Kerja Keras, Inovasi dan Kreativitas
A
A
A
TIDAK hanya kerja keras, dibutuhkan kreativitas dan inovasi dalam meraih keberhasilan di bidang apapun.
Hal ini disampaikan CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT), saat memberikan pengarahan kepada tim marketing, traffic dan sales MNCTV di Jakarta, Senin (30/11/2015).
"Kerja keras disertai kreativitas yang tinggi dan inovasi akan menghasilkan keberhasilan yang luar biasa,” ujarnya, Selasa (30/11/2015).
Dia mengatakan, butuh proses untuk meraih keberhasilan. Namun, keberhasilan tersebut tidak ditentukan oleh waktu yang ditempuh.
"Keberhasilan harus dibangun. Berapa lama waktu yang dibutuhkan? Itu tergantung sejauh mana dalam implementasinya kita militan, kita kreatif dan inovatif," terangnya.
Keberhasilan seseorang, lanjut HT, tidak ditentukan masa lalu ataupun latar belakang keluarganya. Dia yakin, semua orang punya kesempatan untuk maju untuk meraih kesuksesan.
HT menceritakan bagaimana ayahnya yang hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 3 Sekolah Dasar (SD) bisa menjadi pengusaha sukses.
Sang ayah, yang lahir tahun 1931 menjadi yatim saat usianya baru 9 tahun. Neneknya saat itu berjualan di pasar, tetapi masih keberatan menghidupi ayahnya. Di usia anak-anak hingga remaja, ayahnya terpaksa dititipkan ke keluarga.
Berbagai pekerjaan dilakoni sang ayah, mulai dari loper koran hingga sopir taksi. "Ayah saya lahir miskin, tapi tidak mau miskin terus. Dia tahu kelemahannya, kerja keras saja tidak cukup. Pengetahuannya kurang, karena sekolahnya hanya sampai kelas 3 SD. Dia menabung dan ikut kursus,” ungkap HT.
Setelah mengantongi ijazah dari berbagai kursus yang diikutinya, ayah HT sempat bekerja sebagai karyawan. Penghasilannya ditabung, hingga sudah merasa cukup ayahnya mulai membuka usaha sendiri.
"Dia menabung hingga akhirnya memutuskan untuk buka usaha sendiri. Akhirnya, ayah saya menjadi pengusaha kayu di Bojonegoro,” terangnya.
Bukan hanya sang ayah, tutur HT, ibunya pun seorang pekerja keras. Untuk membantu perekonomian keluarga, ibunya menerima jahitan.
Menurut ayah lima anak ini keberhasilan yang sudah diraih harus dipertahankan dengan terus berinovasi dan menerapkan strategi tepat. Jangan pernah puas dengan apa yang sudah diraih.
"Kalau tidak mempertahankan inovasi dengan strategi yang benar, strategi yang disesuaikan dengan kemajuan zaman, bisa mengalami something menjadi nothing," kata HT.
Dia mencontohkan sop kaki kambing Pak Kumis yang terkenal di Jakarta. Namun usaha tersebut kemudian ditiru oleh kompetitor-kompetitor baru. Bertumbuhnya kompetitor tidak sebanding dengan peningkatan konsumen sop kaki kambing.
”Kerja keras saja tidak cukup. Kerja keras harus ditambah dengan kreativitas yang tinggi, inovasi yang tinggi, agar bisa menghasilkan keberhasilan yang luar biasa,” katanya.
Menurutnya, keberhasilan memerlukan proses. Keberhasilan harus dibangun, tidak bisa diraih begitu saja. “Berapa lama waktu yang dibutuhkan, itu tergantung sejauh mana implementasinya kita militan dan kita kreatif,” terangnya.
Hal ini disampaikan CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT), saat memberikan pengarahan kepada tim marketing, traffic dan sales MNCTV di Jakarta, Senin (30/11/2015).
"Kerja keras disertai kreativitas yang tinggi dan inovasi akan menghasilkan keberhasilan yang luar biasa,” ujarnya, Selasa (30/11/2015).
Dia mengatakan, butuh proses untuk meraih keberhasilan. Namun, keberhasilan tersebut tidak ditentukan oleh waktu yang ditempuh.
"Keberhasilan harus dibangun. Berapa lama waktu yang dibutuhkan? Itu tergantung sejauh mana dalam implementasinya kita militan, kita kreatif dan inovatif," terangnya.
Keberhasilan seseorang, lanjut HT, tidak ditentukan masa lalu ataupun latar belakang keluarganya. Dia yakin, semua orang punya kesempatan untuk maju untuk meraih kesuksesan.
HT menceritakan bagaimana ayahnya yang hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 3 Sekolah Dasar (SD) bisa menjadi pengusaha sukses.
Sang ayah, yang lahir tahun 1931 menjadi yatim saat usianya baru 9 tahun. Neneknya saat itu berjualan di pasar, tetapi masih keberatan menghidupi ayahnya. Di usia anak-anak hingga remaja, ayahnya terpaksa dititipkan ke keluarga.
Berbagai pekerjaan dilakoni sang ayah, mulai dari loper koran hingga sopir taksi. "Ayah saya lahir miskin, tapi tidak mau miskin terus. Dia tahu kelemahannya, kerja keras saja tidak cukup. Pengetahuannya kurang, karena sekolahnya hanya sampai kelas 3 SD. Dia menabung dan ikut kursus,” ungkap HT.
Setelah mengantongi ijazah dari berbagai kursus yang diikutinya, ayah HT sempat bekerja sebagai karyawan. Penghasilannya ditabung, hingga sudah merasa cukup ayahnya mulai membuka usaha sendiri.
"Dia menabung hingga akhirnya memutuskan untuk buka usaha sendiri. Akhirnya, ayah saya menjadi pengusaha kayu di Bojonegoro,” terangnya.
Bukan hanya sang ayah, tutur HT, ibunya pun seorang pekerja keras. Untuk membantu perekonomian keluarga, ibunya menerima jahitan.
Menurut ayah lima anak ini keberhasilan yang sudah diraih harus dipertahankan dengan terus berinovasi dan menerapkan strategi tepat. Jangan pernah puas dengan apa yang sudah diraih.
"Kalau tidak mempertahankan inovasi dengan strategi yang benar, strategi yang disesuaikan dengan kemajuan zaman, bisa mengalami something menjadi nothing," kata HT.
Dia mencontohkan sop kaki kambing Pak Kumis yang terkenal di Jakarta. Namun usaha tersebut kemudian ditiru oleh kompetitor-kompetitor baru. Bertumbuhnya kompetitor tidak sebanding dengan peningkatan konsumen sop kaki kambing.
”Kerja keras saja tidak cukup. Kerja keras harus ditambah dengan kreativitas yang tinggi, inovasi yang tinggi, agar bisa menghasilkan keberhasilan yang luar biasa,” katanya.
Menurutnya, keberhasilan memerlukan proses. Keberhasilan harus dibangun, tidak bisa diraih begitu saja. “Berapa lama waktu yang dibutuhkan, itu tergantung sejauh mana implementasinya kita militan dan kita kreatif,” terangnya.
(dmd)