Pemerintah Tak Boleh Membedakan Pengusaha Wanita
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah tidak membeda-bedakan antara pengusaha wanita dengan laki-laki karena semua sama turut memberikan sumbangan dalam memajukan perekonomian Indonesia.
"Dalam menghadapi situasi hari ini, kami tidak lagi membedakan pengusaha laki-laki dan perempuan," ujar Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) saat memberikan pengarahan kepada pengurus Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) hasil Musyawarah Nasional VIII 2015 di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (16/11/21015).
JK mencontohkan, saat ini untuk nama jalan raya di Jakarta, salah satunya ada nama Rasuna Said, yang merupakan seorang pejuang perempuan sekaligus pengusaha wanita pada masa perjuangan kemerdekaan.
Saat ini, lanjut dia, perkembangan dunia usaha melalui globalisasi semakin terbuka sehingga yang akan dibantu adalah para pengusaha kecil yang semestinya mendapat kredit lebih murah daripada kredit untuk pengusaha besar.
"Karena itu kami akan menurunkan suku bunga untuk KUR (Kredit Usaha Rakyat) pada tahun depan," ujar Wapres, sambil menambahkan semua subsidi juga akan ditanggung pihak pemerintah.
JK mengemukakan, untuk program KUR tidak membeda-bedakan antara pengusaha perempuan dengan laki-laki. Hal itu karena bila diberlakukan perlakuan khusus, maka bisa saja semua perusahaan tiba-tiba dirutnya perempuan karena batasannya masih belum terlalu jelas.
Wapres menyampaikan terima kasih setelah Iwapi berdiri 40 tahun, ada banyak peningkatan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan.
Hal itu, ujar dia, karena terdapat beberapa faktor yang mencetuskan perubahan tersebut antara lain kultur yang berubah, pendidikan, teknologi, dan juga adanya kesempatan yang lebih besar.
"Ini penting agar peranan itu menjadi manfaat yang besar. Kita tidak membeda-bedakan, malah setiap kali wisuda yang mendapat hasil terbaik paling banyak perempuan," katanya.
Wapres juga mengingatkan banyaknya kemudahan yang bisa diterima wanita pengusaha saat ini seperti adanya mesin cuci otomatis, rice cooker, serta untuk mengurus rumah dan anak ada pembantu dan suster.
JK mengungkapkan, perusahannya dahulu dari 100 pegawai, 99 adalah lelaki dan hanya satu perempuan untuk di kantin. Namun, saat ini jumlah pegawai yang lebih banyak di perusahaan tersebut adalah kaum perempuan hingga sekitar 60%.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Iwapi Nita Yudi mengatakan, organisasi yang dipimpinnya saat ini menghimpun lebih dari 30 ribu pengusaha, di mana sebanyak 85% adalah pengusaha mikro dan kecil. "Hanya 2% pengusaha besar termasuk Bu Martha Tilaar yang sekitar 70% dari pegawainya adalah perempuan," tandasnya.
"Dalam menghadapi situasi hari ini, kami tidak lagi membedakan pengusaha laki-laki dan perempuan," ujar Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) saat memberikan pengarahan kepada pengurus Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) hasil Musyawarah Nasional VIII 2015 di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (16/11/21015).
JK mencontohkan, saat ini untuk nama jalan raya di Jakarta, salah satunya ada nama Rasuna Said, yang merupakan seorang pejuang perempuan sekaligus pengusaha wanita pada masa perjuangan kemerdekaan.
Saat ini, lanjut dia, perkembangan dunia usaha melalui globalisasi semakin terbuka sehingga yang akan dibantu adalah para pengusaha kecil yang semestinya mendapat kredit lebih murah daripada kredit untuk pengusaha besar.
"Karena itu kami akan menurunkan suku bunga untuk KUR (Kredit Usaha Rakyat) pada tahun depan," ujar Wapres, sambil menambahkan semua subsidi juga akan ditanggung pihak pemerintah.
JK mengemukakan, untuk program KUR tidak membeda-bedakan antara pengusaha perempuan dengan laki-laki. Hal itu karena bila diberlakukan perlakuan khusus, maka bisa saja semua perusahaan tiba-tiba dirutnya perempuan karena batasannya masih belum terlalu jelas.
Wapres menyampaikan terima kasih setelah Iwapi berdiri 40 tahun, ada banyak peningkatan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan.
Hal itu, ujar dia, karena terdapat beberapa faktor yang mencetuskan perubahan tersebut antara lain kultur yang berubah, pendidikan, teknologi, dan juga adanya kesempatan yang lebih besar.
"Ini penting agar peranan itu menjadi manfaat yang besar. Kita tidak membeda-bedakan, malah setiap kali wisuda yang mendapat hasil terbaik paling banyak perempuan," katanya.
Wapres juga mengingatkan banyaknya kemudahan yang bisa diterima wanita pengusaha saat ini seperti adanya mesin cuci otomatis, rice cooker, serta untuk mengurus rumah dan anak ada pembantu dan suster.
JK mengungkapkan, perusahannya dahulu dari 100 pegawai, 99 adalah lelaki dan hanya satu perempuan untuk di kantin. Namun, saat ini jumlah pegawai yang lebih banyak di perusahaan tersebut adalah kaum perempuan hingga sekitar 60%.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Iwapi Nita Yudi mengatakan, organisasi yang dipimpinnya saat ini menghimpun lebih dari 30 ribu pengusaha, di mana sebanyak 85% adalah pengusaha mikro dan kecil. "Hanya 2% pengusaha besar termasuk Bu Martha Tilaar yang sekitar 70% dari pegawainya adalah perempuan," tandasnya.
(dmd)