Aset Batavia Air Susut 60%
A
A
A
JAKARTA - Pascapailit sejak dua tahun lalu, Aset PT Metro Batavia (Batavia Air) menyusut hingga 60% menjadi sebesar Rp200 miliar dari sebelumnya Rp500 miliar.
"Sejak dinyatakan pailit pada 30 Januari 2013 lalu, aset Batavia Air yang diperkiraan bisa dijual melalui mekanisme lelang ditaksir mencapai Rp500 miliar," ujar Kuasa Hukum Batavia Air Raden Catur Wibowo di Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Menurut Catur, hingga saat ini penjualan aset pailit Batavia Air tidak maksimal. Padahal, setiap tahunnya aset tersebut selalu menyusut sebanyak 20%. "Penyusutannya setiap tahun itu mencapai 20%. Kalau sekarang sudah tahun ketiga berarti penyusutannya sudah mencapai 60%," ungkapnya.
Dia menuturkan, banyak aset-aset seperti pesawat, kendaraan, suku cadang, dan simulator yang menyusut karena kurangnya perawatan. (Baca: Batavia Air Baru Bayar Pesangon Rp4 Miliar)
"Seperti ada dua pesawat terbang awalnya, Bank Muamalat sudah mau beli dengan nilai Rp11,5 miliar, tapi kuratornya bilang nanti dulu ada yang mau beli lebih tinggi," katanya.
Tapi, lanjut Catur, sampai sekarang belum ada yang membelinya. Menurutnya, dijual dengan harga Rp7 miliar saja tidak ada yang berminat dengan kedua pesawat itu.
Aset-aset yang masih belum terjual terdiri dari 3 unit pesawat terbang Boeing 737-400, 5 mesin pesawat terbang, 177 unit kendaraan, dan 3 unit simulator.
"Untuk mobil seharusnya gampang dijual. Lebih parah lagi simulator yang harganya miliaran itu sudah rusak semua, mungkin sudah jadi rongsokan juga jadi tidak bisa dijual," pungkasnya.
"Sejak dinyatakan pailit pada 30 Januari 2013 lalu, aset Batavia Air yang diperkiraan bisa dijual melalui mekanisme lelang ditaksir mencapai Rp500 miliar," ujar Kuasa Hukum Batavia Air Raden Catur Wibowo di Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Menurut Catur, hingga saat ini penjualan aset pailit Batavia Air tidak maksimal. Padahal, setiap tahunnya aset tersebut selalu menyusut sebanyak 20%. "Penyusutannya setiap tahun itu mencapai 20%. Kalau sekarang sudah tahun ketiga berarti penyusutannya sudah mencapai 60%," ungkapnya.
Dia menuturkan, banyak aset-aset seperti pesawat, kendaraan, suku cadang, dan simulator yang menyusut karena kurangnya perawatan. (Baca: Batavia Air Baru Bayar Pesangon Rp4 Miliar)
"Seperti ada dua pesawat terbang awalnya, Bank Muamalat sudah mau beli dengan nilai Rp11,5 miliar, tapi kuratornya bilang nanti dulu ada yang mau beli lebih tinggi," katanya.
Tapi, lanjut Catur, sampai sekarang belum ada yang membelinya. Menurutnya, dijual dengan harga Rp7 miliar saja tidak ada yang berminat dengan kedua pesawat itu.
Aset-aset yang masih belum terjual terdiri dari 3 unit pesawat terbang Boeing 737-400, 5 mesin pesawat terbang, 177 unit kendaraan, dan 3 unit simulator.
"Untuk mobil seharusnya gampang dijual. Lebih parah lagi simulator yang harganya miliaran itu sudah rusak semua, mungkin sudah jadi rongsokan juga jadi tidak bisa dijual," pungkasnya.
(dmd)