Bappenas Fokus Benahi Spending demi Infrastruktur
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/PPN (Kepala Bappenas) Sofyan Djalil mengatakan bahwa perencanaan dalam suatu pembangunan negara harus sejalan dengan spending (pembelanjaan) yang baik dan terstruktur untuk negara.
Pasalnya, jika ini tidak berjalan dengan baik, maka akan mengakibatkan dugaan korupsi terhadap spending negara khususnya untuk wilayah-wilayah yang butuh kemajuan dalam bidang infrastruktur.
"Spending kita tentu masih banyak yang tidak tepat. Kemarin, kepala staf presiden memperluas definisi korupsi. Beliau bilang, kalau perencanaan tidak bagus akan berpotensi ke sana. Maka kita harus memperbaiki kualitas spending," jelasnya di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, dalam Investor Gathering 2015, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Ia menambahkan jika APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) Indonesia Rp 2 ribu triliun, tapi kualitas spending tidak diperbaiki pointingnya. Maka bisa menjadi masalah besar untuk kedepannya.
"Kita harus mulai dari perencanaan, lalu persiapan proyek ini punya implikasi luas. Maka mulai 2015, Bapenas akan ada pinjaman luar negeri (LN) dan kami meminta bagian dari pinjaman itu untuk proyek. Saat ini sudah ada komitmen senilai USD150 juta untuk proyek preparation," kata dia.
Selain itu, kata Sofyan, Bappenas selalu keluarkan buku Public Private Partnersip (PPP). Namun meski begitu, PPP masih lamban dalam pelaksanaannya dan terlihat jalan ditempat.
"Banyak PPP itu kelihatannya banyak yang jalan ditempat. Di PPP book, ada pelaksanaan sangat terbatas. Maka Bappenas akan fokus pada project preparation bagus, terus absorsi anggaran tinggi dan money yang dispend berkualitas. Maka, Bappenas akan fokus pada masalah itu," tandasnya.
Pasalnya, jika ini tidak berjalan dengan baik, maka akan mengakibatkan dugaan korupsi terhadap spending negara khususnya untuk wilayah-wilayah yang butuh kemajuan dalam bidang infrastruktur.
"Spending kita tentu masih banyak yang tidak tepat. Kemarin, kepala staf presiden memperluas definisi korupsi. Beliau bilang, kalau perencanaan tidak bagus akan berpotensi ke sana. Maka kita harus memperbaiki kualitas spending," jelasnya di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, dalam Investor Gathering 2015, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Ia menambahkan jika APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) Indonesia Rp 2 ribu triliun, tapi kualitas spending tidak diperbaiki pointingnya. Maka bisa menjadi masalah besar untuk kedepannya.
"Kita harus mulai dari perencanaan, lalu persiapan proyek ini punya implikasi luas. Maka mulai 2015, Bapenas akan ada pinjaman luar negeri (LN) dan kami meminta bagian dari pinjaman itu untuk proyek. Saat ini sudah ada komitmen senilai USD150 juta untuk proyek preparation," kata dia.
Selain itu, kata Sofyan, Bappenas selalu keluarkan buku Public Private Partnersip (PPP). Namun meski begitu, PPP masih lamban dalam pelaksanaannya dan terlihat jalan ditempat.
"Banyak PPP itu kelihatannya banyak yang jalan ditempat. Di PPP book, ada pelaksanaan sangat terbatas. Maka Bappenas akan fokus pada project preparation bagus, terus absorsi anggaran tinggi dan money yang dispend berkualitas. Maka, Bappenas akan fokus pada masalah itu," tandasnya.
(akr)