Pelindo IV Ground Breaking Powerplant Gas Rp30 M

Sabtu, 05 Desember 2015 - 15:34 WIB
Pelindo IV Ground Breaking...
Pelindo IV Ground Breaking Powerplant Gas Rp30 M
A A A
MAKASSAR - Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Makassar meresmikan ground breaking pembangunan mini power plant berbasis gas di terminal petikemas (TPM). Peresmian tersebut akan dihadiri 11 Gubernur se Indonesia Timur (Intim) dengan wilayah operasional usaha berada di 26 pelabuhan milik Pelindo IV.

Selain itu, juga dilakukan peresmian Direct Call atau pelayaran perdana Makassar-Hongkong dan Makassar-Dili serta peresmian alat baru RTJ yang dioperasikan di TPM. Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung mengatakan, power plant gas yang dibangun ini sebagai bagian upaya Pelindo IV menciptakan pelabuhan yang hijau, sehingga tidak ditemukan adanya emisi gas. Selain itu, bentuk efisiensi yang dilakukan perusahaan sebab power plant ini dapat menghemat penggunaan bahan bakar.

"Investasi membangun power plant ini mencapai Rp30 miliar dengan target rampung dua tahun pasca diresmikan, sementara kapasitasnya 2 ton gas dari target 10 ton gas untuk menyuplai kebutuhan semua operasional peralatan di TPM," katanya.

Doso menjelaskan, proyek ini jika terealisasi akan menjadi proyek pertama di Indonesia menggunakan power plant gas, serta menjadi percontohan untuk penerapan wajib menggunakan gas untuk semua jenis kendaraan beroperasi di areal pelabuhan.

Energi gas sangat baik dipakai untuk membuat peralatan lebih awet, sebab kalau pakai bensin akan meninggalkan oktan di kendaraan. Sementara menggunakan gas tidak menghasilkan emisi dan sangat hemat.

"Ke depannya, semua truk beroperasi di Pelindo IV harus menggunakan gas. Kami akan menyediakan koventer dan storage gasnya sehingga bisa dilakukan pengisian bahan bakar gas," jelasnya.

Sementara itu, Senior Manager Peralatan Pelindo IV, Farid Padang mengungkapkan, jika diterapkan dapat menghemat biaya operasional di TPM sebesar Rp20 miliar, khususnya untuk pembelian bahan bakar solar. Apalagi nantinya yang dipakai merupakan LNG gas milik pertamina dengan rata-rata penggunaan 1.500 kilo liter per tahunnya.

"Untuk bahan bakar solar saja per tahun operasionalnya dipakai Rp13 miliar, jika menggunakan solar per tahun dibutuhkan biaya hanya Rp1 miliar atau ada pengematan sekitar Rp12 miliar. Begitupun untuk operasional Rubber Tire Gantry (RTG) yang saat ini per tahunnya mencapai Rp7 miliar untuk 16 RTG bisa ditekan hingga Rp500 juta seiring akan dilakukan penambahan 2 RTG, serta operasional HT dari saat ini Rp2 miliar bisa dihemat hingga 200 juta,"urainya.

Program gasifikasi peralatan juga ke depannya akan diterapkan di kapal tunda dan kapal pandu. Bahkan, untuk pemanfaatan LNG bisa dipakai untuk mengopersikan AC.
(dyt)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0630 seconds (0.1#10.140)