di Eropa karena pengungsi dari Suriah dan Afrika Utara mengalir ke benua itu. (Baca: Pemimpin Asia Kutuk Serangan Paris Jelang G-20 dan APEC)

Peristiwa di ibukota Prancis dapat memperkuat keinginan anggota parlemen membatasi jumlah kedatangan pengungsi. Ini akan menimbulkan debat antara Kanselir Jerman Angela Merkel, yang bertekad untuk memperjuangkan kebijakan pintu terbuka bagi migran dengan anggota koalisinya dan para pemimpin Eropa.

"Ada jumlah besar orang yang masuk ke Eropa, atau yang telah sampai di sana, hampir tidak ada satupun yang diperiksa dengan baik demi keamanan," kata Direktur Eksekutif dari Institut Kebijakan Strategis Australia Peter Jennings.

Salah satu perhatian langsung adalah memastikan keselamatan delegasi dalam KTT Turki dan konferensi perubahan iklim di Paris yang dimulai akhir bulan ini.

"Akan ada pembicaraan mengenai review lengkap keamanan untuk G-20 dan iklim Paris. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan para pemimpin ingin tahu apa tindakan pencegahan ekstra yang dilakukan. Peristiwa tersebut dapat terjadi di tempat yang benar-benar aman," kata O'Brien.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9797 seconds (0.1#10.140)